Loading...
Larger font
Smaller font
Copy
Print
Contents

Para Nabi Dan Raja

 - Contents
  • Results
  • Related
  • Featured
No results found for: "".
  • Weighted Relevancy
  • Content Sequence
  • Relevancy
  • Earliest First
  • Latest First
    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents

    5 - Pertobatan Salomo

    SELAMA pemerintahan Salomo dua kali Tuhan menampakkan diri kepadanya untuk memberikan persetujuan dan nasihat--dalam khayal pada waktu malam di Gibeon, ketika perjanjian hikmat kebijaksanaan, kekayaan, dan kemuliaan yang disertai nasihat agar tetap merendahkan diri dan setia menurut; dan sesudah penahbisan bait suci, ketika sekali lagi Tuhan memberikan peringatan agar berlaku setiawan. Peringatan-peringatan yang tegas, perjanjian-perjanjian yang indah telah diberikan kepada Salomo; namun ia yang berada di dalam arenanya, di dalam tabiat, dan di dalam kehidupan yang tampaknya penuh dengan kesesuaian untuk memperhatikan permintaan dan menghadapi pengharapan Surga, telah tersurat: “Sebab itu Tuhan menunjukkan murka-Nya kepada Salomo, sebab hatinya telah menyimpang daripada TUHAN, Allah Israel, yang telah dua kali menampakkan diri kepada-Nya, dan yang telah memerintahkan kepadanya dalam hal ini supaya jangan mengikuti Allah-Allah lain, akan tetapi ia tidak berpegang pada yang diperintahkan TUHAN.” 1 Raja-raja 11:9, 10. Dan sangatlah lengkap kemurtadannya, sangatlah keras hatinya dalam pendurhakaan, sehingga keadaannya sungguh-sungguh tiada harapan sama sekali.PR 44.1

    Dari kesukaan pergaulan Ilahi, Salomo berpaling mencari kepuasan dalam rasa kesenangan. Dari pengalamannya ini berkata:PR 44.2

    “Aku melakukan pekerjaan-pekerjaan besar, mendirikan bagiku rumah-rumah, menanami bagiku kebun-kebun anggur; aku mengusahakan bagiku kebun-kebun dan taman-taman: . . .Aku membeli budak-budak laki-laki dan perempuan: . . .Aku mengumpulkan bagiku juga perak dan emas, harta benda raja-raja dan daerah-daerah: Aku mencari bagiku biduan-biduan dan biduanita-biduanita, dan yang menyenangkan anak-anak manusia, yakni banyak gundik. Dengan demikian aku menjadi besar, bahkan lebih besar daripada siapapun yang pernah hidup di Yerusalem sebelum aku. . . .PR 44.3

    “Aku tidak merintangi mataku dari apa pun yang dikehendakinya, dan aku tidak menahan hatiku dari sukacita apa pun, sebab hatiku bersukacita karena segala jerih payahku. . . . Ketika aku meneliti segala pekerjaan yang telah dilakukan tanganku dan segala usaha yang telah kulakukan untuk itu dengan jerih payah, lihatlah, segala sesuatu adalah kesia-siaan dan usaha menjaring angin; memang tak ada keuntungan di bawah matahari.” Pengkhotbah 2:4-18.PR 44.4

    Dengan pengalamannya sendiri yang pahit, Salomo mempelajari kehampaan suatu kehidupan yang mencari-cari barang-barang tertinggi di dunia. Ia mendirikan mezbah-mezbah untuk Allah-Allah kafir, hanyalah untuk mengetahui betapa sia-sianya perjanjian mereka yang bergantung pada Roh. Pikiran-pikiran yang suram dan jiwa yang terusik menyusahkannya siang dan malam. Tidak ada lagi kesenangan hidup atau kedamaian hati baginya, dan masa depannya gelap tanpa harapan.PR 44.5

    Namun Tuhan tidak meninggalkannya. Oleh pekabaran-pekabaran yang memperbaiki dan amaran-amaran yang keras, Tuhan berusaha membangunkan raja kepada suatu keinsafan terhadap kehidupannya yang berlumuran dosa. Tuhan mencabut perlindungan-Nya dan membiarkan musuh-musuh mengganggu dan melemahkan kerajaan. “Kemudian TUHAN membangkitkan seorang lawan Salomo, yakni Hadad, orang Edom . . .Allah membangkitkan pula seorang lawan Salomo, yakni Rezon, . . .PR 45.1

    kepala gerombolon, “yang muak akan orang Israel, dan menjadi raja atas Aram. Juga Yerobeam, . . . pegawai Salomo,” “seorang tangkas,” inilah alasannya, mengapa ia memberontak terhadap raja.” 1 Raja-raja 11:14-28.PR 45.2

    Pada akhirnya Tuhan melalui seorang nabi memberikan amaran yang mengejutkan kepada Salomo: “Oleh karena begitu kelakuanmu, yakni engkau tidak berpegang pada perjanjian dan segala ketetapan-Ku yang telah Kuperintahkan kepadamu, maka sesungguhnya Aku akan mengoyakkan kerajaan itu dari padamu dan akan memberikannya kepada hambamu. Hanya, pada waktu hidupmu ini Aku belum mau melakukannya oleh karena Daud, ayahmu, dari tangan anakmulah Aku akan mengoyakkannya.” Ayat 11, 12.PR 45.3

    Seolah-olah bangun dari sebuah mimpi oleh hukuman pengadilan yang dijatuhkan kepadanya dan seisi rumahnya, Salomo dengan cepat menjadi sadar mulai melihat kebodohannya di dalam terangnya yang benar. Disucikan dalam Roh, dengan pikiran dan jasmani yang lemah, ia berbalik dalam keadaan letih dan haus dari tempat air duniawi yang pecah, untuk sekali lagi ingin minum dari sumber air kehidupan. Pada akhirnya disiplin penderitaan menyelesaikan pekerjaan disiplin itu baginya. Telah lama ia dihantui oleh perasaan takut binasa oleh sebab ketidaksanggupannya berbalik meninggalkan kebodohan; tetapi sekarang ia melihat sinar pengharapan di dalam amaran yang diberikan kepadanya. Tuhan tidak memotongnya putus sama sekali, tetapi siap sedia untuk melepaskannya dari suatu perhambaan yang lebih kejam dari kubur, dan dari mana ia tidak mempunyai kuasa untuk melepaskan dirinya sendiri.PR 45.4

    Syukurlah Salomo mengenal kuasa dan belas kasihan dari Satu yang “lebih tinggi,” (Pengkhotbah 5:7); dalam penyesalan ia mulai menelusuri langkah-langkahnya ke arah agungnya taraf kesucian dan kemurnian dari mana ia telah jatuh sedemikian jauh. Ia tidak pernah dapat berharap untuk luput dari peledakan akibat-akibat dosa, ia tidak pernah dapat membebaskan pikirannya dari segala kenangan jalan pemanjaan diri yang ia kejar-kejar selama ini, tetapi ia dapat berusaha dengan sungguh-sungguh untuk mencegah orang-orang lain mengikuti kebodohan itu. Dengan rendah hati ia dapat mengakui kesalahan jalan-jalannya dan mengangkat suara dalam memberikan amaran kepada orang-orang lain agar jangan hilang dan tak dapat kembali oleh karena pengaruh-pengaruh untuk kejahatan yang ia telah pernah lakukan.PR 45.5

    Penyesalan yang benar tidak dapat melenyapkan dosa-dosa masa silamnya dari ingatannya. Segera setelah ia memperoleh kedamaian hatinya, ia tidak menjadi tidak peduli terhadap kesalahan-kesalahan yang telah diperbuatnya. Ia memikirkan mereka yang telah terseret ke dalam kejahatan karena perbuatannya, dan berusaha dalam segala cara yang memungkinkan untuk membawa mereka kembali ke jalan yang benar. Ia tidak mengabaikan jalan ketidakpatuhannya, menjadikan kesalahannya perkara yang ringan, tetapi mengangkat tanda bahaya, agar orang-orang lain dapat diberi amaran.PR 46.1

    Salomo mengetahui bahwa “hati anak-anak manusia pun penuh dengan kejahatan, dan kebebalan ada dalam hati mereka.” Pengkhotbah 9:3. Dan sekali lagi ia menyatakan, “Oleh karena hukuman terhadap perbuatan jahat tidak segera dilaksanakan, maka hati manusia penuh niat untuk berbuat jahat. Walaupun orang yang berdosa dan yang berbuat jahat seratus kali hidup lama, namun aku tahu, bahwa orang yang takut akan Allah akan beroleh kebahagiaan, sebab mereka takut terhadap hadirat-Nya. Tetapi orang yang fasik tidak akan beroleh kebahagiaan dan seperti bayang-bayang ia tidak akan panjang umur, karena ia tidak takut terhadap hadirat Allah.” Pengkhotbah 8:11-13. Dengan ilham Roh sang raja mencatat sejarah tahun-tahunnya yang terbuang-buang dengan pelajaran-pelajaran amarannya bagi generasi yang turun temurun. Dengan demikian, meskipun benih yang ditaburkannya telah disabit oleh orang-orangnya pada masa penuaian kejahatan, tetapi jiwanya tidak hilang seluruhnya. Dengan lemah lembut dan rendah hati Salomo di masa tuanya “mengajarkan juga kepada umat itu pengetahuan; ia menimbang, menguji dan menyusun banyak amsal.” Ia “berusaha mendapat kata-kata yang menyenangkan dan menulis kata-kata kebenaran secara jujur.” “Kata-kata orang berhikmat seperti kuasa dan kumpulan-kumpulannya seperti paku-paku yang tertancap, diberikan oleh satu gembala. Lagipula anakku, waspadalah!” Pengkhotbah 12:9-12.PR 46.2

    ketgamPR 46.3

    Raja Salomo segera menyadari kesalahannya, dia melihat dosa perbuatannya dan berbalik dari kejahatannya. Dia mengadakan reformasi pembersihan di tengah-tengah Israel.PR 46.4

    Ia menulis: “Akhir kata dari segala yang didengar ialah: takutlah akan Allah dan berpeganglah pada perintah-perintah-Nya, karena ini adalah kewajiban setiap orang. Karena Allah akan membawa setiap perbuatan ke pengadilan yang berlaku atas segala sesuatu yang tersembunyi, entah itu baik, entah itu jahat.” Ayat 13, 14. Tulisan-tulisan Salomo yang terakhir menyatakan bahwa oleh karena ia menyadari lebih banyak dan lebih banyak lagi akan kejahatan jalannya, maka ia mencurahkan perhatian khusus untuk memberikan amaran kepada orang-orang muda untuk melawan kejatuhan ke dalam kesalahan-kesalahan yang telah membawa ia menyia-nyiakan dengan percuma akan karunia-karunia Surga yang sangat terpilih. Dengan sedih dan malu ia mengaku bahwa pada masa jaya-jayanya, ketika ia seharusnya menemukan Allah sebagai penghiburannya, penolongnya, hidupnya, ia meninggalkan terang surga dan hikmat kebijaksanaan Allah, dan menyembah berhala gantinya berbakti kepada Yehova. Dan sekarang, setelah mendapat pelajaran melalui pengalaman yang menyedihkan dengan kehidupan yang begitu tolol, hasrat kerinduannya ialah menyelamatkan orang lain agar jangan masuk ke dalam pengalaman pahit seperti yang telah dialaminya.PR 46.5

    Dengan perasaan sedih yang menggugah ia menulis tentang kesempatan-kesempatan dan tanggungjawab-tanggungjawab yang ada di hadapan orang-orang muda dalam pekerjaan Allah:PR 47.1

    “Terang itu menyenangkan dan melihat matahari itu baik bagi mata; oleh sebab itu jikalau orang panjang umurnya, biarlah ia bersukacita di dalamnya, tetapi hendaklah ia ingat akan hari-hari yang gelap, karena banyak jumlahnya. Segala sesuatu yang datang adalah kesia-siaan. Bersukarialah, hai pemuda, dalam kemudaanmu, biarlah hatimu bersuka pada masa mudamu, dan turutilah keinginan hatimu dan pandangan matamu, tetapi ketahuilah bahwa karena segala hal ini Allah akan membawa engkau ke pengadilan! Buanglah kesedihan dari hatimu dan jauhkanlah penderitaan dari tubuhmu, karena kemudaan dan fajar hidup adalah kesia-siaan.” Pengkhotbah 11:7-10.PR 47.2

    huruf kecilPR 47.3

    “Ingatlah akan Penciptamu pada masa mudamu,
    sebelum tiba hari-hari yang malang
    dan mendekat tahun-tahun yang kaukatakan:
    “Tak ada kesenangan bagiku di dalamnya!”

    Sebelum matahari dan terang,
    bulan dan bintang-bintang menjadi gelap,
    dan awan-awan datang kembali sesudah hujan,

    pada waktu penjaga-penjaga rumah gemetar,
    dan orang-orang kuat membungkuk,
    dan perempuan-perempuan penggiling berhenti
    karena berkurang jumlahnya,
    dan yang melihat dari jendela semuanya menjadi kabur,
    dan pintu-pintu di tepi jalan tertutup,

    dan bunyi penggilingan menjadi lemah,
    dan suara menjadi seperti kicauan burung

    dan semua penyanyi perempuan tunduk, juga orang menjadi takut tinggi,
    dan ketakutan ada di jalan, pohon badam berbunga,
    belalang menyeret dirinya dengan susah payah
    dan nafsu makan tak dapat dibangkitkan lagi

    Karena manusia pergi ke rumahnya yang kekal,
    dan peratap-peratap berkeliaran di jalan,

    sebelum rantai perak diputuskan
    dan pelita emas dipecahkan,
    sebelum tempayan dihancurkan dekat mata air
    dan roda timba dirusakkan di atas sumur,

    dan debu kembali menjadi tanah seperti semula
    dan Roh kembali kepada Allah yang mengaruniakannya.”
    PR 47.4

    Pengkhotbah 12:1-7

    Bukan saja bagi orang-orang muda, tetapi juga bagi orang-orang dewasa, dan bagi mereka yang sedang menuruni bukit kehidupan dan sedang menghadapi terbenamnya matahari hayat, kehidupan Salomo itu menjadi amaran. Kita melihat dan mendengar perguncingan di antara orang-orang muda, orang-orang muda yang terombang-ambing antara yang benar dan yang salah, dan arus nafsu-nafsu yang jahat membuktikan begitu kuat melanda mereka. Kita tidak melihat pergunjingan dan ketidaksetiaan ini di dalam diri mereka yang sudah agak dewasa, kita mengharapkan tabiat itu didirikan dengan asas-asas yang berakar kukuh. Akan tetapi hal ini tidak akan selalu demikian. Ketika tabiat Salomo seharusnya berdiri kekar seperti sebatang pohon, ia jatuh dari kesetiaannya di bawa kuasa pencobaan. Ketika kekuatannya harus seteguh-teguhnya, ia kedapatan paling lemah.PR 48.1

    Bertitik tolak dari contoh-contoh tersebut kita dapat mengetahui bahwa hanyalah dengan jalan berjaga-jaga dan berdoa orang-orang tua dan muda boleh selamat. Ketenangan tidak terletak pada kedudukan yang tinggi dan kesempatan-kesempatan yang besar. Mungkin satu orang telah mengenyam pengalaman Kristen yang tulen selama bertahun-tahun, tetapi ia masih tetap menjadi sasaran serangan-serangan Setan. Di dalam peperangan dengan dosa yang masuk dan pencobaan yang ke luar, Salomo yang penuh dengan kuasa dan paling arif sekalipun kalah. Kegagalan Salomo mengajar kita bahwa, sampai di mana pun kebolehan kecerdasan seorang manusia, dan betapa besarnya kesetiaannya yang ia telah baktikan kepada Allah pada waktu-waktu yang silam, tidak dapat menjadi jaminan bahwa ia dapat bergantung pada kepandaian dan kekuatannya sendiri.PR 48.2

    Dalam setiap generasi dan setiap negeri landasan dan teladan pembangunan tabiat yang sejati sama adanya. Hukum Ilahi itu, “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu, . . . dan sesamamu manusia seperti dirimu sendiri,” adalah asas yang besar yang sudah dinyatakan dalam tabiat dan kehidupan Juruselamat kita, adalah satu-satunya landasan yang aman, satu-satunya penuntun yang pasti. Lukas 10:27. “Maka keamanan akan tiba bagimu, kekayaan yang menyelamatkan ialah hikmat dan pengetahuan,” hikmat dan pengetahuan yang Firman Allah saja yang dapat memberikannya. Yesaya 33:6. Sekarang benarlah apa yang dikatakan kepada orang Israel tentang penurutan kepada pemerintah-pemerintah-Nya: “Itulah yang akanPR 48.3

    menjadi kebijaksanaanmu dan akal budimu di mata bangsa-bangsa.” Ulangan 4:6. Inilah satu-satunya penjaga bagi ketulusan seseorang, bagi kesucian rumah tangga, ketertiban masyarakat, atau keamanan bangsa. Di tengah-tengah keresahan, dan bahaya-bahaya serta peperangan, aturan yang menyelamatkan dan pasti ialah melakukan apa yang difirmankan Allah. “Titah Tuhan itu tepat,” dan “siapa yang berlaku demikian, tidak akan goyah selama-lamanya.” Mazmur 19:9; 15:5.PR 49.1

    Orang-orang yang mengindahkan amaran dari kemurtadan Salomo akan menjauhkan diri dari pendekatan pertama dari dosa-dosa yang mengalahkannya. Hanyalah dengan penurutan terhadap tuntutan Surga manusia akan terpelihara dari kemurtadan. Allah telah mengaruniakan banyak berkat dan terang yang besar kepada manusia; tetapi kecuali terang dan berkat-berkat ini diterima, maka tidak ada jaminannya untuk menentang pendurhakaan dan kemurtadan. Bilamana orang-orang yang telah diangkat Allah untuk menduduki jabatan-jabatan yang tinggi berpaling daripada-Nya kepada kepintaran manusia, maka terang mereka akan menjadi gelap. Kesanggupan-kesanggupan yang mereka andalkan akan menjadi suatu perangkap.PR 49.2

    Sebelum peperangan berakhir, akan selalu ada orang yang berpisah dari Allah. Setan akan menciptakan keadaan-keadaan sedemikian rupa sehingga kecuali kita dipelihara oleh kuasa Ilahi, maka keadaan-keadaan itu akan bekerja dengan tidak terasa melemahkan benteng pertahanan jiwa. Pada setiap langkah kita perlu bertanya, “Adakah ini jalan Allah?” Selama hidup ini belum berakhir, haruslah diadakan penjagaan terhadap kasih sayang dan kegemaran-kegemaran dengan maksud yang teguh. Tidak satu saatpun kita merasa aman kecuali kita bersandar pada Allah, dengan kehidupan yang ditaruh dengan Kristus. Kesiapsiagaan dan doa adalah penjaga-penjaga kesucian. Semua orang yang akan masuk Kota Allah harus masuk melalui pintu gerbang yang lurus--oleh usaha yang penuh penderitaan; karena “tidak akan masuk ke dalamnya sesuatu yang najis.” Wahyu 21:27. Tetapi kepada mereka yang telah jatuh tidak seorang pun yang perlu menyerah dan putus asa. Orang-orang yang sudah tua yang pernah menjadi kebanggaan Allah, mungkin pernah menajiskan jiwanya, dengan mengorbankan kebaikannya di atas mezbah hawa nafsu; tetapi sekiranya mereka bertobat, meninggalkan dosanya, dan kembali kepada Allah, mereka masih tetap mempunyai pengharapan. Ia yang menyatakan, “hendaklah engkau setia sampai mati, dan Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan,” juga memberikan undangan, “Baiklah orang fasik meninggalkan jalannya, dan orang jahat meninggalkan rancangannya; baiklah ia kembali kepada TUHAN, maka Dia akan mengasihaninya, dan kepada Allah kita, sebab Ia memberi pengampunan dengan limpahnya.” Wahyu 2:10; Yesaya 55:7. Allah membenci dosa, tetapi Ia mengasihi orang berdosa. Ia menyatakan; “Aku akan memulihkan mereka dari penyelewengan, Aku akan mengasihi mereka dengan sukarela.” Hosea 14:5.PR 49.3

    Pertobatan Salomo memang sungguh-sungguh; tetapi bahaya teladan perbuatannya yang jahat yang sudah dilakukan tidak dapat ditanggulangi lagi. Di dalam kerajaannya masih tetap terdapat orang-orang yang setia dan percaya, yang berusaha dengan tekun mencapai kesucian, selama kemurtadannya. Akan tetapi banyak yang telah tersesat; serta kekuatan-kekuatan jahat melakukan pekerjaan oleh memasukkan praktik-praktik duniawi dan penyembahan berhala yang tidak dapat dengan mudah dihentikan oleh raja yang sudah menyesal. Pengaruhnya untuk kebaikan telah lumpuh sama sekali. Banyak yang terburu-buru merasa yakin sepenuhnya akan kepemimpinannya. Walaupun raja telah mengaku dosanya dan menulis suatu catatan tentang kebodohannya dan pertobatannya, demi kebaikan generasi-generasi yang akan datang, ia tidak pernah dapat membinasakan secara keseluruhan akan pengaruh malapetaka yang disebabkan oleh perbuatan-perbuatannya yang salah. Mendapat angin dari kemurtadannya, banyak yang terus-menerus berbuat jahat, dan kejahatan semata-mata. Dan di dalam kemerosotan akhlak banyak penguasa yang mengikutinya dapatlah menjajaki pengaruh yang menyedihkan dari pelacuran kuasa-kuasanya yang dikaruniakan Allah. Di dalam kepedihan sebagai pantulan pahit dari kejahatan yang telah diperbuatnya, Salomo terdorong untuk menyatakan, “Hikmat lebih baik daripada alat-alat perang, tetapi satu orang yang keliru dapat merusakkan banyak hal yang baik.” “Ada suatu kejahatan yang kulihat di bawah matahari sebagai kekhilafan yang berasal dari seorang penguasa: pada banyak tempat yang tinggi.”PR 50.1

    “Lalat yang mati menyebabkan urapan dari pembuat urapan berbau busuk; demikian juga sedikit kebodohan lebih berpengaruh daripada hikmat dan kehormatan.” Pengkhotbah 9:18; 10:5, 6, 1.PR 50.2

    Di antara banyak pelajaran yang dapat ditarik dari kehidupan Salomo, tidak ada yang lebih kuat ditekankan daripada kuasa pengaruh, perkara yang baik atau perkara yang buruk. Betapapun kecilnya lingkungan kita, kita tetap memberikan suatu pengaruh untuk kebahagiaan atau kesengsaraan. Di luar pengendalian atau sepengetahuan kita, hal itu menyatakan berkat atau kutuk bagi orang lain. Barangkali hal itu berat dengan suramnya ketidakpuasan dan mementingkan diri sendiri, atau diracuni dengan noda yang mematikan dari jenis-jenis dosa yang digemari; atau barangkali hal itu dikaitkan dengan kuasa iman yang memberikan kehidupan, keberanian dan pengharapan, dan manis dengan keharuman kasih. Tetapi pastilah itu akan tetap berpengaruh terhadap perkara yang baik atau yang buruk.PR 50.3

    Bahwa pengaruh kita mungkin saja dapat menjadi suatu bau maut kepada maut yang menakutkan pikiran. Satu jiwa disesatkan, yang kehilangan kebahagiaan abadi--siapa yang dapat menghitung ruginya! Namun ada yang, bertindak gegabah, ada yang membuang perkataan seenaknya, maka bagian kita mungkin dapat memasukkan suatu pengaruh yang mendalam terhadap kehidupan orang lain yang terbukti nanti membinasakan jiwanya. Satu cacat pada tabiat dapat menjauhkan banyak orang dari Kristus.PR 51.1

    Sebagaimana benih yang ditabur menghasilkan suatu penuaian, dan bila ini ditaburkan berulang-ulang, maka hasil penuaian akan berlipat ganda. Dalam hubungan kita dengan orang-orang lain hukum ini benar adanya. Setiap perbuatan, setiap perkataan, adalah suatu benih yang akan mendatangkan buahnya. Setiap perbuatan yang baik seperti keramahan, penurutan, penyangkalan diri, akan dengan sendirinya menghasilkan sesuatu kepada orang lain, dan melalui mereka tersebar kepada orang-orang lain seterusnya. Olehnya setiap perasaan iri hati, dengki, atau perselisihan adalah suatu benih yang akan menumbuhkan suatu “akar yang pahit” di mana banyak orang akan tercemar. Ibrani 12:15. Maka berapa besarkah jumlah racun yang “banyak” itu! Demikianlah penaburan perkara yang baik dan perkara yang jahat berlaku sepanjang waktu sampai selama-lamanya.PR 51.2

    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents