Loading...
Larger font
Smaller font
Copy
Print
Contents

Para Nabi Dan Raja

 - Contents
  • Results
  • Related
  • Featured
No results found for: "".
  • Weighted Relevancy
  • Content Sequence
  • Relevancy
  • Earliest First
  • Latest First
    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents

    41 - Dapur Api Yang Menyala-nyala

    MIMPI tentang patung yang besar itu, yang mengungkapkan di hadapan Nebukadnezar peristiwa-peristiwa yang akan terjadi sampai kepada hari kiamat, telah diberikan supaya ia boleh mengerti bagian yang ia lakonkan dalam sejarah dunia, dan berkaitan bahwa kerajaannya harus menunjang sampai kepada kerajaan surga. Dalam makna mimpi itu, telah ditunjukkan dengan jelas kepadanya tentang berdirinya kerajaan Allah yang kekal sampai selama-lamanya. “Tetapi pada zaman raja-raja,” Daniel telah menyatakan, “Allah semesta langit akan mendirikan suatu kerajaan yang tidak akan binasa sampai selama-lamanya. “Tetapi pada zaman raja-raja,” Daniel telah menyatakan, “Allah semesta langit akan mendirikan suatu kerajaan yang tidak akan binasa sampai selama-lamanya; dan kekuasaan tidak akan beralih lagi kepada bangsa lain: kerajaan itu akan meremukkan segala kerajaan dan menghabisinya, tetapi kerajaan itu sendiri akan tetap selama-lamanya. . . . Mimpi itu adalah benar dan maknanya dapat dipercaya.” Daniel 2:44, 45.PR 293.1

    Sang raja yang telah memaklumi akan kuasa Allah, berkata kepada Daniel, “Sesungguhnyalah, Allahmu itu Allah yang mengatasi segala Allah, . . . dan yang menyingkapkan rahasia-rahasia.” Ayat 47.PR 293.2

    Selama suatu jangka waktu sejak saat itu, Nebukadnezar dipengaruhi oleh takut akan Allah; tetapi hatinya belum dibersihkan dari cita-cita duniawi dan suatu keinginan terhadap kebesaran diri. Kemakmuran yang mewarnai pemerintahannya mengisi dirinya dengan kesombongan. Pada saat ia berhenti menghormati Allah, ia kembali lagi kepada penyembahan berhalanya dengan bertambah giat dan kegila-gilaan.PR 293.3

    Kata-kata, “Tuankulah kepala yang dari emas itu,” telah memberi kesan yang mendalam pada pikiran raja itu. Ayat 38. Orang-orang yang bijaksana di dalam kerajaannya, mengambil keuntungan dalam hal ini dan dalam hal ia telah kembali menyembah berhala, mengusulkan supaya ia membuat sebuah patung yang mirip dengan patung yang dilihat dalam mimpinya, dan mendirikannya di mana semua orang dapat memandang kepala emas, yang telah ditafsirkan sebagai yang melambangkan kerajaannya.PR 293.4

    Merasa senang dengan usul yang menyenangkan itu, ia memutuskan untuk melaksanakannya, bahkan bertindak lebih jauh. Gantinya membuat patung sebagaimana yang telah dilihatnya itu, maka ia akan membuat patung yang melebihi yang asli. Patungnya tidak boleh kurang dalam nilai dari kepala sampai ke kaki, tetapi harus emas seluruhnya--yang melambangkan supaya Babel akan menjadi kerajaan yang kekal, tidak dapat dibinasakan, sangat berkuasa, yang akan menghancurkan semua kerajaan yang lain dan berdiri sampai selama-lamanya.PR 293.5

    Pemikiran untuk mendirikan kerajaan dan suatu dinasti yang akan bertahan sampai selama-lamanya, tampil dengan sangat kuat kepada raja yang berkuasa itu yang di hadapan tangannya bangsa-bangsa di bumi tidak tahan berdiri. Dengan suatu perasaan yang menggebu-gebu yang lahir dari ambisi tak terbatas dan kecongkakan diri, ia mengadakan perundingan dengan orang-orang bijaksananya bagaimana kira-kira melaksanakan hal ini. Lupa akan jaminan-jaminan luar biasa yang berkaitan dengan mimpi patung yang besar itu; juga lupa bahwa Allah Israel melalui hamba-Nya Daniel yang telah menjelaskan arti patung itu, dan bahwa sehubungan dengan pemberian arti patung ini maka pembesar-pembesar kerajaan itu telah diselamatkan dari kematian yang keji; lupa akan segala-galanya kecuali keinginan mereka untuk mendirikan kuasa dan keunggulan mereka sendiri, raja beserta dengan para penasihat negaranya menetapkan bahwa dengan setiap sarana yang memungkinkan mereka hendak berusaha untuk mengangkat Babel setinggi-tingginya, dan pantas untuk persekutuan seluruh dunia.PR 294.1

    Pernyataan simbolis yang olehnya Allah telah menyatakan kepada raja dan orang banyak rencana-Nya bagi bangsa-bangsa di bumi, kini hendak dijadikan semata-mata untuk memuliakan kuasa manusia. Penafsiran Daniel hendak ditolak dan dilupakan; kebenaran hendak disalahtafsirkan dan salah diterapkan. Lambang yang direncanakan Surga untuk menyingkapkan kepada pikiran manusia tentang peristiwa-peristiwa penting pada masa yang akan datang, hendak digunakan untuk menghalangi tersebarnya pengetahuan yang Allah inginkan supaya diterima dunia. Dengan demikian melalui rancangan manusia-manusia yang berambisi, Setan sedang berusaha menyelewengkan rencana Ilahi bagi umat manusia. Musuh manusia mengetahui bahwa kebenaran yang tidak bercampur dengan kesalahan adalah suatu kuasa dahsyat yang menyelamatkan; tetapi apabila digunakan untuk meninggikan diri dan untuk memperluas proyek-proyek manusia, maka itu akan menjadi suatu kuasa bagi kejahatan.PR 294.2

    Dari perbendaharaan harta bendanya yang limpah, Nebukadnezar menyuruh dibuatkan sebuah patung emas yang besar, secara umum bentuk patung itu mirip dengan yang kelihatan dalam mimpi, kecuali satu ialah bahan dari apa patung itu dibuat. Sudah kebiasaan sebagaimana mereka harus memperindah gambaran dewa-dewa kafir mereka, maka orang-orang Kasdim ini belum pernah membuat sesuatu yang begitu mengagumkan dan dengan segala kebesaran raja seperti patung yang gilang gemilang ini, yang berukuran enampuluh hasta tingginya dan lebarnya enam hasta. Dan tidaklah mengherankan bahwa di negeri di mana penyembahan berhala adalah merupakan hal yang umum, maka patung yang indah dan mahal di atas daratan Dura, menyatakan kemuliaan Babel serta dengan kehebatan dan kuasanya, harus diresmikan sebagai suatu sasaran pemujaan. Patung ini telah dibuat sesuai dengan yang direncanakan, dan suatu perintah dikeluarkan bahwa pada hari peresmian semua orang harus menunjukkan kesetiaan mereka yang tinggi kepada penguasa Babel dengan menyembah sujud di hadapan patung itu.PR 294.3

    Hari yang telah ditentukan itu tiba, dan suatu perhimpunan orang banyak yang besar sekali dari segala “bangsa, suku bangsa dan bahasa,” berkumpul di pelataran Dura. Sesuai dengan perintah raja, apabila bunyi musik kedengaran, maka seluruh perhimpunan orang banyak itu harus “sujud menyembah patung emas itu.” Pada hari yang bersejarah itu kuasa kegelapan tampaknya sudah akan meraih kemenangan; penyembahan kepada patung emas itu memang cocok bila dihubungkan secara permanen dengan bentuk-bentuk penyembahan berhala yang sudah mapan yang dikenal sebagai agama negara di negeri itu. Dengan demikian Setan berharap untuk mengalahkan rencana Allah yang membuat kehadiran Israel sebagai tawanan di Babel suatu sarana berkat bagi segala bangsa yang berada dalam kekafiran.PR 295.1

    Tetapi Allah memutuskan sebaliknya. Tidak semua orang telah menyembah sujud kepada patung berhala itu yang menjadi lambang kuasa manusia. Di tengah-tengah orang banyak yang menyembah sujud itu terdapat tiga orang yang telah bertekad dengan teguh tidak mau berbuat demikian karena hal itu menghina Allah di surga. Allah mereka adalah Raja atas segala raja dan Tuhan atas segala tuan; tidak ada yang lain lagi yang mereka harus sembah.PR 295.2

    Kepada Nebukadnezar, yang mabuk dengan kemenangan, dibawalah laporan bahwa di antara rakyatnya ada beberapa orang yang berani melawan perintahnya. Orang-orang bijaksana tertentu, yang merasa iri terhadap kehormatan yang diberikan kepada teman-teman Daniel yang setia, kini dilaporkan kepada raja pelanggaran mereka yang mencolok terhadap keinginannya. “Ya raja, kekallah hidup tuanku,” kata mereka. “Ada beberapa orang Yahudi, yang kepada mereka telah tuanku berikan pemerintahan atas wilayah Babel, yakni Sadrakh, Mesakh dan Abednego; orang-orang ini tidak mengindahkan titah tuanku, ya raja, mereka tidak memuja dewa tuanku dan tidak menyembah patung emas yang telah tuanku dirikan.”PR 295.3

    Raja itu memerintahkan supaya orang-orang itu dibawa menghadap dia. “Apakah benar,” tanyanya, “bahwa kamu tidak memuja dewaku dan tidak menyembah patung emas yang kudirikan itu?” Ia berusaha dengan mengancam untuk membujuk mereka supaya bergabung dengan orang banyak. Dengan menunjuk kepada dapur api yang menyala-nyala, ia memperingatkan mereka terhadap hukuman yang sedang menunggu mereka, jikalau mereka tetap dalam penolakan mereka untuk menurut kehendaknya. Tindakan menyembah sujud kepada patung itu dimengerti oleh semua orang sebagai tindakan penyembahan. Penghormatan yang demikian hanya mereka dapat berikan kepada Allah saja.PR 295.4

    Ketika tiga orang Ibrani ini berdiri di hadapan raja, ia yakin bahwa mereka memiliki sesuatu yang tidak dimiliki oleh orang-orang bijaksana lain di dalam kerajaannya. Mereka telah berlaku setia dalam melaksanakan kewajiban sehari-hari. Ia hendak memberi mereka ujian yang lain. Kalau saja mereka mau menunjukkan kerelaan mereka bersatu dengan orang banyak dalam menyembah patung itu, maka semuanya akan beres dengan mereka; “tetapi jika kamu tidak menyembah,” katanya menambahkan, “kamu akan dicampakkan seketika itu juga ke dalam dapur api yang menyala-nyala.” Kemudian dengan tangan yang teracung ke atas menunjukkan tidak peduli, ia mendesak, “Dewa manakah yang dapat melepaskan kamu dari dalam tanganku?” Ancaman raja itu sia-sia saja. Ia tidak dapat mengalihkan kesetiaan orang-orang itu pada Raja semesta alam. Dari sejarah leluhur mereka telah mereka pelajari bahwa pendurhakaan kepada Allah mengakibatkan kehinaan, bahaya dan kematian; dan bahwa takut akan Tuhan adalah permulaan hikmat, yakni landasan segenap kemakmuran yang sejati. Dengan tenang menghadapi dapur api yang sedang bernyala-nyala itu, mereka berkata: Tidak ada gunanya kami memberi jawab kepada tuanku dalam hal ini. Jika Allah kami yang kami puja sanggup melepaskan kami, maka Ia akan melepaskan kami dari perapian yang menyala-nyala itu, dan dari dalam tanganmu, ya raja. Iman mereka dikuatkan ketika mereka menyatakan bahwa Allah akan dimuliakan dengan melepaskan mereka, dan dengan merasa pasti akan menang yang lahir dari kepercayaan yang teguh pada Allah, mereka menambahkan, “Tetapi seandainya tidak, hendaklah tuanku mengetahui, ya raja, bahwa kami tidak akan menyembah dewa tuanku, dan tidak akan menyembah patung emas yang tuanku dirikan itu.” Murka sang raja tidak tertahankan lagi. “Maka meluaplah kegeraman Nebukadnezar,” “air mukanya berubah terhadap Sadrakh, Mesak dan Abednego,” wakil-wakil dari bangsa yang dibuang dan ditawan. Dengan menyuruh supaya perapian itu dipanaskan sampai tujuh kali lebih panas daripada sebelumnya, ia memerintahkan orang-orang perkasa dalam ketentaraannya untuk mengikat orang-orang yang menyembah Allah Israel itu, sebagai pendahuluan untuk pelaksanaan hukuman.PR 295.5

    “Lalu diikatlah ketiga orang itu, dengan jubah, celana, topi dan pakaian-pakaian mereka yang lain, dan dicampakkan ke dalam perapian yang menyala-nyala. Karena titah raja itu keras, dipanaskanlah perapian itu dengan luar biasa, sehingga nyala api itu membakar mati orang-orang yang mengangkat Sadrakh, Mesak dan Abednego.”PR 296.1

    Tetapi Allah tidak melupakan milik-Nya sendiri. Ketika saksi-saksi-Nya dilemparkan ke dalam perapian itu, maka Juruselamat menyatakan diri-Nya sendiri kepada mereka secara pribadi, dan bersama-sama mereka berjalan-jalan di tengah-tengah api itu. Di hadirat Tuhan yang berkuasa atas panas dan dingin, nyala api itu kehilangan kuasanya untuk membakar.PR 296.2

    Dari singgasana kerajaannya raja itu memandang, sambil berharap-harap untuk melihat orang-orang yang menyangkal dia binasa sama sekali. Tetapi perasaan kemenangannya tiba-tiba berubah. Para pembesar yang berdiri di dekatnya melihat wajahnya menjadi pucat ketika ia berdiri dari singgasananya dan melihat dengan sungguh-sungguh ke dalam api yang sedang menyala-nyala itu. Dengan ketakutan raja itu beralih kepada para pembesarnya, dan bertanya, “Bukankah tiga orang yang telah kita campakkan dengan terikat ke dalam api itu? . . . Tetapi ada empat orang kulihat berjalan-jalan dengan bebas di tengah-tengah api itu, mereka tidak terluka; dan yang keempat itu rupanya seperti Anak Allah.” Bagaimanakah raja yang kafir itu sampai mengetahui rupa Anak Allah? Orang-orang Ibrani yang ditawan itu yang memegang jabatan kepercayaan di Babel dalam kehidupan dan tabiat telah menyatakan kebenaran di hadapannya. Ketika ditanya alasan dari iman mereka, maka mereka telah memberikannya tanpa keragu-raguan. Dengan jelas dan sederhana mereka telah menyatakan prinsip-prinsip kebenaran, dengan demikian mengajar orang-orang di sekeliling mereka tentang Allah yang mereka sembah. Mereka telah menceritakan tentang Kristus, Penebus yang akan datang; dan dalam bentuk orang keempat di tengah-tengah api itu sang raja mengenal Anak Allah.PR 296.3

    Maka kini, ia lupa akan kebesaran dan keagungannya sendiri, Nebukadnezar turun dari takhtanya dan pergi ke mulut perapian itu, dan berseru, “Hamba-hamba Allah yang maha tinggi, keluarlah dan datanglah ke mari.”PR 297.1

    Kemudian Sadrakh, Mesakh dan Abednego ke luar dari api di hadapan orang banyak itu, menunjukkan diri mereka tidak terluka. Kehadiran Juruselamat telah menjaga mereka dari bahaya, dan hanya bahan pengikat mereka yang terbakar hangus. “Dan para wakil raja, para penguasa, para bupati dan para menteri raja datang berkumpul; mereka melihat, bahwa tubuh orang-orang ini tidak mempan oleh api itu, bahwa rambut di kepala mereka tidak hangus, juga mereka tidak berubah apa-apa, bahkan bau terbakar pun tidak ada pada mereka.” Maka patung emas yang besar itu, yang didirikan dengan sedemikian hebatnya dilupakanlah. Di hadapan Allah yang hidup, manusia takut dan gemetar. “Terpujilah Allahnya Sadrakh, Mesakh dan Abednego,” kata raja yang merendahkan diri itu yang terpaksa mengakui, “yang telah mengutus malaikat-Nya dan melepaskan hamba-hamba-Nya, yang telah menaruh percaya kepada-Nya, dan melanggar titah raja, dan yang menyerahkan tubuh mereka, karena mereka tidak mau memuja dan menyembah Allah manapun kecuali Allah mereka.”PR 297.2

    Pengalaman-pengalaman hari itu membuat Nebukadnezar mengeluarkan sebuah perintah, “bahwa setiap orang dari bangsa, suku bangsa atau bahasa manapun, ia yang mengucapkan penghinaan terhadap Allahnya Sadrakh, Mesakh dan Abednego, akan dipenggal-penggal dan rumahnya akan dirobohkan menjadi timbunan puing.” “Tidak ada Allah lain,” katanya mendesak sebagai alasan mengeluarkan perintah itu, “yang dapat melepaskan mereka sedemikian itu.”PR 297.3

    Dengan kata-kata yang seperti ini raja Babel berusaha menyebarluaskan kepada semua orang di bumi keyakinannya bahwa kuasa dan kewibawaan Allah orang Ibrani patut mendapat penghormatan yang setinggi-tingginya. Dan Allah merasa senang dengan usaha raja itu untuk menunjukkan penghormatan pada-Nya, dan membuat pengakuan kesetiaan raja itu tersebar seluas-luasnya ke seluruh kerajaan Babel.PR 297.4

    Benarlah tindakan raja itu mengadakan pengakuan pada umum, dan berusaha meninggikan Allah yang di surga di atas semua Allah lain; tetapi dalam usaha memaksa rakyatnya supaya mengadakan pengakuan iman yang sama dan menunjukkan penghormatan yang sama, Nebukadnezar telah bertindak melampaui haknya sebagai pemerintah yang tidak kekal. Ia tidak mempunyai hal yang lebih besar, baik secara sipil maupun secara moral, untuk mengancam manusia dengan kematian karena tidak menyembah Allah, daripada ia harus mengadakan perintah melemparkan ke dalam api yang menyala-nyala semua orang yang tidak mau menyembah patung emas itu. Allah tidak pernah memaksa penurutan manusia. Ia membiarkan semua orang bebas memilih siapa yang mereka mau sembah.PR 297.5

    ketgamPR 298.1

    Tiga orang yang sangat beruntung ke luar dari perapian yang menyala itu tidak terluka, dan raja sangat terkesan atas kelepasan mereka itu sehingga raja memuliakan Allah.PR 298.2

    Dengan melepaskan hamba-hamba-Nya yang setia, Tuhan memaklumkan bahwa Ia berdiri di pihak orang-orang yang tertindas, dan menegur semua penguasa dunia yang memberontak melawan kuasa surga. Orang Ibrani itu menyatakan kepada seluruh bangsa Babel iman mereka pada Dia yang mereka sembah. Mereka bergantung pada Allah. Pada saat ujian mereka berlaku mereka ingat akan perjanjian, “Apabila engkau menyeberang melalui air, Aku akan menyertai engkau, atau melalui sungai-sungai, engkau tidak akan dihanyutkan; apabila engkau berjalan melalui api, engkau tidak akan dihanguskan, dan nyala api tidak akan membakar engkau.” Yesaya 43:2. Maka dengan cara yang ajaib iman mereka pada Firman yang hidup itu telah dihormati di depan mata semua orang. Berita tentang kelepasan mereka yang ajaib itu telah dibawa ke banyak negara oleh wakil-wakil dari bermacam-macam bangsa yang diundang Nebukadnezar kepada peresmian itu. Melalui kesetiaan anak-anak-Nya, Allah dimuliakan di seluruh muka bumi.PR 298.3

    Pelajaran-pelajaran penting yang dapat dipelajari dari pengalaman orang-orang Ibrani itu di pelataran Dura adalah penting. Pada zaman kita ini, banyak dari hamba-hamba Allah, walaupun tidak melakukan kesalahan sama sekali, akan diserahkan untuk menderita penghinaan dan tindakan sewenang-wenang di tangan mereka yang diilhamkan Setan, yang penuh dengan permusuhan dan kemabukan agama. Amarah manusia terutama akan bangkit melawan mereka yang memuliakan hari Sabat, hukum yang keempat; dan akhirnya suatu perintah seluruh dunia akan mengumumkan orang-orang ini pantas dihukum mati.PR 298.4

    Masa kesukaran yang akan dihadapi umat Allah akan membutuhkan iman yang tidak akan tersandung. Anak-anak-Nya harus menyatakan bahwa Ia adalah satu-satunya tujuan perbaktian mereka, sehingga dengan demikian tidak ada pertimbangan, bahkan walaupun nyawa itu sendiri, tidak dapat membujuk mereka untuk mengadakan persetujuan terkecil pun dengan perbaktian yang palsu. Bagi hati yang setia perintah-perintah orang yang berdosa dan fana itu akan tenggelam ke dalam hal yang tak berarti di samping Firman Allah yang kekal. Kebenaran akan ditaati walaupun akibatnya adalah dipenjarakan atau dibuang ataupun kematian.PR 298.5

    Sebagaimana pada zaman Sadrakh, Mesakh dan Abednego, begitulah pada penutupan sejarah dunia, Tuhan akan bekerja dengan dahsyat demi keselamatan mereka yang berdiri dengan teguh mempertahankan kebenaran. Ia yang berjalan dengan orang-orang Ibrani yang patut dihormati di dalam dapur api yang menyala-nyala akan menyertai para pengikut-Nya di manapun mereka berada. Kehadiran-Nya yang tetap itu akan menghibur dan menolong. Di tengah-tengah masa kesukaran--kesukaran yang belum pernah terjadi sejak adanya suatu bangsa--umat pilihan-Nya akan berdiri dengan tidak goyah. Setan dengan segala pasukan yang jahat tidak dapat membinasakan umat Allah yang terlemah sekalipun. Malaikat-malaikat yang mempunyai kekuatan yang melebihi manusia akan melindungi mereka, dan demi keselamatan mereka, Yehova akan menyatakan diri-Nya sendiri sebagai “Allah segala Allah,” yang sanggup menyelamatkan sepenuhnya orang-orang yang menaruh kepercayaan mereka pada-Nya.PR 298.6

    ketgamPR 299.1

    Dengan bangga raja Nebukadnezar memandang kemuliaan dan kejayaan kota Yerusalem.PR 299.2

    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents