Loading...
Larger font
Smaller font
Copy
Print
Contents

Para Nabi Dan Raja

 - Contents
  • Results
  • Related
  • Featured
No results found for: "".
  • Weighted Relevancy
  • Content Sequence
  • Relevancy
  • Earliest First
  • Latest First
    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents

    29 - Para Duta Dari Babilon

    DI TENGAH-TENGAH kejayaan pemerintahan Raja Hizkia tiba-tiba ia diserang suatu penyakit yang membawa maut. “Sakit dan hampir mati,” penyakitnya ini adalah di luar kemampuan manusia untuk menyembuhkannya. Pengharapan terakhir yang sisa tampaknya lenyap ketika nabi Yesaya muncul di hadapannya dengan berita, “Beginilah Firman Tuhan, Sampaikanlah pesan terakhir kepada keluargamu, sebab engkau akan mati, tidak akan sembuh lagi.” Yesaya 38:1.PR 194.1

    Secara manusia tampaknya sudah gelap sama sekali; namun raja itu masih dapat berdoa kepada satu Oknum yang sejak dahulu kala menjadi “tempat perlindungan dan kekuatannya, sebagai penolong dalam kesesakan sangat terbukti.” Mazmur 46:1. Maka dengan demikian “Hizkia memalingkan mukanya ke arah dinding dan ia berdoa kepada Tuhan, Ah Tuhan, ingatlah kiranya bahwa aku telah hidup di hadapan-Mu dengan setia dan dengan tulus hati dan bahwa aku telah melakukan apa yang baik di mata-Mu. Kemudian menangislah Hizkia dengan sangat.” 2 Raja-raja 20:2, 3.PR 194.2

    Sejak zaman Daud tidak ada raja yang memerintah yang telah membangun kerajaan Allah sedemikian hebatnya dalam masa kemurtadan dan keputusasaan selain daripada yang dilakukan Hizkia. Raja yang hendak mati itu telah melayani Allahnya dengan setia, dan telah menguatkan keyakinan bangsa itu terhadap Yehova sebagai Raja Agung mereka. Sekarang, sama seperti Daud ia dapat memohon:PR 194.3

    font kecilPR 194.4

    “Biarlah doaku datang ke hadapan-Mu:
    Sendengkanlah telinga-Mu kepada teriakku;
    Sebab jiwaku kenyang dengan malapetaka,
    Dan hidupku sudah dekat dunia orang mati.”
    PR 194.5

    Mazmur 8 8:3, 4.

    “Sebab Engkaulah harapanku, ya Tuhan:
    Kepercayaanku sejak masa muda.
    Kepada-Mulah aku bertopang mulai dari kandungan.”
    “Janganlah membuang aku pada masa tuaku.”
    “Ya Allah, janganlah jauh daripadaku:
    Allahku, segeralah menolong aku.”
    “Ya Allah, janganlah meninggalkan aku;
    Supaya aku memberitakan kuasa-Mu kepada angkatan ini,
    Keperkasaan-Mu kepada semua orang yang akan datang.”
    PR 194.6

    Mazmur 71:5, 6, 9, 12, 18.

    Ia yang “tak habis-habisnya rahmat-Nya,” mendengar akan doa hamba-Nya. Ratapan 3:22. “Tetapi Yesaya belum lagi ke luar dari pelataran tengah, tiba-tiba datanglah Firman Tuhan kepadanya, Baliklah dan katakanlah kepada Hizkia raja umat-Ku, Beginilah Firman Tuhan, Allah Daud, bapa leluhurmu: Telah Kudengar doamu dan telah Kulihat air matamu; sesungguhnya Aku akan menyembuhkan engkau, pada hari yang ketiga engkau akan pergi ke rumah Tuhan. Aku akan memperpanjang hidupmu lima belas tahun lagi dan Aku akan melepaskan engkau dan kota ini dari tangan raja Asyur; Aku akan memagari kota ini oleh karena Aku dan oleh karena Daud, hamba-Ku.” 2 Raja-raja 20:4-6.PR 194.7

    Dengan gembira nabi itu kembali membawa kata-kata kepastian dan pengharapan. Dengan mengatakan bahwa sebuah kue ara akan diletakkan pada bagian yang sakit, maka Yesaya menyampaikan kepada raja itu berita tentang rahmat dan pemeliharaan Allah.PR 195.1

    Sama seperti Musa di tanah Midian, sama seperti Gideon di depan utusan surga, sama seperti Elisa sebelum tuannya diangkat, Hizkia meminta tanda bahwa berita itu datangnya dari surga. “Apakah yang akan menjadi tanda,” ia bertanya kepada nabi itu, “bahwa Tuhan akan menyembuhkan aku, dan bahwa aku akan pergi ke rumah Tuhan pada hari yang ketiga?”PR 195.2

    “Inilah yang akan menjadi tanda bagimu dari Tuhan,” jawab nabi itu, “bahwa Tuhan akan melakukan apa yang telah dijanjikan-Nya: Akan majukah bayang-bayang itu sepuluh tapak atau akan mundur sepuluh tapak?” “Itu perkara ringan,” jawab Hizkia, “bagi bayang-bayang itu untuk memanjang sepuluh tapak: sebaliknya, biarlah bayang-bayang itu mundur ke belakang sepuluh tapak.”PR 195.3

    Hanyalah dengan pengaturan Allah secara langsung sehingga bayang-bayang matahari itu dapat terbalik ke belakang sepuluh tapak; dan inilah yang akan menjadi tanda bagi Hizkia bahwa Tuhan telah mendengar akan doanya. Tepat demikian, “berserulah nabi Yesaya kepada Tuhan, maka dibuat-Nyalah bayang-bayang itu mundur ke belakang sepuluh tapak, yang sudah dijalani bayang-bayang itu pada penunjuk matahari buatan Ahas”. Ayat 8-11.PR 195.4

    Dipulihkan kepada kekuatannya yang semula, raja Yehuda itu mengakui dalam kata-kata nyanyian kemurahan Yehova, dan memaklumkan untuk memanfaatkan sisa umur hidupnya dalam pelayanan sukarela kepada Raja segala raja. Ucapan syukurnya sebagai pengakuan terhadap kasih setia Allah yang ditunjukkan padanya adalah suatu ilham kepada semua orang yang rindu menggunakan usia kehidupan mereka demi kemuliaan Khalik mereka.PR 195.5

    font kecilPR 195.6

    “Aku ini berkata:
    Dalam pertengahan umurku aku harus pergi,
    Ke pintu gerbang dunia orang mati aku dipanggil:
    Untuk selebihnya dari hidupku.

    PR 195.7

    “Aku berkata:
    Aku tidak akan melihat Tuhan lagi Di negeri orang-orang yang hidup,
    Aku tidak akan melihat seorang pun lagi di antara penduduk dunia.
    “Pondok kediamanku dibongkar dan dibuka seperti kemah gembala:
    Seperti tukang tenun menggulung tenunannya
    PR 195.8

    “Aku mengakhiri hidupku:
    Tuhan memutus nyawaku dari benang hidup:

    “Dari siang sampai malam Engkau membiarkan aku begitu saja,
    Aku berteriak minta tolong sampai pagi;
    Seperti singa demikianlah Tuhan menghancurkan segala tulang-tulangku;

    “Dari siang sampai malam Engkau membiarkan aku begitu saja;
    Seperti burung layang-layang demikianlah aku menciap-ciap:
    Suaraku redup seperti suara merpati:
    Mataku habis menengadah ke atas:
    Ya Tuhan pemerasan terjadi kepadaku; jadilah jaminan bagiku.

    “Apakah yang akan kukatakan dan kuucapkan kepada Tuhan,
    Bukankah Dia yang telah melakukannya?
    Aku sama sekali tidak dapat tidur karena pahit pedihnya perasaanku.

    “Ya Tuhan, karena inilah hatiku mengharapkan Engkau,
    Tenangkanlah rohku, buatlah aku sehat, buatlah aku sembuh.

    “Sesungguhnya, penderitaan yang pahit menjadi keselamatan bagiku;
    Engkaulah yang mencegah jiwaku daripada lubang kebinasaan.
    Sebab Engkau telah melemparkan segala dosaku jauh dari hadapan-Mu.

    “Sebab dunia orang mati tidak dapat mengucap syukur kepada-Mu,
    Dan maut tidak dapat memuji-muji Engkau:
    Orang-orang yang turun ke liang kubur tidak menanti-nantikan kesetiaa
    “Tetapi hanyalah orang yang hidup, dialah yang mengucap syukur kepada-Mu,

    Seperti aku pada hari ini; seorang bapa memberitahukan
    kesetiaan-Mu
    Kepada anak-anaknya.

    “Tuhan telah datang menyelamatkan aku:
    Kami hendak main kecapi,
    Seumur hidup kami di rumah Tuhan.”
    PR 196.1

    Yesaya 38:10-20.

    Di lembah-lembah Tigris dan Efrat yang subur, di sana tinggal satu bangsa yang pada waktu itu dikenal sebagai bangsa Asyiria, yang telah ditentukan untuk memerintah dunia. Di antara bangsa ini terdapat orang-orang pintar yang menaruh banyak perhatian terhadap penyelidikan kepada perbintangan; maka ketika mereka memperhatikan bahwa bayang pada pengukur waktu dengan memakai bayangan matahari telah terbalik sepuluh derajat, mereka sangat takjub. Raja yang bernama Merodakhbaladan, setelah mengetahui bahwa mukjizat ini terjadi sebagai tanda untuk raja Yehuda bahwa Allah yang di surga telah mengaruniakan kepadanya suatu kehidupan baru, maka ia mengirimkan duta-duta kepada Hizkia untuk menyampaikan selamat kepadanya atas kesembuhannya, dan hendak mempelajari sekiranya mungkin lebih banyak tentang Allah yang dapat membuat mukjizat yang begitu besar.PR 196.2

    Kunjungan utusan-utusan raja dari negeri yang jauh ini memberikan kesempatan kepada Hizkia untuk meninggikan Allah yang hidup itu. Betapa mudahnya baginya untuk menceritakan tentang Allah kepada mereka sebenarnya, penjaga semua perkara yang diciptakan, yang olehnya kehidupannya sendiri telah diperpanjang ketika segala pengharapan yang lain telah sirna! Alangkah tepatnya perubahan yang seharusnya terjadi sekiranya para pencari kebenaran ini yang datang dari lembah-lembah Khaldea telah diperkenalkan kepada pemerintah yang agung yaitu Allah yang hidup!PR 197.1

    ketgamPR 197.2

    Dalam kesombongan atas kekuasaannya, Raja Hizkia menunjukkan kepada tamu-tamunya segala kekayaan dari kerajaannya. Dia kehilangan kesempatan untuk memuliakan Allah.PR 197.3

    Tetapi kecongkakan dan sifat ingin dipuji menguasai hati Hizkia, dan di dalam meninggikan diri sendiri ia membuka perbendaharaan kekayaan yang diberikan Allah kepada umat-Nya, di depan mata orang yang serakah. Sang raja bersukacita “lalu diperlihatkannyalah kepada mereka gedung harta bendanya, emas dan perak, rempah-rempah dan minyak yang berharga, segenap gedung persenjataannya dan segala yang terdapat dalam perbendaharaannya; tidak ada barang yang tidak diperlihatkan Hizkia kepada mereka di istananya dan di seluruh daerah kekuasaannya.” Yesaya 39:2. Ia melakukan hal ini bukan untuk memuliakan Allah, tetapi semata-mata untuk meninggikan dirinya sendiri di mata pangeran-pangeran asing. Ia sama sekali tidak memikirkan bahwa orang-orang ini adalah utusan-utusan dari suatu bangsa yang berkuasa yang tidak takut juga tidak mengasihi Allah di dalam hatinya, sehingga adalah merupakan tindakan gegabah menjadikan mereka sebagai orang yang dipercayainya sehubungan dengan kekayaan bangsa itu yang bersifat sementara.PR 197.4

    Kunjungan para duta itu bagi Hizkia adalah suatu ujian terhadap rasa syukur dan pengabdiannya. Catatan mengatakan, “Demikianlah juga ketika utusan-utusan raja-raja Babel datang kepadanya untuk menanyakan tentang tanda ajaib yang telah terjadi di negeri, ketika itu Allah meninggalkan dia untuk mencobainya, supaya diketahui segala isi hatinya.” 2 Tawarikh 32:31. Sekiranya Hizkia memanfaatkan kesempatan yang diberikan kepadanya untuk menyaksikan kuasa, kebajikan, belas kasihan, Allah orang Israel, maka laporan para utusan itu akan merupakan sebagai terang yang menembusi kegelapan. Tetapi ia membesarkan dirinya sendiri di atas Tuhan serwa sekalian alam. Hizkia “tidak berterima kasih atas kebaikan yang ditunjukkan kepadanya, karena ia menjadi angkuh.” 2 Tawarikh 32:25.PR 197.5

    Betapa berbahayanya akibat yang akan terjadi kemudian! Kepada nabi Yesaya dinyatakan bahwa utusan-utusan yang kembali itu membawa laporan mengenai kekayaan yang mereka telah lihat, sehingga raja Babel dan para penasihatnya hendak merencanakan untuk menambah kekayaan negara mereka dengan kekayaan yang terdapat di Yerusalem. Hizkia sangat berdosa dalam hal ini; “sehingga ia dan Yehuda dan Yerusalem ditimpa murka.” 2 Tawarikh 32:25.PR 197.6

    “Kemudian datanglah nabi Yesaya kepada Hizkia dan bertanya kepadanya, Apakah yang telah dikatakan orang-orang ini? Dari manakah mereka datang? Jawab Hizkia, mereka datang dari negeri yang jauh, dari Babel. Lalu tanyanya lagi, Apakah yang telah dilihat mereka di istanamu? Jawab Hizkia, semua yang ada di istanaku telah mereka lihat. Tidak ada barang yang tidak kuperlihatkan kepada mereka di perbendaharaanku.PR 198.1

    “Lalu Yesaya berkata kepada Hizkia, Dengarkanlah Firman Tuhan semesta alam: Sesungguhnya, suatu masa akan datang, bahwa segala yang ada dalam istanamu dan yang disimpan oleh nenek moyangmu sampai hari ini akan diangkut ke Babel. Tidak ada barang yang akan ditinggalkan, demikianlah Firman Tuhan. Dan dari keturunanmu yang akan kau peroleh, akan diambil orang untuk menjadi sida-sida di istana raja Babel.PR 198.2

    Hizkia menjawab kepada Yesaya, Sungguh baik Firman Tuhan yang engkau ucapkan itu.” Yesaya 39:3-8.PR 198.3

    Dengan penuh penyesalan, “Hizkia merendahkan diri bersama-sama dengan penduduk Yerusalem, sehingga murka Tuhan tidak menimpa mereka pada zaman Hizkia.” 2 Tawarikh 32:26. Tetapi benih kejahatan telah ditaburkan, dan pada waktunya akan bertumbuh dan memberikan suatu penuaian kehancuran dan malapetaka. Selama tahun-tahunnya yang tersisa, raja Yehuda itu menikmati kemakmuran yang besar oleh sebab keteguhan tujuannya untuk menebus kesalahannya di masa yang silam dan untuk menghormati nama Allah yang disembahnya; namun imannya haruslah diuji dengan keras, dan ia harus belajar bahwa hanyalah dengan berharap sepenuhnya kepada Yehova ia dapat berharap untuk memperoleh kemenangan atas kuasa-kuasa kegelapan yang mengincar kebinasaannya dan kebinasaan tuntas rakyatnya. Riwayat kegagalan Hizkia untuk membuktikan dengan benar siapa yang dipercayainya pada waktu para utusan itu datang berkunjung, adalah mengandung suatu pelajaran penting bagi semua orang. Lebih banyak daripada yang kita lakukan, kita perlu membicarakan tentang pasal-pasal yang indah dalam pengalaman kita, tentang rahmat dan kasih kemurahan Allah, tentang kasih Juruselamat yang tiada taranya itu. Bilamana hati dan pikiran dipenuhi dengan kasih Allah, maka tidak akan sulit untuk menyertakan apa yang masuk ke dalam kehidupan rohani. Pemikiran-pemikiran benar, pandangan-pandangan mulia, pengertian-pengertian yang jelas terhadap kebenaran, maksud dan tujuan yang tidak mementingkan diri, kerinduan terhadap kesalehan dan kesucian, akan mendapat pernyataan dalam perkataan yang menyatakan tabiat yang terkandung dalam hati.PR 198.4

    Mereka yang bergaul dengan kita dari hari ke sehari memerlukan pertolongan kita dan tuntunan kita. Mungkin dalam keadaan pikiran yang sedemikian rupa bahwa satu perkataan yang diucapkan pada waktunya akan menjadi sebagai sebuah paku pada suatu tempat yang pasti. Besok beberapa dari jiwa-jiwa ini mungkin sudah berada di tempat yang kita tidak dapat capai lagi. Bagaimanakah pengaruh kita terhadap orang-orang yang mengadakan perjalanan ini?PR 198.5

    Kehidupan setiap hari dimuati dengan tanggung jawab yang harus kita pikul. Setiap hari, perkataan dan perbuatan kita mengadakan kesan terhadap mereka dengan siapa kita bergaul. Betapa besar kebutuhan itu sehingga kita harus menjaga bibir kita dan menjaga langkah kita dengan hati-hati! Satu gerakan yang lalai, satu langkah yang sembrono, maka gelombang menghempaskan pencobaan yang kuat dapat melanda satu jiwa tenggelam sampai ke dalam dasar di bawah. Kita tidak dapat mengingat pikiran-pikiran yang kita telah tanamkan ke dalam pikiran manusia. Jikalau pemikiran-pemikiran itu jahat, maka mungkin kita telah membuat serentetan keadaan dalam gerakan, suatu air pasang kejahatan, di mana kita tidak berdaya melawannya. Dengan kata lain, jikalau dengan teladan kita, kita menolong orang lain dalam mengembangkan prinsip-prinsip yang baik, maka kita memberi mereka kuasa untuk berbuat baik. Ada giliran mereka memberikan pengarahan bermanfaat yang sama ke atas orang lain. Dengan demikian beratus-ratus bahkan beribu-ribu orang ditolong oleh pengaruh kita yang tidak disadari. Pengikut Kristus yang sejati menguatkan tujuan-tujuan baik semua orang yang berhubungan dengan Dia. Di hadapan dunia yang tidak percaya, yang mengasihi dosa, ia menyatakan kuasa karunia Allah dan kesempurnaan tabiat-Nya.PR 198.6

    ketgamPR 199.1

    Pada zaman Hosea, bangsa Israel menyembah baal, gantinya menyembah Allah yang benar. Kemudian tentara Asyur membongkar gerbang-gerbang lalu menawan orang-orang Israel.PR 199.2

    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents