Loading...
Larger font
Smaller font
Copy
Print
Contents

Para Nabi Dan Raja

 - Contents
  • Results
  • Related
  • Featured
No results found for: "".
  • Weighted Relevancy
  • Content Sequence
  • Relevancy
  • Earliest First
  • Latest First
    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents

    34 - Yeremia

    DI ANTARA mereka yang mengharapkan adanya suatu kebangunan rohani yang mantap sebagai hasil pembaruan yang dilancarkan Yosia adalah Yeremia, yang dipanggil Allah kepada pekerjaan nabi ketika ia masih muda, pada tahun yang ketiga belas dalam pemerintahan Yosia. Sebagai seorang anggota keimamatan orang Lewi, Yeremia telah dididik untuk pekerjaan suci sejak masih kecil. Pada tahun-tahun persiapan yang menyenangkan itu ia sedikit saja menyadari bahwa ia telah diurapi sejak lahir untuk menjadi “. . . nabi bangsa-bangsa;” dan ketika panggilan Ilahi datang, ia diselubungi dengan perasaan ketidaklayakannya. . . . “Ah, Tuhan Allah!” serunya, “Sesungguhnya aku tidak pandai berbicara, sebab aku ini masih muda.” Yeremia 1:5, 6.PR 235.1

    Di dalam diri Yeremia yang masih muda itu, Allah melihat orang yang akan berlaku benar kepada tanggung jawabnya dan yang akan berdiri demi kebenaran terhadap perlawanan besar. Pada waktu masih anak-anak ia telah membuktikan kesetiaannya; dan kini ia harus menahan kesukaran, sebagai serdadu salib yang baik. “. . .Janganlah katakan: Aku ini masih muda,” kata Tuhan membujuk pesuruh pilihan-Nya itu; “tetapi kepada siapa pun engkau Kuutus, haruslah engkau pergi, dan apapun yang Kuperintahkan kepadamu, haruslah kau sampaikan. Janganlah takut kepada mereka, sebab Aku menyertai engkau untuk melepaskan engkau. . . .” “Tetapi engkau ini, baiklah engkau bersiap, bangkitlah dan sampaikanlah kepada mereka segala yang Kuperintahkan kepadamu. Janganlah gentar kepada mereka, supaya jangan Aku menggentarkan engkau di depan mereka. Mengenai Aku, sesungguhnya pada hari ini, Aku membuat engkau menjadi kota yang berkubu, menjadi tiang besi dan menjadi tembok tembaga melawan seluruh negeri ini, menentang raja-raja Yehuda dan pemuka-pemukanya, menentang para imamnya dan rakyat negeri ini. Mereka akan memerangi engkau, tetapi tidak akan mengalahkan engkau, sebab Aku menyertai engkau untuk melepaskan engkau, demikianlah Firman Tuhan.” Ayat 7, 8, 17-19.PR 235.2

    Selama empat puluh tahun Yeremia harus berdiri di hadapan bangsa itu sebagai saksi untuk kebenaran dan keadilan. Pada zaman kemurtadan yang tiada taranya ia harus menunjukkan dalam kehidupan dan tabiat penyembahan kepada satu-satunya Allah yang benar. Selama pengepungan Yerusalem yang mengerikan ia menjadi jurubicara Yehova. Ia harus menubuatkan kejatuhan keluarga Daud dan kebinasaan bait suci yang indah yang dibangun oleh Salomo itu. Dan ketika dipenjarakan oleh sebab ucapan-ucapannya yang tidak mengenal takut, ia masih tetap berbicara dengan tegas terhadap dosa di kalangan atas. Dihina, dibenci, ditolak oleh manusia, pada akhirnya ia harus menyaksikan kegenapan nubuatan-nubuatannya sendiri secara harafiah mengenai nasib yang akan datang, dan ikut merasakan kesusahan dan penderitaan yang harus mengikuti kebinasaan kota yang malang itu.PR 235.3

    Namun di tengah-tengah kebinasaan umum yang akan segera dialami bangsa itu, Yeremia seringkali diizinkan memandang ke seberang pemandangan-pemandangan menyedihkan pada waktu ini kepada pengharapan-pengharapan mulia pada masa yang akan datang, ketika umat Allah akan ditebus dari negeri musuh dan ditempatkan kembali ke Sion. Ia melihat lebih dahulu waktunya bilamana Tuhan akan membarui perjanjian hubungan dengan mereka. “. . . Hidup mereka akan seperti taman yang diairi baik-baik, mereka tidak akan kembali lagi merana.” Yeremia 31:12.PR 236.1

    Terhadap panggilannya kepada pekerjaan nabi, Yeremia sendiri menulis: “Lalu Tuhan mengulurkan tangan-Nya dan menjamah mulutku; Tuhan berfirman kepadaku; ‘Sesungguhnya, Aku menaruh perkataan-perkataan-Ku ke dalam mulutmu. Ketahuilah, pada hari ini Aku mengangkat engkau atas bangsa-bangsa dan atas kerajaan-kerajaan untuk menyambut dan merobohkan, untuk membinasakan dan meruntuhkan, untuk membangun dan menanam.’” Yeremia 1:9, 10.PR 236.2

    Syukur kepada Allah untuk kata-kata “untuk membangun dan menanam.” Dengan perkataan ini Yeremia mendapat kepastian tentang maksud Tuhan untuk memulihkan dan menyembuhkan. Pekabaran-pekabaran yang tegas harus diberikan pada tahun-tahun yang berikut. Nubuatan-nubuatan mengenai hukuman yang akan datang dengan cepat harus disampaikan dengan berani. Dari lembah-lembah Sinear “malapetaka” akan “menimpa segala penduduk negeri ini.” “Maka Aku akan menjatuhkan hukuman-Ku atas mereka,” kata Tuhan memaklumkan, “karena segala kejahatan mereka, sebab mereka telah meninggalkan Aku. . . .” Ayat 14, 16. Namun nabi itu harus menyertai pekabaran-pekabaran ini dengan jaminan-jaminan pengampunan kepada semua orang yang mau meninggalkan perbuatan jahat mereka.PR 236.3

    Sama seperti seorang pembangun yang ahli, Yeremia pada permulaan sekali pekerjaan seumur hidupnya berusaha membangkitkan semangat orang-orang Yehuda untuk meletakkan dasar-dasar kehidupan rohani mereka selebar-lebarnya dan sedalam-dalamnya, dengan melakukan pekerjaan pertobatan yang benar. Sudah lama mereka membangun dengan bahan seperti yang diungkapkan rasul Paulus berupa kayu, jerami, tunggul, dan oleh Yeremia sendiri berupa barang-barang tidak terpakai lagi. “Sebutkanlah mereka perak yang ditolak,” katanya memaklumkan tentang bangsa yang tegar tengkuk itu, “sebab Tuhan telah menolak mereka.” Yeremia 6:30. Kini mereka didorong untuk mulai membangun dengan bijaksana dan untuk hidup kekal, sambil membuangkan sampah-sampah kemurtadan dan ketidakpercayaan, dan menggunakan sebagai dasar bahan-bahan seperti emas murni, perak yang dihaluskan, batu-batu indah--yaitu iman dan penurutan serta pekerjaan yang baik--hanya inilah saja yang dapat diterima dalam pemandangan Allah yang kudus.PR 236.4

    Melalui Yeremia Firman Tuhan kepada umat-Nya ialah: “Kembalilah, hai Israel, perempuan murtad, . . . Muka-Ku tidak akan muram terhadap kamu, sebab Aku ini murah hati, demikianlah Firman Tuhan, tidak akan murka untuk selama-lamanya. Hanya akuilah kesalahanmu, bahwa engkau telah mendurhaka terhadap Tuhan, Allahmu. . . . Kembalilah, hai anak-anak yang murtad, demikianlah Firman Tuhan; karena Aku telah menjadi tuan atas kamu.” “Engkau akan memanggil Aku, Bapaku, dan tidak akan berbalik dari mengikuti Aku.” “Kembalilah, hai anak-anak yang murtad, Aku akan menyembuhkan engkau dari murtadmu.” Yeremia 3:12-14, 19, 22.PR 236.5

    Dan sebagai tambahan kepada kata-kata bujukan yang indah ini, Tuhan menyampaikan kata-kata penting kepada umat-Nya yang bersalah supaya dengan ini mereka boleh kembali kepada-Nya. Seharusnya mereka berkata: “Inilah kami, kami datang kepada-Mu, sebab Engkaulah Tuhan, Allah kami. Sesungguhnya, bukit-bukit pengorbanan adalah tipu daya, yakni keramaian di atas bukit-bukit itu! Sesungguhnya, hanya pada Tuhan, Allah kita, ada keselamatan Israel. . . . Maka biarlah kita berbaring dengan perasaan malu, dan biarlah noda kita menyelimuti kita, sebab kita telah berdosa kepada Tuhan, Allah kita, yakni kita dan nenek moyang kita dari masa muda kita sampai hari ini; dan kita tidak mendengarkan suara Tuhan, Allah kita.” Ayat 22-25.PR 237.1

    Pembaruan yang dilancarkan Yosia telah membersihkan negeri itu dari kuil-kuil berhala, tetapi hati orang banyak tidak berubah. Benih-benih kebenaran yang telah bertumbuh dan yang telah mendapat janji akan ada penuaian yang limpah telah digeser oleh duri. Kemurtadan lain tersebut akan sangat gawat; dan Tuhan berusaha untuk mengingatkan bangsa itu supaya menyadari akan bahaya yang mengancam mereka. Hanyalah apabila mereka membuktikan kesetiaan kepada Yehova barulah mereka dapat mengharapkan kebaikan Ilahi dan kemakmuran.PR 237.2

    Yeremia meminta perhatian mereka berulang-ulang kepada nasihat-nasihat yang tercantum dalam buku Ulangan. Lebih daripada para nabi yang lain, ia menekankan pengajaran-pengajaran dalam undang-undang Musa dan menunjukkan bagaimana hal-hal ini dapat mendatangkan berkat-berkat rohani yang tertinggi kepada bangsa itu dan kepada setiap hati secara pribadi. “Tanyakanlah jalan-jalan dahulu kala, di manakah jalan yang baik, tempuhlah itu,” katanya memohon, “dengan demikian jiwamu mendapat ketenangan.” Yeremia 6:16.PR 237.3

    Pada satu peristiwa atas perintah Tuhan, nabi itu berdiri di salah satu pintu gerbang utama kota itu lalu di sana ia mendesakkan pentingnya menyucikan hari Sabat. Para penduduk Yerusalem berada dalam bahaya kehilangan pandangan terhadap kekudusan hari Sabat, sehingga mereka diberi aman dan khidmat terhadap pengejaran mereka kepada perkara-perkara sekular pada hari itu. Berkat dijanjikan dengan syarat penurutan. “Apabila kamu sungguh-sungguh mendengarkan Aku,” Firman Tuhan menyatakan, dan “menguduskan hari Sabat dan tidak melakukan sesuatu pekerjaan pada hari itu, maka melalui pintu-pintu gerbang kota ini akan berarak masuk raja-raja dan pemuka-pemuka mereka, orang-orang Yehuda dan penduduk Yerusalem. Dan kota ini akan didiami orang untuk selama-lamanya.” Yeremia 17:24, 25.PR 237.4

    Janji kemakmuran ini sebagai pahala kesetiaan dibarengi dengan satu nubuatan mengenai hukuman-hukuman mengerikan yang akan menimpa kota itu sekiranya para penduduknya ternyata tidak setia kepada Allah dan hukum-Nya. Jikalau nasihat-nasihat untuk menurut Tuhan Allah nenek moyang mereka dan menguduskan hari Sabat tidak diperhatikan, maka kota itu dan tempat-tempat penting di dalamnya akan dibinasakan sama sekali.PR 237.5

    Begitulah nabi itu berdiri teguh mempertahankan prinsip-prinsip hidup yang benar yang begitu jelas digariskan dalam kitab undang-undang. Tetapi keadaan-keadaan yang sedang berlangsung di negeri Yehuda sudah sedemikian rupa sehingga hanyalah dengan suatu ukuran yang paling tegas, suatu perubahan untuk keadaan yang lebih baik dapat dilaksanakan; itulah sebabnya ia bekerja dengan bersungguh-sungguh demi bangsa yang tidak mau bertobat itu. “... Bukalah bagimu tanah baru,” katanya memohon, “dan janganlah menabur di tempat duri tumbuh.” “Bersihkanlah hatimu dari kejahatan, hai Yerusalem, supaya engkau diselamatkan....” Yeremia 4:3, 14.PR 238.1

    Tetapi oleh massa orang banyak itu panggilan untuk mengadakan pertobatan dan pembaruan tidak dihiraukan. Sejak kematian raja Yosia, mereka yang memerintah bangsa itu telah membuktikan ketidakbenaran mereka terhadap tanggung jawab mereka dan menyebabkan banyak orang tersesat. Yoahas, yang turun takhta oleh campur tangan raja Mesir, telah diikuti oleh Yoyakim, putra sulung Yosia. Dari permulaan pemerintahan Yoyakim, Yeremia mempunyai sedikit pengharapan untuk menyelamatkan negerinya yang tercinta dari kebinasaan dan orang banyak dari penawanan. Namun ia tidak diizinkan berdiam diri saja sementara kebinasaan tuntas mengancam kerajaan itu. Mereka yang tetap setia kepada Allah harus dibangkitkan semangatnya supaya mempertahankan perbuatan benar, dan sekiranya mungkin, orang-orang berdosa diajak untuk meninggalkan kejahatan.PR 238.2

    Krisis itu menuntut usaha umum dan yang jauh jangkauannya. Yeremia diperintahkan oleh Tuhan untuk berdiri di halaman bait suci dan berbicara kepada orang-orang Yehuda yang ke luar masuk. Dari pekabaran-pekabaran yang diberikan padanya ia tidak boleh melewatkan satu kata pun, supaya orang-orang berdosa dapat memperoleh kesempatan sepenuh-penuhnya untuk mendengarkan dan meninggalkan jalan-jalan mereka yang jahat.PR 238.3

    Nabi itu menurut; ia berdiri di pintu gerbang rumah Tuhan dan di sana mengangkat suaranya memberikan amaran dan peringatan. Di bawah ilham Yang Mahakuasa ia memaklumkan:PR 238.4

    “. . . Dengarlah Firman Tuhan, hai sekalian orang Yehuda yang masuk melalui semua pintu gerbang ini untuk sujud menyembah kepada Tuhan! Beginilah Firman Tuhan semesta alam, Allah Israel: Perbaikilah tingkah langkahmu dan perbuatanmu, maka Aku mau diam bersama-sama kamu di tempat ini. Janganlah percaya kepada perkataan dusta yang berbunyi: Ini bait Tuhan, bait Tuhan, bait Tuhan, melainkan jika kamu sungguh-sungguh memperbaiki tingkah langkahmu dan perbuatanmu, jika kamu sungguh-sungguh melaksanakan keadilan di antara kamu masing-masing, tidak menindas orang asing, yatim dan janda, tidak menumpahkan darah orang yang tak bersalah di tempat ini dan tidak mengikuti Allah lain, yang menjadi kemalanganmu sendiri, maka Aku mau diam bersama-sama kamu di tempat ini, di tanah yang telah Kuberikan kepada nenek moyangmu, dari dahulu kala sampai selama-lamanya.” Yeremia 7:2-7.PR 238.5

    Ketidakinginan Tuhan untuk menyiksa manusia dengan jelas dinyatakan di sini. Ia menunda hukuman-Nya supaya Ia dapat membujuk orang yang keras kepala. Ia yang menunjukkan “. . . kasih setia, keadilan dan kebenaran di bumi. . .” merindukan anak-anak yang bersalah; dengan setiap cara yang memungkinkan Ia berusaha mengajarkan kepada mereka jalan hidup yang kekal. Yeremia 9:24. Ia telah membawa orang-orang Israel ke luar dari perhambaan supaya mereka dapat berbakti kepada-Nya, satu-satunya Allah yang benar dan hidup. Walaupun mereka sudah lama tersesat dalam penyembahan berhala dan meremehkan amaran-amaran-Nya, namun kini Ia memaklumkan kerelaan-Nya untuk menunda hukuman dan memberikan kesempatan lain untuk bertobat. Ia menjadikan bukti jelas bahwa hanya melalui pembaruan hati yang sungguh-sungguh nasib kebinasaan itu dapat dielakkan. Pengharapan yang mereka gantungkan atas bait suci dan upacara-upacaranya akan sia-sia saja kelak. Upacara-upacara dan kebiasaan-kebiasaan tidak dapat mendamaikan dosa. Walaupun mereka mengaku sebagai umat Allah, hanyalah pembaruan hati dan kehidupan yang praktis saja yang dapat menyelamatkan mereka dari akibat yang tak dapat dielakkan terhadap pelanggaran yang terus menerus.PR 239.1

    Maka demikianlah bahwa “di kota-kota Yehuda dan di jalan-jalan Yerusalem” pekabaran Yeremia kepada Yehuda adalah, “Dengarkanlah perkataan-perkataan perjanjian ini”--peraturan-peraturan Yehova yang jelas sebagaimana yang tercatat dalam Kitab Suci,--“dan lakukanlah itu.” Yeremia 11:6. Dan inilah pekabaran yang dimaklumkannya ketika ia berdiri di halaman bait suci pada permulaan pemerintahan Yoyakim.PR 239.2

    Pengalaman Israel dari zaman Keluaran diulangi dengan ringkas. Perjanjian Allah dengan mereka ialah, “Dengarkanlah suara-Ku, maka Aku akan menjadi Allahmu dan kamu akan menjadi umat-Ku, dan ikutilah seluruh jalan yang Kuperintahkan kepadamu, supaya kamu berbahagia.” Dengan tiada malu dan diulang-ulangi perjanjian ini telah dilanggar. Bangsa yang terpilih itu telah “mengikuti rancangan-rancangan dan kedegilan hatinya yang jahat, dan mereka memperlihatkan belakangnya dan bukan mukanya.” Yeremia 7:23, 24. “Mengapakah,” tanya Tuhan, “bangsa ini berpaling, berpaling terus menerus?. . .” Yeremia 8:5. Menurut bahasa nabi itu sebabnya ialah mereka tidak mendengarkan suara Tuhan dan tidak mau dibenarkan. Lihat Yeremia 5:3. “. . . Ketulusan mereka sudah lenyap,” katanya meratap, “sudah hapus dari mulut mereka.” “Bahkan burung ranggung di udara mengetahui musimnya, burung tekukur, burung layang-layang dan burung bangau berpegang pada waktu kembalinya, tetapi umat-Ku tidak mengetahui hukum Tuhan.” “‘Masakan Aku tidak menghukum mereka karena semuanya ini? demikianlah Firman Tuhan,’ . . .’Masakan Aku tidak membalas dendam-Ku kepada bangsa yang seperti ini?’” Yeremia 7:28; 8:7; 9:9.PR 239.3

    Waktunya telah tiba untuk menyelidiki hati secara mendalam. Ketika Yosia menjadi raja mereka, bangsa itu masih ada sedikit pengharapan. Tetapi ia tidak lama dapat mengadakan perdamaian untuk mereka karena ia tewas dalam pertempuran. Dosa-dosa bangsa itu sudah sedemikian rupa sehingga waktu untuk mengadakan perdamaian semuanya sudah berlalu. “Sekalipun Musa dan Samuel berdiri di hadapan-Ku,” sabda Tuhan memaklumkan, “hati-Ku tidak akan berbalik kepada bangsa ini. Usirlah mereka dari hadapan-Ku, biarlah mereka pergi! Dan apabila mereka bertanya kepadamu, Ke manakah kami harus pergi? Maka jawablah mereka: Beginilah Firman Tuhan, Yang ke maut, ke mautlah; Yang ke pedang, ke pedanglah; Yang ke kelaparan, ke kelaparanlah; dan yang ke tawanan, ke tawananlah.” Yeremia 15:1, 2.PR 239.4

    Suatu penolakan untuk menghiraukan undangan rahmat yang kini sedang ditawarkan Allah akan mendatangkan kepada bangsa yang tegar tengkuk itu hukuman yang telah menimpa kerajaan Israel di utara lebih satu abad sebelumnya. Kini pekabaran kepada mereka ialah, “. . . Jika kamu tidak mau mendengarkan Aku, tidak mau mengikuti Taurat-Ku yang telah Kubentangkan di hadapanmu, dan tidak mau mendengarkan perkataan hamba-hamba-Ku, para nabi, yang terus menerus Kuutus kepadamu,--tetapi kamu tidak mau mendengarkan--maka Aku akan membuat rumah ini sama seperti Silo, dan kota ini menjadi buruk bagi segala bangsa di bumi.” Yeremia 26:4-6.PR 240.1

    Mereka yang berdiri di halaman bait suci mendengar pidato Yeremia, mengerti dengan jelas apa yang berkaitan dengan Silo ini, dan kepada zaman Eli ketika bangsa Filistin telah mengalahkan Israel dan membawa pergi tabut perjanjian.PR 240.2

    Dosa Eli itu terdiri atas menganggap remeh kejahatan anak-anaknya terhadap pekerjaan kudus, dan atas kejahatan yang melanda seluruh negeri itu. Kelalaiannya untuk membetulkan kejahatan-kejahatan ini telah menyebabkan suatu bencana mengerikan terhadap Israel. Anak-anaknya tewas dalam pertempuran, Eli sendiri kehilangan nyawanya, tabut Allah telah dibawa dari negeri Israel, tigapuluh ribu jiwa dari bangsa itu telah terbunuh--dan semuanya oleh sebab dosa telah dibiarkan bertumbuh dengan subur dengan tidak ditegur atau diperbaiki. Israel dengan sia-sia mengira bahwa, walaupun perbuatan-perbuatan mereka berdosa, maka adanya tabut perjanjian itu akan memastikan kemenangan terhadap bangsa Filistin. Dalam cara yang sama, selama zaman Yeremia, para penduduk Yehuda cenderung percaya bahwa suatu pemeliharaan yang ketat terhadap upacara-upacara bait kudus yang ditetapkan Ilahi akan dapat melindungi mereka dari hukuman yang ditentukan untuk jalan mereka yang jahat.PR 240.3

    Alangkah indahnya pelajaran ini kepada orang-orang yang memegang jabatan tanggung jawab sekarang di dalam gereja Allah! Alangkah indah amaran khidmat yang dilakukan dengan setia terhadap kesalahan-kesalahan yang mendatangkan kehinaan pada pekerjaan kebenaran! Hendaklah jangan ada orang yang mengaku pemelihara hukum Allah memuji-muji diri mereka sendiri bahwa penghormatan yang mereka dapat tunjukkan secara luar terhadap hukum-hukum itu akan melindungi mereka dari pada pelaksanaan keadilan Ilahi. Janganlah ada orang yang tidak mau ditegur karena kejahatan, ataupun membebani hamba-hamba Allah dengan berlaku terlampau berani dalam usaha membersihkan perkemahan dari perbuatan jahat. Allah yang membenci dosa memanggil mereka yang mengaku memelihara hukum-Nya supaya berpisah dari segala kejahatan. Suatu kelalaian untuk bertobat dan menunjukkan pertobatan yang rela akan mendatangkan akibat-akibat yang serius kepada pria dan wanita sebagaimana yang menimpa orang Israel. Ada suatu batas waktu di mana pehukuman-pehukuman Yehova tidak dapat lagi ditunda-tunda. Kebinasaan Yerusalem pada zaman Yeremia adalah suatu amaran khidmat kepada Israel modern, bahwa nasihat-nasihat dan anjuran-anjuran yang diberikan kepada mereka melalui alat-alat yang terpilih tidak boleh diremehkan dengan tidak mendapat hukuman.PR 240.4

    Pekabaran Yeremia kepada para imam dan rakyat membangkitkan sikap permusuhan dari banyak orang. Dengan mengadakan kegaduhan yang terang-terangan mereka berseru dengan nyaring, “Mengapa engkau bernubuat demi nama Tuhan dengan berkata: Rumah ini akan sama seperti Silo, dan kota ini akan menjadi reruntuhan, sehingga tidak ada lagi penduduknya? Dan seluruh rakyat berkumpul mengerumuni Yeremia di rumah Tuhan.” Yeremia 26:9. Para imam, nabi palsu dan orang banyak menjadi marah kepadanya yang tidak mau membicarakan hal-hal yang enak atau nubuatan yang menipu. Begitulah pekabaran Allah tidak diindahkan, dan hamba-Nya diancam dengan kematian. Berita mengenai perkataan Yeremia disampaikan kepada semua pangeran Yehuda, lalu mereka bersegera dari istana raja ke bait suci, pergi mencari tahu sendiri kebenaran perkara itu. “Kemudian berkatalah para imam dan para nabi itu kepada para pemuka dan kepada seluruh rakyat itu, katanya: Orang ini patut mendapat hukuman mati, sebab ia telah bernubuat tentang kota ini, seperti yang kamu dengar dengan telingamu sendiri.’” Ayat 11. Tetapi Yeremia berdiri dengan berani di hadapan para pemuka orang banyak sambil mengumumkan, “Tuhanlah yang telah mengutus aku supaya bernubuat tentang rumah untuk menyampaikan segala perkataan yang telah kamu dengar itu. Oleh sebab itu, perbaikilah tingkah lakumu dan perbuatanmu, dan dengarkanlah suara Tuhan, Allahmu, sehingga Tuhan menyesal akan malapetaka yang diancamkan-Nya atas kamu. Tetapi aku ini, sesungguhnya, aku ada di tanganmu, perbuatlah kepadaku apa yang baik dan benar di matamu. Hanya ketahuilah sungguh-sungguh bahwa jika kamu membunuh aku, maka kamu mendatangkan darah orang yang tak bersalah atas kamu dan atas kota ini dan penduduknya, sebab Tuhan benar-benar mengutus aku kepadamu untuk menyampaikan segala perkataan ini kepadamu.” Ayat 12-15.PR 241.1

    Sekiranya nabi itu merasa takut oleh sikap yang mengancam dari mereka yang berkuasa, maka pekabarannya akan tidak berhasil, dan ia akan kehilangan nyawanya; tetapi keberanian yang ditunjukkannya ketika menyampaikan pekabaran khidmat mengakibatkan rasa hormat orang banyak dan menyebabkan para pangeran Israel berlaku baik kepadanya. Mereka berunding dengan para imam dan nabi palsu, sambil menunjukkan kepada mereka betapa tidak bijaksana tindakan keterlaluan yang dilancarkan mereka, dan kata-kata mereka menyebabkan suatu reaksi dalam pikiran orang banyak. Begitulah Allah menampilkan para pembela bagi hamba-Nya.PR 241.2

    ketgamPR 242.1

    Para pemuka telah bersatu untuk mempertahankan pembelaan yang telah dibuat oleh Yeremia, dan sebagai akibat pengaruh orang-orang itu nyawa nabi itu diselamatkan.PR 242.2

    Para penatua juga bersatu dalam mengadakan protes terhadap keputusan para imam itu mengenai nasib Yeremia. Mereka menyebutkan tentang Mikha, yang menubuatkan pehukuman terhadap Yerusalem, yang mengatakan, “. . . Sion akan dibajak seperti ladang dan Yerusalem akan menjadi timbunan puing dan gunung Bait Suci akan menjadi bukit yang berhutan.” Dan mereka bertanya: “Apakah Hizkia, raja Yehuda, beserta segenap Yehuda membunuh dia? Tidakkah ia takut akan Tuhan, sehingga ia memohon belas kasihan Tuhan, agar Tuhan menyesal akan malapetaka yang diancamkannya atas mereka? Dan kita, maukah kita mendatangkan malapetaka yang begitu besar atas diri kita sendiri?” Ayat 18, 19.PR 242.3

    Dengan perantaraan bujukan orang-orang yang berpengaruh ini nyawa nabi itu diselamatkan, meskipun banyak dari para imam dan nabi palsu itu, tidak tahan dengan kebenaran-kebenaran menuduh yang diucapkannya, mereka lebih suka melihat dia dibunuh hingga mati dengan alasan menghasut.PR 242.4

    Sejak hari ia dipanggil sampai akhir pekerjaannya, Yeremia berdiri di hadapan Yehuda sebagai “tembok berkubu dari tembaga” terhadap mana murka manusia tidak mempan. “. . . Mereka akan memerangi engkau,” kata Tuhan memperingatkan hamba-Nya itu lebih dahulu, “tetapi tidak akan mengalahkan engkau, sebab Aku menyertai engkau untuk menyelamatkan dan melepaskan engkau, demikianlah Firman Tuhan. Aku akan melepaskan engkau dari tangan orang-orang jahat dan membebaskan engkau dari genggaman orang-orang lalim.” Yeremia 15:20, 21.PR 242.5

    Pada dasarnya dalam kedudukan takut dan segan, Yeremia merindukan kedamaian dan mengakhiri masa hidupnya dengan tenang, di mana ia tidak perlu menyaksikan ketegartengkukan bangsanya yang kekasih. Hatinya tersayat dengan kepedihan atas kebinasaan yang disebabkan oleh dosa. “Sekiranya kepalaku penuh air, dan mataku jadi pancuran air mata,” katanya menangis, “maka siang malam aku akan menangisi orang-orang putri bangsaku yang terbunuh! Sekiranya di padang gurun aku mempunyai tempat penginapan bagi orang-orang yang sedang dalam perjalanan, maka aku akan meninggalkan bangsaku dan menyingkirkan daripada mereka!” Yeremia 9:1, 2.PR 242.6

    Olok-olokan yang harus dideritanya itu kejam adanya. Jiwanya yang peka tertikam sampai tembus dan tembus oleh panas ejekan yang ditembakkan kepadanya oleh mereka yang meremehkan pekabarannya dan memandang enteng bebannya demi pertobatan mereka. “Aku menjadi tertawaan bagi segenap bangsaku,” katanya memaklumkan, “menjadi lagu ejekan mereka sepanjang hari.” “. . . Aku telah menjadi tertawaan sepanjang hari, semuanya mereka mengolok-olokkan aku.” “... Semua orang sahabat karibku mengintai apakah aku tersandung jatuh. Barangkali ia membiarkan dirinya dibujuk, sehingga kita dapat mengalahkan dia dan dapat melakukan pembalasan kita terhadap dia.” Ratapan 3:14; Yeremia 20:7, 10.PR 242.7

    Tetapi nabi yang setia itu mendapat kekuatan untuk bertahan setiap hari. “Tetapi Tuhan menyertai aku seperti pahlawan yang gagah,” katanya memaklumkan dengan iman; “sebab itu orang-orang yang mengejar aku akan tersandung jatuh dan mereka tidak dapat berbuat apa-apa. Mereka akan menjadi malu sekali, sebab mereka tidak berhasil, suatu noda yang selama-lamanya tidak terlupakan.” “Menyanyilah untuk Tuhan, pujilah Tuhan! Sebab Ia telah melepaskan nyawa orang miskin dari tangan orang-orang yang berbuat jahat.” Yeremia 20:11, 13.PR 243.1

    Pengalaman-pengalaman yang dilalui Yeremia pada masa mudanya dan juga pada tahun-tahun terakhir pekerjaannya, mengajarkan dia pelajaran bahwa “. . . manusia tidak berkuasa untuk menentukan jalannya, dan orang yang berjalan tidak berkuasa untuk menetapkan langkahnya.” Ia tahu untuk berdoa, “Hajarlah aku, ya Tuhan, tetapi dengan selayaknya; jangan dengan murka-Mu, supaya aku jangan Kau binasakan.” Yeremia 10:23, 24.PR 243.2

    Ketika dipanggil untuk meminum cawan kesengsaraan dan kesusahan, dan ketika tergoda dalam kemalangannya untuk berkata, “. . . Hilang lenyaplah kemasyhuranku dan harapanku kepada Tuhan,” ia teringat akan pemeliharaan Allah demi keselamatannya dan dengan sorak kemenangan ia berseru, “Tak berkesudahan kasih setia Tuhan, tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi: besar kesetiaan-Mu! Tuhan adalah bagianku, kata jiwaku, oleh sebab itu aku berharap kepada-Nya. Tuhan adalah baik bagi orang yang berharap kepada-Nya, bagi jiwa yang mencari Dia. Adalah baik menanti dengan diam pertolongan Tuhan.” Ratapan 3:18, 22-26.PR 243.3

    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents