BAB 56—KEBERANIAN
Hamba-hamba Allah tidak boleh putus asa karena adanya kesulitan atau perlawanan. Mereka yang memberitakan pekabaran malaikat ketiga harus berdiri dengan berani di pos mereka, di hadapan kemerosotan dan kepalsuan, bertempur dalam peperangan iman yang baik, dan melawan musuh itu dengan senjata yang digunakan Kristus, “Adalah tertulis.” Dalam krisis besar yang segera akan mereka lalui, hamba-hamba Allah akan menghadapi kekerasan hati yang sama, tekad kejam yang sama, dan kebencian keras yang sama, seperti yang dihadapi oleh Kristus dan rasul-rasul.PI 234.1
Semua yang pada hari yang jahat mau melayani Allah dengan setia sesuai dengan dorongan kata hati, akan memerlukan keberanian, keteguhan, dan pengetahuan tentang Allah dan firman-Nya; karena mereka yang benar terhadap Allah akan dianiaya, motif mereka akan dituduh, usaha mereka yang terbaik akan disalahtafsirkan, dan nama mereka dibuang sebagai orang jahat.PI 234.2
Setan akan bekerja dengan kuasa penipuannya untuk mempengaruhi hati dan mengeruhkan pengertian, menjadikan yang jahat kelihatan baik, dan yang baik kelihatan jahat. Semakin kuat dan murni iman umat Allah, dan semakin teguh tekad mereka untuk mengikut Dia, semakin ganas Setan berupaya bergerak melawan mereka melalui kemarahan mereka yang sementara mengaku orang benar, padahal menginjak-injak hukum Allah. Demikianlah diperlukan kepercayaan yang paling teguh, tekad yang gagah berani, untuk memegang teguh iman yang pernah diberikan kepada orang kudus.PI 234.3
Utusan-utusan salib harus mempersenjatai diri mereka sendiri dengan penuh kewaspadaan dan doa, dan maju terus dalam iman dan keberanian, selalu bekerja dalam nama Yesus. Mereka harus memiliki keyakinan pada Pemimpin mereka; karena waktu yang sukar berada di depan kita. Penghakiman Allah telah meluas di seluruh negeri. Bencana-bencana alam mengikut satu kepada yang lain dengan cepat berturut-turut. Segera Allah akan barkit dari tempat-Nya untuk mengguncang bumi dengan mengerikan, dan menghukum orang jahat karena kejahatan mereka. Kemudian Ia akan berdiri atas nama umat-Nya, dan akan memberikan pemeliharaan-Nya yang melin-dungi. Ia akan menaruh tangan-Nya yang kekal di sekeliling mereka, untuk melindungi mereka dari segala bahaya.PI 234.4
ldquo;Keberanian dalam Tuhan” PI 235.1
Setelah zaman berlalu pada tahun 1844, sejumnlah saudara dan saudari sedang berkumpul dalam suatu pertemuan. Semua merasa amat sedih oleh karerna kekecewaan yang menyakitkan. Tiba-tiba seorang pria masuk, sambil berseru, Berani dalam Tuhan, saudara-saudara; berani dalam Tuhan!” Ini julangnya berkali-kali, sampai setiap wajah berseri-seri, dan setiap suara diangkat dalam pujian kepada Allah.PI 235.2
Sekarang ini saya berkata kepada setiap pekerja bagi T uhan, “Berani dalam uhan. Sejak tahun 1844 saya telah memberitakan kebenaran masa kini, dan sekarang kebenaran ini samakin berharga bagi saya lebih daripada yang sebelumnya.PI 235.3
Ada yang selalu melihat pada hal-hal yang dapat ditolak dan membuat putus asa, sehingga dengan demikian keputusasaan menimpa mereka. Mereka upa bahwa seisi surga sedang menunggu untuk menjadikan mereka alat memberkati dunia; dan bahwa Tuhan Yesus adalah gudang yang tidak pernah kekurangan dari mana manusia dapat menarik kekuatan dan keberanian, Tidak perlu patah hati dan keprihatinan. Tidak ada waktu mendatang yang tidak diganggu Setan--pada jalan yang kita tempuh. Dengan demikian musuh itu berusaha menyembunyikan terang yang bersinar dari Matahari Kebenaran. Tetapi iman kita harus menembus bayang-bayang seperti ini.PI 235.4
Allah memerlukan teman-teman sekerja yang gembira, yang tidak mau putus asa dan kecewa oleh agen-agen yang melawan. Tuhan sedang memimpin kita, kita dapat maju terus dengan berani, merasa pasti bahwa Ia akan menyertai kita, sebagaimana yang dilakukan-Nya pada tahun-tahun yang silam, ketika Ia bekerja dalam keadaan lemah, namun di bawah kuasa Roh Kudus.PI 235.5
Malaikat-malaikat melayani Kristus, tetapi kehadiran mereka tidak membuat kehidupan-Nya mudah dan bebas dari pencobaan. Ia “sama dengan kita, telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa” (Ibrani 415). Jikalau para pendeta, sementara terlibat dalam pekerjaan yang ditetapkan Tuhan bagi mereka, ditimpa kesusahan dan kesukaran serta pencobaan, haruskah mereka putus asa? Haruskah mereka membuang keyakinan mereka oleh sebab pekerjaan mereka tidak selalu mendatangkan hasil-hasil yang mereka sangat ingin melihatnya? Pekerja-pekerja sejati tidak akan patah hati ketika memandang pekerjaan di hadapan mereka, walaupun mungkin hal itu sulit. Undur karena kesukaran, mengeluh di bawah kesengsaraan, menjadikan hamba-hamba Allah lemah dan tidak berdaya guna.PI 235.6
Bilamana mereka yang berdiri di garis depan pertempuran melihat bahwa peperangan Setan yang khusus diarahkan kepada mereka, maka mereka akan menyadari keperluan mereka terhadap kekuatan dari Allah, dan mereka akan bekerja dengan kekuatan-Nya. Kemenangan yang mereka raih tidak akan meninggikan mereka, melainkan akan menyebabkan mereka bersandar lebih aman pada Yang Mahakuasa. Rasa syukur yang dalam dan sungguh-sungguh akan memancar dari hati mereka, dan mereka akan bersukacita dalam kesengsaraan yang menimpa mereka ketika ditekan oleh musuh.PI 236.1
Percaya dan Hak IstimewaPI 236.2
Sekaranglah suatu waktu dan hak istimewa serta pengharapan yang kudus. Jikalau hamba-hamba Allah dengan setia memelihara kepercayaan yang diberikan kepada mereka, besarlah pahala mereka nanti ketika Tuhan kelak akan berkata, “Berilah pertanggungan jawab atas urusanmu” (Lukas 16:2). Bekerja keras dengan sungguh-sungguh, pekerjaan yang tidak mementingkan diri, usaha yang sabar, yang tabah, akan mendapat pahala yang limpah. Yesus akan mengatakan, Mulai sekarang Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, melainkan sahabat. (Lihat Yohanes 15:15). Persetujuan Tuhan tidak diberikan oleh sebab kebesaran pekerjaan yang dilaksanakan, melainkan oleh sebab kesetiaan dalam apa yang telah dilakukan. Bukanlah hasil yang kita peroleh, melainkan motif dari mana kita bertindak, yang dipertimbangkan Allah. Ia menghargai kebaikan dan kesetiaan di atas segala-galanya.PI 236.3
Saya memohon dengan sangat agar para utusan Injil Kristus jangan sekalikali putus asa, jangan pernah menganggap orang berdosa yang paling keras hatinya sebagai di luar jangkauan kasih karunia Allah. Orang yang tampaknya tidak mempunyai pengharapan dapat menerima kebenaran dengan menyukainya. Orang yang mengubah hati maausia sebagaimana air sungai dialihkan, dapat membawa jiwa yang sangat mementingkan diri, dan dikeraskan oleh dosa kepada Kristus. Adakah sesuatu yang terlampau sukar untuk Allah lakukan? “Firman-Ku,” katanya memaklumkan, “yang keluar dari mulut-Ku: tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dengan apa yang Kusuruhkan kepadanya” (Yesaya 55:11).PI 236.4
Mereka yang berusaha membangun pekerjaan di wilayah baru sering menghadapi keadaan perlunya fasilitas yang lebih baik. Pekerjaan mereka tampaknya akan terhalang karena kekurangan fasilitas ini; tetapi biarlah mereka tidak akan kehilangan iman dan keberanian mereka. Sering mereka harus melaksanakan tugas maju terus dengan sumber daya mereka yang terbatas. Sewaktu-waktu mungkin kelihatan seolah-olah mereka tidak dapat maju lebih jauh. Tetapi jikalau mereka berdoa dan bekerja dengan iman, Allah akan menjawab permohonan mereka, mengirimkan kepada mereka uang untuk kemajuan pekerjaan itu. Kesulitan akan muncul; mereka akan bertanya-tanya bagaimana mereka akan menyelesaikan apa yang harus dikerjakan. Sewaktu-waktu masa depan akan kelihatan sangat gelap. Tetapi biarlah para pekerja membawa kepada Allah janji yang dibuat-Nya, dan berterima kasih kepada-Nya atas apa yang telah dilakukan-Nya. Kemudian jalan akan dibuka di hadapan mereka, dan mereka akan dikuatkan untuk melakukan tugas pada saat itu.PI 236.5
Sedikit saja orang yang menyadari makna kata-kata Lukas bahwa ketika Paulus melihat saudara-saudaranya, “ia mengucap syukur kepada Allah, lalu kuatlah hatinya” (Kisah 28:15). Di tengah-tengah rombongan orang percaya yang menangis dan bersimpati, yang tidak merasa malu karena ia dirantai, rasul itu memuji Allah dengan nyaring. Awan kesedihan yang menyelubungi rohnya telah lenyap. Kehidupan Kristianinya merupakan kesusahan, penderitaan, kekecewaan beruntun, tetapi pada saat itu ia merasa dibayar dengan limpah. Dengan langkah yang lebih teguh dan hati yang bersukacita ia melanjutkan perjalanannya. Ia tidak akan mengeluh terhadap masa yang silam, ataupun takut terhadap masa depan. Rantai dan penderitaan menunggunya, ia memang tahu; tetapi ia juga tahu bahwa adalah kewajibannya untuk melepaskan jiwa-jiwa dari perhambaan yang nyata-nyata lebih mengerikan, dan ia bersukacita dalam penderitaannya karena Kristus.-The Acts of the Apostles, hlm. 449.PI 237.1