Loading...
Larger font
Smaller font
Copy
Print
Contents

Membina Kehidupan Abadi

 - Contents
  • Results
  • Related
  • Featured
No results found for: "".
  • Weighted Relevancy
  • Content Sequence
  • Relevancy
  • Earliest First
  • Latest First
    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents

    Pasal 20—Kentungan yang Sia-sia

    Kristus sedang mengajar, dan seperti biasa, orang lain di samping murid-murid-Nya telah berkumpul di sekitar-Nya. Ia telah berbicara kepada murid-murid tentang peristiwa-peristiwa di mana mereka akan segera melakukan bagiannya. Mereka harus menyebarkan kebenaran-kebenaran yang telah diserahkan kepada mereka dan mereka akan berada di tengah pertentangan dengan penghulu-penghulu dunia. Demi nama-Nya mereka akan dipanggil ke istana-istana dan di hadapan pemerintahan serta raja-raja. Ia telah memberikan jaminan kepada mereka tentang hikmat yang tak seorang pun dapat melawannya. Perkataannya sendiri, yang menggerakkan hati orang banyak dan membingungkan lawanlawan-Nya yang lihai, menyaksikan kuasa dan Roh yang berdiam dalam diri orang yang telah dijanjikan-Nya kepada para pengikut-Nya.MKA 189.1

    Tetapi banyak orang yang menginginkan karunia surga hanya untuk melayani maksud-maksudnya yang mementingkan diri. Mereka mengakui kuasa ajaib Kristus dalam mengemukakan kebenaran dalam terang yang lebih jelas. Mereka mendengar janji bagi para pengikut-Nya mengenai hikmat untuk berbicara di hadapan penghulu-penghulu dan pemerintahan. Apakah Ia tidak akan meminjamkan kuasa-Nya untuk kepentingan pekerjaan mereka di dunia?MKA 190.1

    “Seorang dari orang banyak itu berkata kepada Yesus: Guru, katakan kepada saudaraku supaya ia berbagi warisan dengan aku.” Melalui Musa, Allah telah memberikan petunjuk-petunjuk mengenai pembagian harta. Yang sulung menerima dua bagian dari harta bapanya, 1UI. 21:17; sedangkan sau-dara yang terlebih muda mendapat bagian yang sama. Orang ini mengira bahwa saudaranya telah menipu dia dalam pembagian warisan. Usahanya sendiri telah gagal untuk mendapat apa yang dianggapnya menjadi haknya, tetapi jika Kristus turut campur tangan, maka ia akan memperoleh bagiannya. Ia telah mendengar seruan-seruan Kristus yang mengharukan hati dan teguran-Nya yang khidmat kepada ahli-ahli Taurat dan Farisi. Kalau perkataan yang demikian dapat dituturkan kepada saudaranya, dia tidak akan berani, menolak bagian dari orang yang sedih hati ini.MKA 190.2

    Di tengah pengajaran yang khidmat yang diberikan Kristus, orang ini telah menunjukkan sifatnya yang mementingkan diri. Ia dapat menghargai kesanggupan Tuhan yang dapat menyelesaikan masalah-masalahnya bersifat sementara; tetapi kebenaran-kebenaran rohani tidak mempunyai pegangan di pikiran dan hatinya. Yang menjadi pokok pikiran baginya ialah hal memperoleh warisan. Yesus, Raja kemuliaan, yang kaya, namun demi kita menjadi miskin, telah mengungkapkan padanya permata-per-mata kasih Ilahi. Roh Kudus memohon kepadanya untuk menjadi seorang pewaris dari warisan yang “tidak dapat binasa, yang tidak dapat cemar dan yang tidak dapat layu.” 21 Ptr. 1:4;. Ia telah melihat bukti kuasa Kristus. Sekarang adalah kesempatannya untuk berbicara kepada Guru Yang Agung, untuk mengucapkan kerinduan hatinya yang paling besar. Tetapi seperti orang yang memegang penggaruk kotoran dalam kiasan Bunyan, matanya di-pusatkan ke dunia. Ia tidak melihat mahkota di kepalanya. Seperti Simon Magus, ia menilai pemberian Allah seperti suatu cara untuk mencari ke-untungan duniawi.MKA 190.3

    Tugas Juruselamat di atas dunia berjalan cepat menuju akhimya. Bebe- rapa bulan saja tinggal bagi Dia untuk menyempurnakan maksud kedatangan-Nya, dalam mendirikan kerajaan rahmat-Nya. Namun ketamakan manusia telah mencoba mengalihkan Dia dari pekerjaan-Nya, untuk me-nangani perselisihan mengenai sebidang tanah. Tetapi Yesus tidak akan diselewengkan dari tugas-Nya. Jawab-Nya ialah, “Saudara, siapakah yang telah mengangkat Aku menjadi hakim atau pengantara atas kamu?”MKA 190.4

    Yesus dapat memberitahukan kepada orang itu perkara yang sebenar-nya. Ia tahu apa yang benar dalam perkara ini; tetapi saudara bersaudara itu berselisih karena keduanya tamak. Kristus sebenarnya berkata, bu-kanlah pekerjaan-Ku untuk menyelesaikan perselisihan yang semacam itu. Ia datang untuk suatu maksud yang lain,—untuk memberitakan Injil dan dengan demikian membangunkan manusia suatu kesadaran kepada kenyataan-kenyataan yang abadi.MKA 191.1

    Dalam perlakuan Kristus terhadap perkara ini terdapat satu pelajaran bagi semua pekerja dalam nama-Nya. Ketika Ia mengirimkan kedua belas murid, Ia berkata, “Pergilah dan beritakanlah: Kerajaan Surga sudah dekat. Sembuhkanlah orang sakit; bangkitkanlah orang mati; tahirkanlah orang kusta; usirlah Setan. Kamu telah memperolehnya dengan cumacuma, karena itu berikanlah dengan cuma-cuma.” 3Mat. 10:7, 8 Mereka tidak mengurus perkara-perkara dunia dari orang banyak. Pekerjaan mereka adalah membujuk manusia untuk berdamai dengan Allah. Dalam pekerjaan ini terletak kuasa pada mereka untuk memberkati umat manusia. Satusatunya obat terhadap dosa dan kesusahan manusia adalah Kristus. Injil karunia-Nya saja yang dapat menghilangkan kejahatan yang mengutuki masyarakat. Ketidakadilan orang kaya terhadap orang miskin, kebencian orang miskin terhadap orang kaya, sama-sama berakar dalam sifat mementingkan diri dan ini dapat dihapuskan hanya perantaraan pe-nyerahan diri kepada Kristus. Ia saja, yang dapat memberikan hati baru yang penuh kasih, kepada hati mementingkan diri yang penuh dosa. Hen-daklah hamba-hamba Kristus mengkhotbahkan Injil dengan Roh yang dikirim dari surga dan bekerja sebagaimana Ia bekerja bagi kepentingan manusia. Kemudian hasil-hasil yang demikian akan ditunjukkan, dalam berkat dan pengangkatan umat manusia, sama sekali mustahil dilakukan oleh kuasa manusia.MKA 191.2

    Tuhan kita menyerang pada akar permasalahannya yang menggeli-sahkan si penanya dan mengenai semua perbantahan yang serupa, Ia berkata, “Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaannya itu.”MKA 191.3

    “Kemudian Ia mengatakan kepada mereka suatu perumpamaan kataNya, Ada seorang kaya, tanahnya berlimpah-limpah hasilnya. Ia bertanya dalam hatinya: Apakah yang harus aku perbuat, sebab aku tidak mem-punyai tempat di mana aku dapat menyimpan hasil tanahku. Lalu katanya: Inilah yang akan aku perbuat; aku akan merombak lumbung-lum-bungku dan aku akan mendirikan yang lebih besar dan aku akan menyim-pan di dalamnya segala gandum dan barang-barangku. Sesudah itu aku akan berkata kepada jiwaku: Jiwaku, ada padamu banyak barang, ter-timbun untuk bertahun-tahun lamanya; beristirahatlah, makanlah, mi-numlah dan bersenang-senanglah! Tetapi firman Allah kepadanya: Hai engkau orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari padamu dan apa yang telah kau sediakan, untuk siapakah itu nanti? De-mikianlah jadinya dengan orang yang mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri, jikalau ia tidak kaya di hadapan Allah.”MKA 192.1

    Melalui perumpamaan orang kaya yang bodoh, Kristus menunjukkan kebodohan orang yang menjadikan dunia ini kepunyaannya. Orang ini telah menerima segala sesuatu dari Allah. Matahari telah dibiarkan me-nyinari tanahnya karena cahayanya bersinar atas orang yang baik dan orang yang tidak baik. Hujan dari langit turun atas orang yang jahat mau-pun atas orang yang baik. Tuhan telah menyebabkan tumbuh-tumbuhan berkembang dan ladang-ladang membawa hasil yang limpah. Orang yang kaya bingung apa yang harus diperbuatnya dengan hasil tanahnya. Lumbung-lumbungnya penuh dan ia tidak punya tempat untuk menam-pung kelebihan dari tuaiannya. Ia tidak memikirkan tentang Allah, asai segala rahmat. Ia tidak menyadari bahwa Allah telah menjadikan dia seorang penatalayan dari harta-Nya, agar ia dapat menolong orang yang susah. Ia mempunyai kesempatan yang berbahagia menjadi pembagi sedekah Allah, tetapi ia hanya memikirkan tentang pekerjaan untuk kese-nangannya sendiri.MKA 192.2

    Keadaan orang miskin, yatim piatu, perempuan janda, orang yang sengsara, orang yang malang, dibawa ke dalam perhatian orang yang kaya itu; banyak tempat di mana ia dapat mencurahkan hasil sawahnya itu. Dengan mudah ia dapat melepaskan dirinya sebagian dari kelimpahannya dan banyak rumah tangga akan dibebaskan dari kekurangan, banyak orang yang lapar akan diberi makan, banyak orang yang telanjang diberi pakaian, banyak hati yang sedih dibuat gembira, banyak doa me-minta roti dan pakaian akan dikabulkan dan suatu lagu pujian akan naik ke surga. Tuhan telah mendengar doa orang susah, dan dari kebaikanNya Ia telah menyediakan keperluan orang miskin. 4Mzm. 68:10; Persediaan yang lim pah untuk keperluan banyak orang telah dibuat dalam berkat-berkat yang dianugerahkan kepada orang kaya. Tetapi ia menutup hatinya kepada seruan orang miskin dan berkata kepada hamba-hambanya, “Inilah yang akan aku perbuat; aku akan merombak lumbung-lumbungku dan aku akan mendirikan yang lebih besar dan aku akan menyimpan di dalamnya segala gandum dan barang-barangku. Sesudah itu aku akan berkata kepada jiwaku: Jiwaku, ada padamu banyak barang, tertimbun untuk bertahun-tahun lamanya, beristirahatlah, makanlah, minumlah dan bersenang-senanglah!”MKA 192.3

    Cita-cita orang ini tidak lebih tinggi dari cita-cita hewan yang akan binasa. Ia hidup seolah-olah tidak ada Allah, tidak ada surga, tidak ada kehidupan masa depan; seolah-olah segala sesuatu yang dia miliki adalah miliknya sendiri dan sama sekali tidak berutang kepada Allah atau ma-nusia. Penulis Mazmur menerangkan orang kaya ini ketika ia menulis, “Orang bebal berkata dalam hatinya: Tidak ada Allah.” 5Mzm. 14:1;MKA 193.1

    Orang ini telah hidup dan membuat rencana untuk dirinya sendiri. Ia melihat bahwa masa depannya tersedia berlimpah-limpah; tidak ada apaapa baginya sekarang kecuali menimbun harta dan mengecap hasil-hasil pekerjaannya. Ia menganggap dirinya sebagai diperkenan lebih dari orang lain dan memujikan dirinya atas pengurusannya yang bijaksana. Ia dihormati oleh sesama warga kotanya sebagai seorang yang mempunyai pertimbangan yang baik dan sebagai seorang warga yang makmur. Karena “orang menyanjungnya, karena ia berbuat baik terhadap dirinya sendiri.” 6Mzm. 49:19;MKA 193.2

    Tetapi “hikmat dunia ini adalah kebodohan bagi Allah.” 71 Kor. 3:19; Sementara orang kaya memandang ke tahun-tahun mendatang yang penuh kesenangan, Tuhan membuat rencana-rencana yang jauh berbeda. Berita da-tang kepada penatalayan yang tidak setia itu, “Hai engkau orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari padamu.” Di sini ada suatu masalah yang tak dapat dibeli dengan uang. Kekayaan yang telah ditim-bunnya tidak dapat membeli penundaan. Dalam sekejap saja apa yang telah dihasilkan jerih payahnya selama hidup menjadi sia-sia baginya. “Dan apa yang telah kausediakan, untuk siapakah itu nanti?” Ladangladangnya yang luas serta, lumbung-lumbung yang penuh sesak tidak dapat diawasinya lagi. “Ia . . menimbun, tetapi tidak tahu, siapa yang meraupnya nanti.” 8Mzm. 39:7; 49:20;MKA 193.3

    Satu-satunya perkara yang berharga baginya sekarang, justru tidak disimpannya. Dalam hidup untuk diri sendiri ia telah menolak kasih Ilahi yang akan mengalir keluar dalam pengasihan kepada sesama manusia. Dengan demikian ia telah menolak hidup itu sendiri. Karena Allah adalah kasih, dan kasih adalah hidup. Orang ini telah memilih perkara yang duniawi gantinya perkara rohani dan dengan perkara yang duniawi ia mati sia-sia. “Manusia yang dengan segala kegemilangannya tidak mempunyai pengertian, boleh disamakan dengan hewan yang dibinasakan.” 9.MKA 193.4

    “Demikianlah jadinya dengan orang yang mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri, jika ia tidak kaya di hadapan Allah.” Gambaran ini adalah benar untuk segala zaman. Engkau boleh membuat rencana untuk kebaikan diri sendiri saja, enekau boleh menimbun harta, enekau boleh membangun istana yang besar dan megah, seseperti para pembangun zaman Babel kuno; tetapi engkau tidak dapat membangun dinding yang begitu tinggi dan begitu kuat untuk meng-halangi jurukabar kebinasaan.MKA 194.1

    Raja Belsyazar “berpesta dalam istana,” dan “memuji-muji dewa-dewa dari emas dan perak, tembaga, besi, kayu dan batu.” Tetapi tangan dari Dia yang tidak kelihatan menulis di atas dinding kata-kata kebinasaan dan derapan pasukan musuh terdengar di gerbang istana. “Pada malam itu juea terbunuhlah Belsyazar, raja orang Kasdim itu,“ 10Dan. 5:4,30;. dan seorang raja lawannya duduk di atas takhtanya.MKA 194.2

    Hidup untuk diri sendiri berarti binasa. Ketamakan, keinginan untuk menguntungkan diri sendiri saja, memutuskan hubungan jiwa dengan kehidupan. Roh Setanlah yang hanya mau mendapat dan menarik untuk diri sendiri. Roh Kristus adalah memberi, mengorbankan diri demi kese-jahteraan orang lain. “Dan inilah kesaksian itu. Allah telah mengaruniakan hidup yang kekal kepada kita dan hidup itu ada di dalam AnakNya. Barangsiapa memiliki Anak, ia memiliki hidup; barangsiapa tidak memiliki Anak, ia tidak memiliki hidup.” 111 Yoh. 5:11,12.MKA 194.3

    Itulah sebabnya Ia berkata, “Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung pada kekayaannya itu.”MKA 194.4

    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents