Loading...
Larger font
Smaller font
Copy
Print
Contents
  • Results
  • Related
  • Featured
No results found for: "".
  • Weighted Relevancy
  • Content Sequence
  • Relevancy
  • Earliest First
  • Latest First
    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents

    Bersekutu Dengan Bangsa Gibeon

    Dari Sekhem bangsa Israel kembali ke perkemahan mereka di Gilgal. Segera setelah itu di tempat ini mereka didatangi oleh satu utusan asing yang ingin mengadakan perjanjian persahabatan dengan mereka. Para utusan itu menyatakan bahwa mereka telah datang dari negeri yang jauh, dan hal ini tampak dibuktikan oleh cara penampilan mereka. Pakaian mereka sudah usang dan compang-camping, sandal mereka sudah lapuk, persediaan makanan mereka tinggal sedikit, dan botol kulit tempat anggur mereka sudah koyak-koyak dan bertambal-tambal, seakan-akan itu telah diperbaiki dengan tergesa-gesa di tengah perjalanan mereka.PB2 98.1

    Di negeri mereka yang jauh—yang menurut pengakuan mereka berada di luar perbatasan Palestina—orang banyak, kata mereka, telah mendengar tentang perbuatan-perbuatan ajaib yang telah diadakan Allah bagi umatNya, dan telah mengutus mereka mengadakan janji persahabatan dengan Israel. Bani Ibrani telah diamarkan untuk tidak mengadakan janji persahabatan dengan bangsa-bangsa penyembah berhala di negeri Kanaan, dan satu keragu-raguan terhadap kebenaran kata-kata orang asing itu timbul di dalam pikiran pemimpin-pemimpin Israel. “Barangkali adalah kamu duduk di antara kami,” kata mereka. Menjawab kata-kata ini para utusan itu hanya berkata, “Kami adalah hamba-hambamu.” Tetapi pada waktu Yusak secara langsung bertanya kepada mereka, “Siapakah kamu ini? dan dari mana kamu datang?” mereka mengulangi kembali ucapan mereka, dan menambah-kannya, sebagai bukti daripada kesungguh-sungguhan mereka, “Adapun roti patik ini adalah lagi panas pada masa patik mengambil dia dari dalam rumah akan bekal, pada masa patik berjalan hendak mendapatkan tuanku, maka sekarang, tengok apalah bagaimana kering dan berlapuk adanya. Adapun kirbat bekas air anggur ini telah patik isikan lagi baharu-baharu, tengok apalah bagaimana koyak adanya, dan pakaian patik ini dan kasut patik ini telah menjadi buruk dari sebab perjalanan yang amat jauh.”PB2 98.2

    Segala keterangan ini berhasil. Bangsa Ibrani “tidak bertanyakan nasihat dari Tuhan. Dan Yusak berdamailah dengan mereka itu, serta dijanjikannya kepadanya hendak menghidupi mereka itu, demikian segala penghulu sidang itu bersumpah setia dengan mereka itu.” Dengan demikian mereka telah mengadakan satu perjanjian persahabatan. Tiga hari sesudah itu kebenarannya baru diketahui. “Kedengaranlah kabar kepadanya mengatakan orang itu adalah duduk dekat-dekat dan di antaranya.” Mengetahui bahwa adalah mustahil melawan bangsa Ibrani, orang-orang Gibeon telah menggunakan tipu daya untuk memelihara kehidupan mereka.PB2 99.1

    Besarlah kemarahan bangsa Israel apabila mereka mengetahui akan tipu daya yang telah diadakan terhadap mereka. Dan hal ini telah bertambah lagi apabila, setelah tiga hari perjalanan, mereka tiba di kota-kota di negeri Gibeon, berdekatan dengan pusat negeri itu. “Segenap perhimpunan itu bersungut-sungut terhadap penghulu-penghulu itu,” tetapi mereka tidak mau membatalkan perjanjian persahabatan itu, sekalipun hal itu telah diadakan melalui tipu daya, oleh sebab mereka telah “bersumpah kepada mereka dengan nama Tuhan Allah Israel.” “Dan bani Israelpun tidak membunuh mereka itu.” Bangsa Gibeon telah menjanjikan diri mereka untuk meninggalkan penyembahan berhala, dan menerima perbaktian kepada Tuhan; dan dibiarkannya mereka hidup bukanlah satu pelanggaran terhadap perintah Allah untuk membinasakan bangsa Kanani yang menyembah berhala itu. Oleh sebab itu bangsa Israel melalui sumpah mereka tidak berjanji untuk melakukan dosa. Dan sekalipun sumpah itu telah diadakan melalui tipu daya, hal itu tidak boleh diabaikan. Tanggung jawab yang sudah diadakan melalui sumpah—jikalau itu tidak menuntut dia untuk berbuat sesuatu yang salah—harus dianggap suci. Tidak ada pertimbangan mencari untung, atau pembalasan, atau kepentingan diri yang dengan cara apapun dapat mengubah berlakunya satu sumpah atau janji. “Bahwa lidah bercabang itu kebencian kepada Tuhan.” Amsal Solaiman 12:22. Ia yang “akan naik ke atas bukit Tuhan,” dan “berdiri di dalam tempatNya yang suci,” adalah “ia yang sudah berjanji pakai sumpah, jikalau menjadi ruginya sekalipun tiada juga diubahkannya.” Mazmur 24:3; 15:4.PB2 99.2

    Bangsa Gibeon dibiarkan hidup, tetapi terikat sebagai hamba-hamba kepada kaabah, untuk melaksanakan pekerjaan yang rendah. “Maka pada hari itu juga dijadikan Yusak akan mereka itu pembelah kayu dan penimba air bagi sidang itu dan bagi mezbah Tuhan pada tempat yang dipilih Tuhan.” Syarat-syarat ini diterima dengan rasa syukur oleh mereka, menyadari bahwa mereka telah berbuat kesalahan, dan dengan gembira memperoleh hidup dengan syarat apapun juga. “Bahwasanya patik sekalian ini adalah dalam kuasa tuanku. Barang yang baik dan yang benar kepada pemandangan taunku, hendaklah tuanku perbuat akan patik,” kata mereka kepada Yusak. Selama berabad-abad keturunan mereka ikut dalam pelayanan dalam pekerjaan kaabah.PB2 99.3

    Wilayah orang Gibeon terdiri dari empat buah kota. Bangsa itu tidak berada di bawah pemerintahan seorang raja, melainkan diperintah oleh tua-tua, atau satu majelis. Gibeon, kota mereka yang paling penting, “adalah satu kota yang besar dan merupakan salah satu kota bangsawan,” “dan semua orangnya adalah orang-orang yang berani.” Adalah merupakan satu bukti yang nyata tentang adanya kegentaran terhadap Israel yang telah memenuhi penduduk negeri Kanaan, sehingga penduduk dari kota yang seperti itu mau menggunakan cara yang amat hina itu asal saja mereka bisa dibiarkan hidup.PB2 100.1

    Tetapi sebenarnya akan lebih baik lagi bagi orang-orang Gibeon kalau saja mereka telah berlaku jujur terhadap bangsa Israel. Sementara penyerahan mereka kepada Tuhan telah menyelamatkan hidup mereka, tipu daya mereka telah mendatangkan kehinaan serta perhambaan terhadap diri mereka. Allah telah mengadakan satu ketentuan bahwa semua orang yang mau meninggalkan kekapiran, dan menggabungkan dirinya dengan Israel, akan memperoleh berkat-berkat dari perjanjian itu. Mereka termasuk kepada golongan, “orang dagang yang berada di tengah-tengah kamu,” dan dengan beberapa pengecualian golongan ini harus ambil bahagian yang sama terhadap segala kesempatan dan keuntungan-keuntungan bersama dengan Israel. Perintah Tuhan adalah:PB2 100.2

    “Maka apabila seorang dagang duduk menumpang di antara kamu dalam negerimu jangan kamu mengusik akan dia. Biarlah orang dagang yang duduk menumpang di antara kamu itu dipandang olehmu bagaikan anak bumi juga dan dikasihi olehmu bagaikan kasih kamu akan dirimu sendiri.” Imamat 19:33, 34. Mengenai Paskah dan persembahan korban, telah diperintahkan, “Bagi kamu yang daripada sidang itu, dan bagi orang dagang yang menumpang di antara kamu adalah hukum satu jua, . . . seperti bagi kamu, demikianpun bagi orang dagang di hadapan hadirat Tuhan.” Bilangan 15:15.PB2 100.3

    Demikianlah sebenarnya kedudukan atas mana orang Gibeon dapat diterima, jikalau bukan karena tipu daya yang telah mereka lakukan. Bukanlah satu kehinaan yang kecil kepada warga negara “dari satu kota bangsawan,” “semua orangnya berani-berani,” untuk dijadikan sebagai pembelah kayu dan penimba air sepanjang generasi mereka. Tetapi mereka telah menggunakan jubah kemiskinan dengan maksud menipu, dan itupun telah dilekatkan kepada mereka sebagai satu tanda perhambaan untuk selama-lamanya. Dengan demikian sepanjang generasi mereka keadaan perhambaan mereka akan menyaksikan kebencian Allah terhadap dusta.PB2 100.4

    Penyerahan Gibeon terhadap bangsa Israel telah menimbulkan rasa kecewa di kalangan raja-raja Kanani. Dengan segera langkah-langkah diambil untuk membalas mereka yang telah berdamai dengan penyerang-penyerang itu. Di bawah pimpinan Adoni Zedek, raja Yerusalem, lima dari antara raja-raja Kanani telah bersekongkol melawan Gibeon. Gerakan mereka sangat cepat. Orang Gibeon tidak bersedia bertahan, dan merekapun telah mengirimkan satu kabar kepada Yusak di Gilgal: “Jangan apalah tuanku lepaskan tangan tuanku daripada patik, melainkan hendaklah tuanku bersegera-segera datang membantu patik dan melepaskan patik daripada musuh, karena segala raja orang Amori yang duduk di pegunungan itu telah sepakat hendak menempuh patik”. Bahaya itu mengancam bukan hanya orang Gibeon saja tetapi juga Israel. Kota ini menguasai jalan-jalan yang menuju ke bahagian tengah dan selatan Palestina, dan ini harus direbut jikalau mau menaklukkan kota itu.PB2 101.1

    Dengan segera Yusak bersiap sedia menolong orang Gibeon. Penduduk kota yang telah dikepung itu merasa takut bahwa ia akan menolak permintaan mereka, oleh sebab tipu daya yang pernah mereka lakukan, tetapi oleh sebab mereka telah menyerahkan diri kepada penguasaan Israel, dan telah menerima perbaktian kepada Allah, ia merasa dirinya berada di bawah tanggung jawab untuk melindungi mereka. Kali ini ia tidak bertindak tanpa nasihat ilahi, dan Tuhan mendorong dia dalam usaha ini. “Janganlah takut terhadap mereka,” adalah pekabaran ilahi; “karena Aku telah menyerahkan mereka ke dalam tanganmu; tidak ada seorangpun di antara mereka yang akan tahan berdiri di hadapanmu.” “Lalu berangkatlah Yusak dari Gilgal, baik ia baik segala rakyat yang sertanya, semuanya orang yang tahu berperang.”PB2 101.2

    Dengan mengadakan perjalanan sepanjang malam ia telah berhasil membawa tentaranya ke hadapan Gibeon keesokan harinya. Sebelum penghulupenghulu yang bersekutu itu sempat mengerahkan tentara mereka untuk menyerang kota itu Yusak telah berhadapan dengan mereka. Penyerangan itu telah mengakibatkan kehancuran total atas penyerang-penyerang itu. Bala tentara yang besar itu melarikan diri di hadapan Yusak dan terus berlari mendaki gunung terus sampai ke Bait-horon; dan setelah tiba di puncaknya mereka turun dengan cepatnya ke lereng sebelahnya. Di tempat ini hujan batu yang dahsyat telah menimpa mereka. “Tuhan telah me-nurunkan hujan batu-batu besar dari langit, . . . maka orang yang mati kena hujan air beku itu terlebih banyak daripada orang yang dibunuh oleh bani Israel dengan pedang.”PB2 101.3

    Sementara bangsa Amori meneruskan pelarian mereka, dengan maksud mencari perlindungan di bawah gunung batu, Yusak, yang melihatnya dari lereng gunung itu, mengetahui bahwa hari itu sudah terlalu singkat untuk dapat melaksanakan pekerjaannya. Jikalau tidak dihancurkan seluruhnya, musuh mereka itu akan berkumpul kembali, dan memperbaharui penyerangan mereka. “Kemudian berkatalah Yusak kepada Tuhan, . . . dan ia berbicara di hadapan Israel, Hai Matahari, berhentilah engkau di Gibeon; dan engkau hai Bulan, di lembah Ajalon. Maka mataharipun berhentilah dan bulanpun tetaplah sampai sudah orang banyak itu membalas musuhnya. . . . Maka mataharipun berhentilah di tengah-tengah langit dan tiada bersegera ia masuk sehari suntuk.”PB2 102.1

    Sebelum senja datang, janji Allah kepada Yusak telah digenapi. Seluruh bala tentara musuh telah diberikan ke tangannya. Peristiwa yang terjadi pada hari itu tinggal lama di dalam ingatan bangsa Israel, “Maka belum pernah ada hari yang demikian, dahulupun tiada kemudianpun tiada, bahwa diluluskan Tuhan kata seorang manusia begitu, karena Tuhanpun berperang akan ganti Israel.” “Bahwa matahari dan bulanpun berhentilah pada tempat kediamannya; dengan terang berjalanlah segala anak panahmu, dengan cahayapun pendahanmu yang gemerlap. Dengan murka Engkau sudah menjalani tanah itu dan dengan amarah Engkau sudah mengirik segala orang kapir. Bahwa Engkau sudah keluar akan membantu umatMu.” Habakuk 3:11-13.PB2 102.2

    Roh Allah telah mengilhami doa Yusak, agar supaya bukti dapat lagi diberikan tentang kuasa Allah Israel. Oleh sebab itu permohonan itu tidaklah menunjukkan adanya ketekeburan di pihak pemimpin besar itu. Yusak telah menerima janji bahwa Allah pasti akan menghancurkan musuh-musuh Israel ini, namun demikian ia telah berusaha dengan sungguh-sungguh seolah-olah sukses bergantung hanya kepada bala tentara Israel saja. Ia telah berbuat segala sesuatu menurut kemampuan tenaga manusia, dan kemudian ia berseru dengan iman untuk meminta pertolongan ilahi. Rahasia sukses adalah gabungan kuasa ilahi dengan usaha manusia. Mereka yang memperoleh hasil yang terbesar adalah orang-orang yang bergantung sepenuhnya kepada Lengan Yang Mahakuasa. Orang yang telah memerintahkan, “Hai Matahari berhentilah di Gibeon; dan engkau Bulan, di lembah Ajalon,” adalah orang yang selama berjam-jam tersungkur di atas bumi dalam doa di perkemahan di Gilgal. Orang yang suka berdoa adalah orang yang berkuasa.PB2 102.3

    Mujizat yang hebat ini menyaksikan bahwa benda ciptaan itu berada di bawah pengendalian Khalik itu. Setan berusaha menyembunyikan dari manusia campur tangan ilahi di dalam dunia benda—untuk menyembunyikan dari pandangan mata manusia pekerjaan Tuhan yang tidak mengenal lelah itu. Di dalam mujizat ini semua orang yang meninggikan alam di atas Allahnya alam telah ditempelak.PB2 102.4

    Atas kehendakNya sendiri Allah telah memerintahkan tenaga alamiah untuk menghancurkan kekuatan musuh-musuhNya, “api dan hujan air beku; salju dan uap; angin ribut, yang melakukan firmanNya.” Mazmur 148:8. Pada waktu bangsa kapir Amori itu telah bertekad melawan maksudmaksud Allah, Ia telah campur tangan, dengan melontarkan “batu-batu besar dari langit” ke atas musuh-musuh Israel. Kepada kita telah diberitahukan tentang satu peperangan yang lebih besar yang akan terjadi di bahagian terakhir sejarah dunia ini, apabila “Tuhan telah membukakan gedung senjataNya, dan dikeluarkanNya segala alat senjata murkaNya.” Yeremiah 50:25. “Sudahkah engkau,” tanyaNya, “sampai ke perbendaharaan salju? Sudahkah engkau melihat gedung hujan air beku? yang kutaruh sampai pada masa kesukaran, sampai kepada hari perang dan melawan musuh?” Ayub 38:22, 23.PB2 103.1

    Penulis buku Wahyu menggambarkan kehancuran yang akan terjadi apabila “suara yang besar dari dalam kaabah sorga itu” mengumumkan, “Sudahlah genap.” Ia berkata, “Maka turunlah hujan batu lebat menimpa manusia, berat ketulnya lebih kurang setalenta.” Wahyu 16:17,21.PB2 103.2

    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents