Loading...
Larger font
Smaller font
Copy
Print
Contents

Para Nabi Dan Raja

 - Contents
  • Results
  • Related
  • Featured
No results found for: "".
  • Weighted Relevancy
  • Content Sequence
  • Relevancy
  • Earliest First
  • Latest First
    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents

    57 - Pembaruan

    DENGAN KHIDMAT dan secara umum orang-orang Yehuda telah berjanji sendiri untuk menurut hukum Allah. Tetapi ketika pengaruh Ezra dan Nehemia pada suatu waktu lenyap, banyak orang yang meninggalkan Tuhan. Nehemia telah pulang ke Persia. Sementara ia tidak berada di Yerusalem, kejahatan merembes sehingga dengan demikian mengancam untuk menyesatkan bangsa itu. Para penyembah berhala bukan saja memperoleh tempat berpijak di dalam kota, melainkan dengan kehadiran mereka pelataran-pelataran bait suci dicemarkan. Melalui perkawinan campuran, suatu persahabatan telah terjalin di antara Eliasib imam besar dan Tobia orang Amon, musuh besar orang Israel. Sebagai akibat persekutuan yang tidak terpuji ini, Eliasib telah mengizinkan Tobia untuk tinggal di suatu ruangan yang ada di pelataran bait suci itu, yang selama ini digunakan sebagai gudang tempat menyimpan persepuluhan dan persembahan bangsa itu.PR 389.1

    font kecilPR 389.2

    Pasal ini berdasarkan Nehemia 13PR 389.3

    Oleh sebab kekejaman dan pengkhianatan bangsa Amon dan Moab terhadap bangsa Israel, maka Allah telah memaklumkan melalui Musa bahwa mereka tidak boleh diterima menjadi jemaah-Nya sampai selama-lamanya. Lihat Ulangan 23:3-6. Dalam melawan firman ini, imam besar itu telah mengeluarkan persembahan-persembahan yang disimpan dalam ruangan di rumah Allah, untuk menyediakan tempat bagi perwakilan bangsa yang di luar hukum. Tidak ada penghinaan yang lebih besar bagi Allah yang ditunjukkan daripada memberikan kebaikan sedemikian rupa kepada musuh Allah dan kebenaran-Nya ini.PR 389.4

    Ketika kembali dari Persia, Nehemia mengetahui akan penajisan yang berani itu dan segera mengambil tindakan untuk mengusir si pengganggu itu. “Aku menjadi sangat kesal,” katanya memaklumkan; “lalu kulempar semua perabot rumah Tobia ke luar bilik itu. Kemudian kusuruh tahirkan bilik itu, sesudah itu kubawa kembali ke sana perkakas-perkakas rumah Allah, korban sajian dan kemenyan.”PR 389.5

    Bukan saja bait suci itu yang dinajiskan, melainkan persembahan-persembahan telah disalahgunakan. Hal ini cenderung untuk menghilangkan semangat kedermawanan bangsa itu. Mereka telah kehilangan kesungguhan dan semangat, serta mereka ragu-ragu untuk memberikan perpuluhannya. Perbendaharaan rumah Tuhan menjadi sangat miskin; banyak dari para penyanyi dan para pekerja lain yang melayani pekerjaan dalam bait suci itu, tidak menerima tunjangan yang memuaskan, banyak yang telah meninggalkan pekerjaan Allah untuk bekerja di mana saja.PR 389.6

    Nehemia mulai bekerja untuk memperbaiki penyalahgunaan ini. Ia mengumpulkan mereka bersama-sama dengan mereka yang telah meninggalkan pekerjaan di rumah Tuhan, “lalu mengembalikan mereka pada tempatnya.” Hal ini mengilhami orang banyak itu dengan keyakinan, dan semua orang Yehuda membawa “persembahan persepuluhan daripada gandum, anggur dan minyak.” Orang-orang yang “dianggap setia” telah diangkat menjadi “pengawas-pengawas perbendaharaan,” “dan tugas mereka adalah untuk mengurus pembagian kepada saudara-saudara mereka.”PR 389.7

    Akibat lain dari pergaulan dengan para penyembah berhala ialah tidak mengindahkan hari Sabat, yakni tanda yang membedakan orang-orang Israel dari segala bangsa lain sebagai para penyembah Allah yang benar. Nehemia mendapati bahwa saudagar-saudagar dan pedagang-pedagang bangsa kafir dari negeri-negeri di sekitar yang datang ke Yerusalem telah berpengaruh banyak di antara orang Israel sehingga terlibat dalam lalu-lintas perdagangan pada hari Sabat. Masih ada beberapa orang yang tidak terbujuk untuk mengorbankan prinsip, tetapi yang lain-lain melanggar dan bergabung dengan orang-orang kafir dalam usaha mereka untuk mengatasi keseganan orang-orang yang lebih berhati-hati. Banyak yang terang-terangan berani melanggar hari Sabat. “Pada masa itu,” kata Nehemia menulis, “kulihat di Yehuda orang-orang mengirik memeras anggur pada hari Sabat, pula orang-orang yang membawa berkas-berkas gandum dan memuatnya di atas keledai, juga minuman yang terbuat dari anggur, buah anggur dan buah ara dan pelbagai muatan yang mereka bawa ke Yerusalem pada hari Sabat. . . . Juga orang Tirus yang tinggal di situ, membawa ikan dan pelbagai barang dagangan dan menjual itu kepada orang-orang Yehuda pada hari Sabat.”PR 390.1

    Hal-hal seperti ini dapat saja dicegah sekiranya para penguasa menjalankan kekuasaan mereka; tetapi suatu keinginan untuk mencari keuntungan mereka sendiri telah menyebabkan mereka menunjukkan kebaikan kepada orang-orang yang tidak beragama. Dengan tidak takut Nehemia menegur mereka atas kelalaian mereka terhadap kewajiban. “Kejahatan apa yang kamu lakukan ini dengan melanggar kekudusan hari Sabat?” katanya menuntut dengan keras. “Bukankah nenek moyangmu telah berbuat demikian, sehingga Allah kita mendatangkan seluruh malapetaka ini atas kita dan atas kota ini? Apakah kamu bermaksud memperbesar murka yang menimpa Israel dengan melanggar kekudusan hari Sabat?” Kemudian ia memerintahkan supaya “kalau sudah remang-remang di pintu-pintu gerbang Yerusalem menjelang hari Sabat,” maka pintu-pintu gerbang itu harus ditutup, dan tidak boleh dibuka kembali sampai lewat hari Sabat; dan dengan menaruh keyakinan lebih besar kepada para hambanya sendiri daripada mereka yang dapat ditunjuk oleh para penguasa Yerusalem, ia menempatkan mereka di pintu-pintu gerbang itu untuk melihat apakah perintah-perintahnya dijalankan.PR 390.2

    ketgamPR 390.3

    Orang-orang kafir datang ke kota dan membujuk umat-umat itu membeli dan menjual pada hari Sabat. Nehemia memerintahkan agar perbuatan itu dihentikan.PR 390.4

    Tidak mempunyai kecenderungan untuk meninggalkan maksud mereka, “orang-orang yang berdagang dan berjualan rupa-rupa barang itu kemudian bermalam juga di luar tembok Yerusalem satu dua kali,” dengan harapan memperoleh kesempatan untuk mengadakan jual beli dengan para penduduk kota atau orang-orang yang tinggal di luar kota. Nehemia memperingatkan mereka bahwa mereka akan dihukum jika mereka terus melakukan hal ini. “Mengapa kamu bermalam di depan tembok?” katanya menuntut; “kalau kami berbuat itu sekali lagi, akan kukenakan tanganku kepadamu.” “Sejak itu mereka tidak datang lagi pada hari Sabat.” Ia juga menyuruh orang-orang Lewi menjaga pintu-pintu gerbang itu karena mengetahui bahwa mereka akan menunjukkan penghormatan lebih besar daripada rakyat biasa, karena oleh hubungan mereka yang erat dengan pekerjaan Allah maka masuk di akal bila mengharapkan bahwa mereka akan lebih giat dalam hal menekankan penurutan kepada hukum-Nya.PR 390.5

    Dan kini Nehemia mengalihkan perhatiannya kepada bahaya yang kembali mengancam Israel dari perkawinan campuran dan pergaulan dengan para penyembah berhala. “Pada masa itu,” katanya menulis, “juga kulihat bahwa beberapa orang Yahudi memperistri perempuan-perempuan Asdod, perempuan-perempuan Amon atau perempuan-perempuan Moab: sebagian dari anak-anak mereka berbicara bahasa Asdod atau bahasa lain itu dan tidak tahu berbicara bahasa Yahudi.”PR 391.1

    Persekutuan yang melanggar hukum ini menyebabkan kekacauan besar di Israel; karena beberapa orang yang masuk kepada mereka adalah orang-orang yang berkedudukan tinggi, para penguasa kepada siapa orang banyak mempunyai hak untuk meminta nasihat dan suatu teladan yang aman. Dengan melihat lebih dulu kebinasaan yang dihadapi bangsa itu kalau kejahatan ini tetap dibiarkan terus, Nehemia berunding sungguh-sungguh dengan orang-orang yang melakukan kesalahan. Sambil menunjuk kepada perkara Salomo, ia mengingatkan mereka bahwa di antara segala bangsa tidak ada raja yang telah muncul yang sama seperti orang ini, kepada siapa Allah telah mengaruniakan hikmat yang besar; namun perempuan-perempuan penyembah berhala telah mengalihkan hatinya dari Allah, dan teladannya telah mengotori orang Israel. “Apakah orang harus mendengar bahwa kamu juga berbuat segala kejahatan yang besar itu?” kata Nehemia menegur dengan keras. “Jangan sekali-kali kamu serahkan anak-anak perempuanmu kepada anak-anak lelaki mereka, atau mengambil anak-anak perempuan mereka sebagai istri anak-anak lelakimu atau untuk dirimu sendiri.”PR 391.2

    Ketika ia membentangkan di hadapan mereka perintah-perintah dan ancaman-ancaman Allah, dan penghukuman yang mengerikan terjadi pada orang Israel pada masa silam karena dosa yang sama ini, kesadaran mereka dibangunkan, dan suatu pekerjaan pembaruan dimulai yang menjauhkan bahaya ancaman Allah dan menyebabkan Ia berkenan dan memberikan berkat.PR 391.3

    Ada sebagian orang yang bertugas dalam pekerjaan suci yang memohon pengecualian untuk istri-istri mereka bangsa kafir, yang menyatakan bahwa mereka tidak dapat bercerai dengan mereka. Tetapi tidak ada perbedaan yang diadakan; tidak ada penghormatan yang ditunjukkan karena pangkat atas jabatan. Barangsiapa di antara para imam atau penguasa yang tidak mau memutuskan hubungannya dengan penyembah berhala segera dipisahkan dari pekerjaan Tuhan. Seorang cucu imam besar, telah mengawini anak perempuan Sanbalat yang terkenal kejahatannya, bukan saja dipecat dari pekerjaan, melainkan dengan segera diasingkan dari Israel. “Ya Allahku ingatlah,” Nehemia berdoa, “bagaimana mereka mencemarkan jabatan imam serta perjanjian mengenai para imam dan orang-orang Lewi.”PR 391.4

    Betapa besar kesusahan jiwa dengan kehebatan kesukaran ini yang merugikan pekerja yang setiawan bagi Allah hanya penghukuman sendirilah yang akan mengungkapkannya. Ada perjuangan yang terus-menerus dengan unsur-unsur yang menentang, dan hanya dengan berpuasa, merendahkan hati dan berdoa saja sehingga kemajuan dapat dicapai.PR 391.5

    Banyak yang telah kawin dengan orang-orang yang menyembah berhala memutuskan pergi dengan mereka sebagai orang buangan, dan orang-orang ini, bersama dengan mereka yang sudah dipecat dari jemaat, bergabung dengan orang-orang Samaria. Beberapa orang yang menduduki jabatan tinggi dalam pekerjaan Allah menemukan jalan mereka di sana sini, dan setelah suatu jangka waktu mereka menetapkan nasib mereka sepenuhnya dengan orang-orang luar itu. Dengan keinginan untuk memperkuat persekutuan ini, orang-orang Samaria berjanji untuk menerima sepenuhnya iman dan adat kebiasaan orang Yahudi, dan orang-orang yang murtad itu, bertekad untuk menandingi bekas saudara-saudara mereka, mendirikan sebuah bait suci di gunung Gerizim sebagai lawan terhadap rumah Allah di Yerusalem. Agama mereka selanjutnya merupakan suatu percampuran agama Yahudi dan kekafiran, dan pengakuan mereka sebagai umat Allah adalah sumber perpecahan, persaingan, dan permusuhan di antara kedua bangsa itu, dari satu keturunan kepada keturunan yang lain.PR 391.6

    Dalam pekerjaan pembaruan yang harus dilaksanakan sekarang, dibutuhkan manusia-manusia yang sama seperti Ezra dan Nehemia, yang tidak akan menganggap enteng atau memaafkan dosa, atau pun surut dari mempertahankan kebesaran Allah. Orang-orang yang memikul tanggung jawab pekerjaan ini tidak akan merasakan kedamaian bila satu kesalahan dilakukan, mereka pun tidak akan menutup-nutupi kejahatan dengan jubah kebaikan yang palsu. Mereka akan mengingat bahwa Allah tidak memandang rupa manusia, sehingga dengan demikian kesukaran bagi beberapa orang dapat terbukti merupakan rahmat bagi banyak orang. Mereka juga akan mengingat bahwa dalam diri satu orang yang mencela kejahatan roh Kristus akan senantiasa dinyatakan.PR 392.1

    Di dalam pekerjaan mereka, Ezra dan Nehemia, merendahkan diri mereka di hadapan Allah, mengakui dosa mereka dan dosa bangsa mereka, dan memohon pengampunan seakan-akan mereka sendirilah yang mendurhaka. Dengan sabar mereka bekerja keras dan berdoa serta menderita. Yang menjadikan pekerjaan mereka sangat sukar bukanlah perlakuan permusuhan dari orang kafir, tetapi perlawanan diam-diam orang-orang yang berpura-pura sahabat, yang dengan memberikan pengaruh mereka kepada pekerjaan kejahatan, melipatgandakan sepuluh kali beban yang harus ditanggung hamba-hamba Allah. Para pengkhianat ini melengkapi musuh-musuh Tuhan dengan bahan yang akan digunakan dalam peperangan mereka dengan umat-Nya. Hawa nafsu mereka yang jahat dan kemauan mereka yang suka memberontak senantiasa berperang dengan tuntutan-tuntutan Allah yang jelas.PR 392.2

    Kemajuan yang merupakan imbalan usaha-usaha Nehemia menunjukkan apa yang doa, iman, dan akal budi, serta tindakan yang tegas akan diperoleh. Nehemia bukan seorang imam; ia bukan seorang nabi; ia tidak menuntut gelar yang tinggi. Ia adalah seorang pembaru yang dimunculkan untuk suatu jangka waktu yang penting. Cita-citanya ialah mengatur bangsanya supaya selaras dengan Allah. Diilhami dengan suatu maksud yang besar, ia mengerahkan setiap kekuatan dalam dirinya untuk mencapai tujuan itu. Keikhlasan yang tinggi dan tidak dapat dibengkokkan menandai usaha-usahanya. Bila ia sampai berhadap-hadapan dengan kejahatan dan perlawanan kepada kebenaran, dengan tekad bulat ia menegaskan suatu pendirian supaya orang banyak digairahkan untuk bekerja dengan kekuatan dan keberanian yang segar. Tidak ada hal lain yang dapat mereka ketahui selain daripada kesetiaannya, kepahlawanannya, dan kasihnya bagi Allah yang sangat dalam; serta dengan melihat hal ini, mereka rela untuk mengikut ke mana ia menuntun mereka.PR 392.3

    Rajin dalam suatu kewajiban yang ditunjuk Allah merupakan suatu bagian yang penting dalam agama yang sejati. Manusia harus menggunakan kesempatan sebagai perkakas Allah dengan mengerjakan kehendak-Nya. Tindakan gesit dan menentukan pada saat yang tepat akan mencapai kemenangan yang gemilang, sedangkan menunda dan lalai mengakibatkan kegagalan dan penghinaan kepada Allah. Jika para pemimpin dalam pekerjaan kebenaran tidak menunjukkan kegiatan, jika mereka acuh tak acuh dan tidak mempunyai tujuan, maka gereja akan sembrono, lengah, dan menyukai kepelesiran; tetapi jika mereka dipenuhi dengan suatu maksud yang suci untuk melayani Allah dan hanya untuk Dia saja, maka umat-Nya akan bersatu, penuh pengharapan dan kerinduan. Firman Allah berlimpah-limpah dalam perbedaan yang tajam dan sangat mencolok. Dosa dan kesucian ditempatkan berdampingan, sehingga dengan memandang, kita dapat menolak yang satu dan menerima yang lain. Halaman-halaman yang melukiskan kebencian, kepalsuan, dan pengkhianatan Sanbalat dan Tobia, juga melukiskan keagungan, pengabdian dan pengorbanan diri Ezra dan Nehemia. Kita diberi kebebasan untuk meniru salah satunya, bila kita memilih. Akibat-akibat mengerikan dalam melanggar perintah-perintah Allah ditempatkan berhadap-hadapan dengan berkat-berkat yang dihasilkan oleh penurutan. Kita sendiri pun harus memutuskan apakah kita mau menanggung yang satu atau menikmati yang lain.PR 392.4

    Pekerjaan pemulihan dan pembaruan yang dilaksanakan orang-orang yang pulang dari pembuangan, di bawah kepemimpinan Zerubabel, Ezra dan Nehemia, memberikan suatu gambaran pekerjaan pemulihan kerohanian yang harus dilakukan pada hari-hari terakhir sejarah dunia ini. Sisa orang Israel adalah bangsa yang lemah, terbuka untuk diporak-porandakan oleh musuh-musuh mereka; tetapi melalui mereka Allah bermaksud menyediakan di bumi suatu pengetahuan tentang diri-Nya sendiri dan hukum-Nya. Mereka adalah para penjaga perbaktian yang sejati, para pemelihara hukum-hukum yang suci. Bermacam-macam pengalaman yang menimpa mereka sementara mereka membangun kembali rumah Allah dan tembok Yerusalem; perlawanan yang kuat mereka harus hadapi. Pikulan-pikulan berat dikenakan oleh para pemimpin dalam pekerjaan ini; tetapi orang-orang ini bergerak maju dengan keyakinan yang tidak goyah, dengan roh kerendahan hati, dan dengan teguh bergantung kepada Allah, sambil percaya bahwa Ia akan membawa kebenaran-Nya kepada kemenangan. Sama seperti raja Hizkia, Nehemia “berpaut kepada Tuhan, tidak menyimpang daripada mengikuti Dia dan ia berpegang pada perintah-perintah Tuhan . . . . Maka Tuhan menyertai dia.” 2 Raja-raja 18:6, 7.PR 393.1

    Pemulihan kerohanian, yakni pekerjaan yang dilaksanakan pada zaman Nehemia merupakan suatu lambang, yang digariskan dalam kata-kata Yesaya: “Mereka akan membangun reruntuhan yang sudah berabad-abad, dan akan mendirikan kembali tempat-tempat yang sejak dulu menjadi sunyi; mereka akan membarui kota-kota yang runtuh.” “Engkau akan membangun reruntuhan yang sudah berabad-abad, dan akan memperbaiki dasar yang diletakkan oleh banyak keturunan. Engkau akan disebut ‘yang memperbaiki tembok yang tembus,’ ‘yang membetulkan jalan supaya tempat itu dapat dihuni.’” Yesaya 61:4; 58:12.PR 393.2

    Di sini nabi itu melukiskan suatu bangsa yang pada suatu ketika telah meninggalkan kebenaran dan keadilan, sedang berusaha untuk memulihkan prinsip-prinsip yang menjadi landasan kerajaan Allah. Mereka adalah orang-orang yang memperbaiki tembok yang rusak yang telah dilakukan pada hukum Allah--tembok yang telah ditaruhnya di sekeliling umat pilihan-Nya sebagai perlindungan mereka, dan penurutan bagi siapa hukum-hukum keadilan, kebenaran dan kesucian harus menjadi penjaga mereka yang tetap.PR 393.3

    Dalam kata-kata yang artinya tidak mungkin salah, nabi itu menunjuk pada pekerjaan khusus umat yang sisa ini yang membangun tembok itu. “Apabila engkau tidak menginjak-injak hukum Sabat dan tidak melakukan urusanmu pada hari kudus-Ku; apabila engkau menyebut hari Sabat, ‘hari kenikmatan,’ dan hari kudus Tuhan ‘hari yang mulia’; apabila engkau menghormatinya dengan tidak menjalankan segala acaramu dan dengan tidak mengurus urusanmu atau berkata omong kosong, maka engkau akan bersenang-senang karena Tuhan, dan Aku akan membuat engkau melintasi puncak bukit-bukit di bumi dengan kendaraan kemenangan; Aku akan memberi makan engkau dari milik pusaka Yakub, bapa leluhurmu, sebab mulut Tuhanlah yang mengatakannya.” Yesaya 58:13, 14.PR 394.1

    Pada masa kesudahan setiap lembaga Ilahi harus dipulihkan. Tembok yang bobol yang dilakukan dalam hukum di mana hari Sabat diganti oleh manusia, harus diperbaiki. Umat Allah yang sisa, berdiri di hadapan dunia sebagai para pembaru, harus menunjukkan bahwa hukum Allah merupakan landasan segala pembaruan yang bertahan dan dengan demikian hari Sabat hukum yang keempat harus berdiri sebagai suatu peringatan terhadap penciptaan, suatu peringatan yang tetap tentang kuasa Allah. Dengan garis-garis yang jelas dan terang mereka harus menyatakan pentingnya penurutan terhadap semua perintah dalam Sepuluh Hukum itu. Digerakkan oleh kasih Kristus, mereka harus bekerja sama dengan Dia dalam membangun tempat-tempat yang hancur. Mereka harus menjadi orang-orang yang memperbaiki tembok yang bobol, yang membetulkan jalan supaya tempat dapat dihuni. Lihat ayat 12.PR 394.2

    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents