Loading...
Larger font
Smaller font
Copy
Print
Contents

Para Nabi Dan Raja

 - Contents
  • Results
  • Related
  • Featured
No results found for: "".
  • Weighted Relevancy
  • Content Sequence
  • Relevancy
  • Earliest First
  • Latest First
    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents

    6 - Pecahnya Kerajaan Itu

    “KEMUDIAN Salomo mendapat perhentian bersama-sama dengan nenek moyangnya, dan ia dikuburkan di Kota Daud, ayahnya. Maka Rehabeam anaknya, menjadi raja menggantikan dia.” 1 Raja-raja 11:43.PR 52.1

    Segera setelah ia naik takhta, Rehabeam pergi ke Sikhem, di mana ia berharap akan mendapat sambutan resmi dari semua suku itu. “Seluruh Israel telah datang ke Sikhem untuk menobatkan dia menjadi raja.” 2 Tawarikh 10:1.PR 52.2

    Di antara mereka yang hadir adalah Yerobeam bin Nebat--Yerobeam inilah yang pada zaman pemerintahan Salomo terkenal adalah “seorang tangkas,” dan kepadanyalah nabi Ahia orang Silo telah memberikan suatu berita yang mengejutkan, “Sesungguhnya, Aku akan mengoyakkan kerajaan itu dari tangan Salomo dan akan memberikan kepadamu sepuluh suku.” 1 Raja-raja 11:28, 31.PR 52.3

    Melalui pesuruh-Nya, Tuhan, telah berkata dengan tegas kepada Yerobeam tentang perlunya pembagian kerajaan itu. Ia menyatakan, pembagian ini harus terjadi, “sebabnya ialah karena ia telah meninggalkan Aku dan sujud menyembah Asytoret, dewi orang Sidon, kepada Kamos, allah orang Moab dan kepada Milkom, allah bangsa Amon, dan tidak hidup menurut jalan yang Kutunjukkan dengan melakukan apa yang benar di mata-Ku dan dengan tetap mengikuti segala ketetapan dan peraturan-Ku, seperti Daud, ayahnya.” Ayat 33.PR 52.4

    Lebih jauh Yerobeam telah diberitahu bahwa kerajaan itu tidak akan dibagi sebelum pemerintahan Salomo berakhir. Tuhan telah memaklumkan: “Bukan dari tangannya akan Kuambil seluruh kerajaan itu; Aku akan membiarkan dia tetap menjadi raja seumur hidupnya, oleh karena hamba-Ku Daud yang telah Kupilih dan yang tetap mengikuti segala perintah dan ketetapan-Ku. Tetapi dari tangan anaknyalah Aku akan mengambil kerajaan itu dan akan memberikannya kepadamu, yakni sepuluh suku.” Ayat 34, 35. Walaupun telah lama Salomo mempersiapkan pikiran Rehabeam, pengganti yang dipilihnya, untuk menghadapi dengan bijaksana akan krisis yang telah diramalkan oleh nabi Allah, ia tidak berhasil menanamkan suatu pengaruh yang dapat menjadi contoh demi kebaikan di dalam pikiran putranya, yang pendidikan dasarnya terlalu dilalaikan. Dari ibunya yang orang Amon itu Rehabeam menerima suatu cap tabiat yang goyah. Pada masa-masa ia tekun berbakti pada Allah ia dikaruniai kemakmuran yang memadai; tetapi ia tidak teguh, dan pada akhirnya ia pasrah pada pengaruh-pengaruh kejahatan yang telah mengelilinginya sejak ia masih kecil. Di dalam kesalahan-kesalahan kehidupan dan kemurtadan terakhir Rehabeam terbuktilah apa yang ditakutkan sebagai akibat perkawinan Salomo dengan para wanita penyembah berhala.PR 52.5

    Seluruh suku itu telah lama menderita dengan pedihnya oleh kesalahan-kesalahan yang menindas dari pemerintah mereka yang terdahulu. Pemborosan yang dilakukan pemerintahan Salomo selama kemurtadannya menyebabkan ia mengenakan pajak yang berat kepada rakyat dan menuntut mereka melakukan pekerjaan-pekerjaan yang kasar. Sebelum para pemimpin dari antara suku-suku ini bertindak lebih lanjut untuk menobatkan rajanya yang baru, mereka menentukan untuk memperoleh kepastian apakah putra Salomo bermaksud mengurangi beban mereka atau tidak. “Lalu datanglah Yerobeam dengan seluruh orang Israel dan berkata kepada Rehabeam, Ayahmu telah memberatkan tanggungan kami, maka sekarang ringankanlah pekerjaan yang sukar yang dibebankan ayahmu dan tanggungan yang berat yang dipikulkannya kepada kami, supaya kami menjadi hambamu.”PR 52.6

    Sebelum Rehabeam menggariskan peraturannya, ia mempunyai keinginan untuk berembuk dengan para penasihatnya, jadi berkatalah ia, “Datanglah kembali kepadaku lusa. Lalu pergilah rakyat itu.PR 53.1

    “Sesudah itu Rehabeam meminta nasihat dari para tua-tua yang selama hidup Salomo mendampingi Salomo, ayahnya, katanya: Apakah nasihatmu untuk menjawab rakyat itu? Mereka berkata kepadanya, jika engkau mau berlaku ramah terhadap rakyat itu, mau menyenangkan mereka dan mengatakan kata-kata yang baik kepada mereka, maka mereka menjadi hamba-hambamu sepanjang waktu.” 2 Tawarikh 10:6-7.PR 53.2

    Dengan perasaan tidak puas, Rehabeam beralih kepada orang-orang muda yang sebaya dengan dia dan yang mendampinginya, dengan bertanya, “Apakah nasihatmu, supaya kita dapat menjawab rakyat yang mengatakan kepadaku: Ringankanlah tanggungan yang dipikulkan kepada kami oleh ayahmu?” 1 Raja-raja 12:9. Orang-orang muda itu mengusulkan agar ia bertindak tegas kepada warganegara kerajaannya dan jelaskan kepada mereka bahwa sejak dari permulaan ia tidak akan membiarkan adanya campur tangan dari luar terhadap keinginan-keinginan pribadinya.PR 53.3

    Dimegahkan oleh hari depannya yang akan memegang tampuk pemerintahan, Rehabeam memutuskan untuk tidak akan menghiraukan nasihat orang tua-tua dalam kerajaannya, dan mengangkat orang-orang yang lebih mudah menjadi penasihat-penasihatnya. Jadi setelah tiba hari yang ditentukan, ketika “datanglah Yerobeam dan segenap rakyat kepada Rehabeam,” untuk mendapatkan kepastian tentang peraturan yang akan dijalankan, Rehabeam “menjawab rakyat itu dengan keras,PR 53.4

    . . . katanya, Ayahku telah memberatkan tanggungan kamu, tetapi aku akan menambah tanggunganmu itu; ayahku telah menghajar kamu dengan cambuk, tetapi aku akan menghajar kamu dengan cambuk yang berduri besi.” Ayat 12-14.PR 53.5

    Sekiranya Rehabeam dan para penasihatnya yang kurang berpengalaman mengerti akan kehendak Ilahi terhadap orang Israel, maka mereka tentu mau memperhatikan permintaan orang banyak itu untuk mengadakan penertiban dalam administrasi pemerintahan. Tetapi pada saat kesempatan ada di tangan mereka selama rapat di Sikhem, mereka gagal mempertimbangkan sebab dan akibatnya, sehingga dengan demikian melemahkan pengaruh mereka kepada orang banyak itu untuk selama-lamanya. Ketentuan yang dinyatakan mereka untuk menetapkan dan malahan menambah penindasan yang diadakan selama pemerintahan Salomo secara tidak langsung bertentangan dengan rencana Allah bagi bangsa Israel, dan hal ini cukup memberikan bukti bagi orang banyak itu meragukan kesungguh-sungguhan tujuan-tujuan mereka. Dalam pencobaan yang tak terasa dan tak bijaksana ini untuk menerapkan kekuasaan, raja dan para penasihat yang dipilihnya menunjukkan kecongkakan memegang jabatan dan kekuasaan.PR 53.6

    Allah tidak mengizinkan Rehabeam menjalankan peraturan yang telah digariskannya. Beribu-ribu orang dari antara suku-suku ini yang telah bangun kesadarannya terhadap penindasan yang dijalankan dalam pemerintahan Salomo, dan orang-orang ini merasa sekarang bahwa tidak ada lagi hal lain yang dapat mereka lakukan selain mengadakan pemberontakan-pemberontakan menentang isi rumah Daud. “Setelah seluruh Israel melihat, bahwa raja tidak mendengarkan permintaan mereka, maka rakyat menjawab raja, Bagian apakah kita dapat daripada Daud? Kita tidak memperoleh warisan dari anak Isai itu! Ke kemahmu hai orang Israel! Uruslah sekarang rumahmu sendiri hai Daud! Maka pergilah orang Israel ke kemahnya.” Ayat 16.PR 53.7

    Pelanggaran yang diciptakan oleh pidato Rehabeam yang ceroboh ternyata tak dapat diperbaiki sama sekali. Maka dengan demikian kedua belas suku bangsa Israel itu telah terbagi, suku Yehuda dan Benyamin membentuk suatu kerajaan kecil di bagian selatan yang disebut kerajaan Yehuda di bawah pemerintahan Rehabeam; sedangkan sepuluh suku di bagian utara membentuk dan mengadakan pemerintahan sendiri yang terpisah yang dikenal sebagai kerajaan Israel, dengan Yerobeam sebagai rajanya. Begitulah ramalan nabi itu mengenai terpecahnya kerajaan itu digenapi. “Perubahan yang disebabkan Tuhan.” Ayat 15.PR 54.1

    Ketika Rehabeam melihat sepuluh suku itu memutuskan hubungan dan membangkang kepadanya, ia segera bertindak. Melalui salah seorang yang berpengaruh di dalam kerajaannya, “Adoram, yang menjadi kepala rodi,” ia mengadakan usaha untuk memperdamaikan mereka. Tetapi duta perdamaian itu mendapat perlakukan yang menyaksikan rasa permusuhan terhadap Rehabeam. “Seluruh Israel melontari dia dengan batu, sehingga mati.” Terkejut oleh bukti kekuatan pemberontak, “Raja Rehabeam hampir-hampir tidak dapat menaiki keretanya untuk melarikan diri ke Yerusalem.” Ayat 18.PR 54.2

    Di Yerusalem “ia mengumpulkan segenap kaum Yehuda dan suku Benyamin, seratus delapan puluh ribu teruna yang sanggup berperang untuk memerangi kaum Israel dengan maksud mengembalikan kerajaan itu kepada Rehabeam, anak Salomo. Tetapi datanglah firman Allah kepada Semaya, abdi Allah, demikian: Katakanlah kepada Rehabeam, anak Salomo, raja Yehuda, dan kepada segenap kaum Yehuda dan Benyamin dan kepada selebihnya dari bangsa itu, Beginilah firman TUHAN, janganlah kamu maju dan janganlah kamu berperang melawan saudara-saudaramu, orang Israel. Pulanglah masing-masing ke rumahnya, sebab Akulah yang menyebabkan hal ini terjadi. Maka mereka mendengarkan firman TUHAN dan pergilah mereka pulang sesuai dengan firman TUHAN itu.” Ayat 21-24.PR 54.3

    Selama masa tiga tahun Rehabeam berusaha mencari keuntungan oleh pengalamannya yang menyedihkan pada permulaan pemerintahannya; dan di dalam usahanya ini ia makmur. Ia “memperkuat kota-kota kubu di Yehuda,” Ia memperkukuh kota-kota kubu itu dan menempatkan di situ kepala-kepala pasukan dengan persediaan makanan, minyak dan anggur.” Ia berhati-hati membangun kota-kota kubu ini “amat kukuh.” 2 Tawarikh 11:5, 11, 12. Tetapi rahasia kemakmuran Yehuda selama tahun-tahun pertama pemerintahan Rehabeam tidak terletak dalam hal ini. Adalah oleh pengenalan mereka kepada Allah sebagai Raja yang Agung yang menempatkan suku-suku Yehuda dan Benyamin di atas tanah yang membawa keuntungan. Jumlah mereka bertambah dengan banyak orang yang takut akan Allah yang datang dari suku-suku di sebelah utara. Dari catatan kita membaca, “Dari segenap suku Israel, orang datang ke Yerusalem, yakni orang yang telah membulatkan hatinya untuk mencari TUHAN Allah Israel; dan mereka datang untuk mempersembahkan korban kepada TUHAN, Allah nenek moyang mereka. Demikianlah mereka memperkukuh kerajaan Yehuda dan memperkuat pemerintahan Rehabeam bin Salomo selama tiga tahun, karena selama tiga tahun mereka mengikuti jejak Daud dan Salomo.” Ayat 16, 17.PR 54.4

    Dengan meneruskan cara ini kesempatan Rehabeam terbentang untuk menebus sebesar-besarnya, akan kesalahan-kesalahan masa yang lalu dan untuk mengembalikan keyakinan dalam kesanggupannya untuk memerintah dengan bijaksana.PR 54.5

    ketgam.PR 55.1

    Nabi Semaya menyampaikan suatu pekabaran daripada Allah kepada raja Rehabeam, diberitakan kepadanya untuk tidak berperang melawan sepuluh suku bangsa Israel. Raja telah menurut perintah itu.PR 55.2

    (teruskan dari bijaksana=tidak paragraf baru)PR 55.3

    Tetapi pena yang diilhami telah menelusuri catatan yang menyedihkan tentang pengganti Salomo sebagai satu orang yang gagal menanamkan pengaruh yang kuat supaya berlaku setia kepada Yehova. Walaupun kedegilan, merasa yakin, ketegaran hati, dan kecenderungan untuk menyembah berhala, sekiranya ia telah menyerahkan diri sepenuhnya pada Allah, tentu saja ia dapat memperkembangkan tabiat yang kuat, iman yang teguh, dan kepatuhan terhadap tuntutan-tuntutan Ilahi. Tetapi ketika waktu sudah berlalu, raja itu bergantung pada kuasa kedudukan dan pada kekuatan yang telah dibangunnya. Sedikit demi sedikit ia memberikan jalan untuk mewarisi kelemahan, sampai ia menghempaskan seluruh pengaruhnya ke pihak berhala. “Rehabeam beserta seluruh Israel meninggalkan hukum TUHAN, ketika kerajaannya menjadi kukuh dan kekuasaannya menjadi teguh.” 2 Tawarikh 12:1.PR 55.4

    Betapa menyedihkan, betapa dalamnya makna kata-kata, “Dan seluruh Israel dengan Dia!” Umat yang telah dipilih Allah untuk berdiri sebagai suatu terang bagi bangsa-bangsa sekelilingnya sekarang sedang berpaling dari Sumber kekuatan mereka dan berusaha untuk menjadi seperti bangsa-bangsa yang mengelilingi mereka. Sebagaimana Salomo, begitu juga dengan Rehabeam--pengaruh teladan yang salah menyebabkan banyak orang tersesat. Dan sebagaimana dengan mereka, kurang lebih begitulah sekarang dengan setiap orang yang menyerahkan diri untuk berbuat jahat--pengaruh pelanggaran tidak saja terbatas pada orang yang melakukannya. Tidak ada orang yang hidup untuk dirinya saja. Tidak ada orang yang binasa sendiri dalam kejahatannya. Setiap kehidupan adalah suatu terang yang menerangi dan menyinari jalan orang-orang lain, atau suatu pengaruh gelap dan membinasakan yang cenderung ke arah kehancuran dan kebinasaan. Kita memimpin orang-orang lain baik menuju ke atas kepada kebahagiaan dan kehidupan yang baka, atau pun menuju ke bawah kepada kesengsaraan dan kematian yang kekal. Dan kalau oleh perbuatan-perbuatan yang kita lakukan itu kita mengukuhkan atau memasukkan kuasa-kuasa jahat ke dalam kegiatan orang-orang di sekeliling kita, maka kita turut berdosa dengan mereka.PR 55.5

    Allah tidak membiarkan kemurtadan raja Yehuda sehingga tidak mendapat ganjaran. “Tetapi pada tahun kelima zaman raja Rehabeam, majulah Sisak, raja Mesir, menyerang Yerusalem karena mereka berubah setia terhadap TUHAN, dengan seribu dua ratus kereta dan enam puluh ribu orang berkuda, sedang rakyat yang mengikutinya dari Mesir, . . . Ia merebut kota-kota benteng yang di Yehuda, bahkan mendekati Yerusalem.PR 55.6

    “Nabi Semaya datang kepada Rehabeam dan pemimpin-pemimpin Yehuda yang berkumpul di Yerusalem berhubung dengan ancaman Sisak, dan berkata kepada mereka, Beginilah firman TUHAN, kamu telah meninggalkan Aku, oleh sebab itu Aku pun meninggalkan kamu dalam kuasa Sisak.” Ayat 2-5. Orang banyak itu belum begitu jauh melangkah dalam kemurtadan di mana mereka meremehkan keputusan Allah. Dalam kerugian yang diderita oleh penyerbuan Sisak, mereka menyadari bahwa tangan Allah dan untuk suatu jangka waktu mereka merendahkan diri. “Tuhanlah yang benar,” kata mereka.PR 55.7

    “Ketika TUHAN melihat bahwa mereka merendahkan diri, datanglah firman TUHAN kepada Semaya, bunyinya, mereka telah merendahkan diri, oleh sebab itu Aku tidak akan memusnahkan mereka. Aku segera akan meluputkan mereka dan kehangatan murka-Ku tidak akan dicurahkan atas Yerusalem dengan perantaraan Sisak. Tetapi mereka akan menjadi hamba-hambanya, supaya mereka tahu membedakan antara mengabdi kepada-Ku dan mengabdi kepada kerajaan-kerajaan duniawi.PR 56.1

    “Maka majulah Sisak, raja Mesir itu, menyerang Yerusalem, ia merampas barang-barang perbendaharaan rumah TUHAN dan barang-barang perbendaharaan rumah raja; semuanya dirampasnya. Ia merampas juga perisai-perisai emas yang dibuat Salomo. Sebagai gantinya raja Rehabeam membuat perisai-perisai tembaga, yang dipercayakannya kepada pemimpin-pemimpin bentara yang menjaga pintu istana raja.... Oleh sebab raja merendahkan diri, surutlah murka TUHAN daripadanya, sehingga ia tidak dimusnahkan-Nya sama sekali, lagi pula masih terdapat hal-hal yang baik di Yehuda.” Ayat 6-12.PR 56.2

    Tetapi ketika tangan malapetaka itu diangkat, dan bangsa itu menjadi makmur kembali, banyak yang lupa akan ketakutannya lalu beralih kembali menyembah berhala. Di antara mereka itu adalah raja Rehabeam sendiri. Walaupun telah merendahkan diri oleh bencana yang menimpanya, ia gagal menjadikan pengalamannya itu suatu saat yang menentukan dalam kehidupannya. Dengan melupakan pelajaran yang diajarkan Allah kepadanya, ia kembali lagi ke dalam dosa-dosanya yang mendatangkan hukuman ke atas bangsa itu. Setelah beberapa tahun yang keji selama raja itu “berbuat yang jahat karena ia tidak tekun mencari TUHAN,” “Rehabeam mendapat perhentian bersama-sama dengan nenek moyangnya, dan ia dikuburkan di Kota Daud: maka Abia, anaknya menjadi raja menggantikan dia.” Ayat 14, 16.PR 56.3

    Dengan pecahnya kerajaan itu, kemuliaan Israel yang mulai merosot pada permulaan pemerintahan Rehabeam, tidak pernah lagi kembali sepenuhnya. Zaman selama abad-abad yang menyusul, takhta Daud diduduki oleh orang-orang yang patut akhlaknya serta mempunyai pandangan yang jauh ke depan, dan di bawah pemerintahan orang-orang ini berkat-berkat yang menjadi bagian Yehuda menjalar kepada bangsa-bangsa di sekelilingnya. Pada zaman itu nama Yehova ditinggikan di atas setiap allah palsu, dan hukum-Nya pun ditaati. Dari zaman ke zaman nabi-nabi yang berkuasa muncul untuk memberi kekuatan pada tangan raja-raja dan memberikan dorongan kepada rakyatnya agar tetap setiawan. Tetapi benih kejahatan yang telah terbit ketika Rehabeam menaiki takhta tidaklah pernah dapat dikikis habis; dan tibalah saatnya bagi umat-umat Allah ini yang pernah diunggulkan jatuh begitu rendah sehingga menjadi buah bibir di kalangan orang-orang kafir.PR 56.4

    Namun sekalipun kemurtadan orang-orang ini yang bersandar pada perbaktian-perbaktian berhala, Allah di dalam kemurahan-Nya mau melakukan segala-galanya dengan kuasa-Nya untuk menyelamatkan kerajaan yang terbagi itu dari kebinasaan total. Maka sementara tahun-tahun berlalu sedangkan rencana-Nya terhadap orang Israel tampaknya sia-sia sama sekali oleh rencana-rencana dari orang-orang yang diilhami oleh wakil-wakil Setan, Ia masih menyatakan rancangan-rancangan-Nya yang bermanfaat melalui penawanan dan pemulihan bangsa pilihan ini.PR 56.5

    Pecahnya kerajaan itu adalah titik permulaan suatu sejarah yang ajaib, di mana belas kasihan dan panjang sabar Allah ditunjukkan. Dari dapur kesengsaraan yang harus mereka jalani oleh karena keturunan dan kecenderungan-kecenderungannya yang jahat, orang-orang yang Allah telah ikhtiarkan agar disucikan bagi diri-Nya sebagai umat yang tersendiri, yang ditandai oleh karya-karya kebajikan, yang akhirnya mengaku:PR 57.1

    “Tidak ada yang sama seperti Engkau, ya TUHAN; Engkau besar dan nama-Mu besar oleh keperkasaan. Siapakah yang tidak takut kepada-Mu, ya Raja bangsa-bangsa? . . . Sebab di antara semua orang bijaksana dari bangsa-bangsa dan di antara raja-raja mereka tidak ada yang sama seperti Engkau.” “Tetapi TUHAN adalah Allah yang benar, Dialah Allah yang hidup dan Raja yang kekal.” Yeremia 10:6, 7, 10.PR 57.2

    Maka para penyembah berhala ini pun akhirnya mendapat pelajaran bahwa allah-allah palsu sama sekali tidak berkuasa untuk mengangkat dan menyelamatkan. “Para allah yang tidak menjadikan langit dan bumi akan lenyap dari bumi dan dari kolong langit ini.” Ayat 11. Hanyalah dengan kesetiaan kepada Allah yang hidup, Pencipta segala sesuatu dan Raja segala raja, manusia boleh mendapat perhentian dan damai.PR 57.3

    Dengan satu persetujuan orang-orang Israel dan Yehuda menyesal dan bertobat yang akhirnya memperbarui perjanjian hubungan mereka dengan Yehova yang besar, Allah leluhur mereka; dan bagi-Nya mereka menyatakan:PR 57.4

    font kecil.PR 57.5

    “TUHANLAH yang menjadikan bumi dengan kekuatan-Nya,
    Yang menegakkan dunia dengan kebijaksanaan-Nya,
    Dan yang membentangkan langit dengan akal budi-Nya,

    ldquo;Apabila Ia memperdengarkan suara-Nya,
    Menderulah bunyi air di langit,
    Ia menaikkan kabut awan dari ujung bumi,
    Ia membuat kilat serta dengan hujan,
    Dan mengeluarkan angin dari perbendaharaan-Nya.

    “Setiap manusia ternyata bodoh, tidak berpengetahuan:
    Dan setiap pandai emas menjadi malu Karena patung buatannya.
    Sebab patung tuangannya itu adalah tipu,
    Tidak ada nyawa di dalamnya.

    “Semuanya adalah kesia-siaan pekerjaan yang menjadi buah ejekan,
    Dan yang akan binasa pada waktu dihukum.

    “Tidaklah begitu Dia yang menjadi bagian Yakub,

    “Sebab Dialah yang membentuk segala-galanya,
    Dan Israel adalah suku milik-Nya;
    Nama-Nya ialah TUHAN semesta alam.”
    PR 57.6

    Ayat 12-16.

    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents