Loading...
Larger font
Smaller font
Copy
Print
Contents

Para Nabi Dan Raja

 - Contents
  • Results
  • Related
  • Featured
No results found for: "".
  • Weighted Relevancy
  • Content Sequence
  • Relevancy
  • Earliest First
  • Latest First
    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents

    20 - Naaman

    “NAAMAN, panglima raja Aram, adalah seorang terpandang di hadapan tuannya dan sangat disayangi, sebab oleh dia Tuhan telah memberikan kemenangan kepada orang Aram: Tetapi orang itu, seorang pahlawan tentara, sakit kusta.”PR 141.7

    Benhadad, raja Aram, telah mengalahkan tentara Israel dalam peperangan yang mengakibatkan kematian Ahab. Sejak saat itu bangsa Aram telah membuat garis perbatasan peperangan terhadap Israel, dan di dalam salah satu dari jarahan mereka telah membawa seorang anak perempuan kecil yang ketika di negeri tawanan, “ia menjadi pelayan pada istri Naaman.” Sebagai seorang budak yang jauh dari rumahnya, bagaimanapun keadaannya gadis kecil ini menjadi salah satu saksi Allah yang tanpa disadari sedang memenuhi rencana atas mana Allah telah memilih Israel sebagai umat-Nya. Sementara ia bekerja di rumah orang kafir ini, rasa sayangnya tercurah kepada tuannya; dan sambil mengingat mukjizat-mukjizat ajaib tentang penyembuhan yang dilakukan Elisa, berkatalah ia kepada nyonyanya, “Sekiranya tuanku menghadap nabi yang di Samaria itu! maka tentulah nabi itu akan menyembuhkan dia dari penyakitnya.” Ia mengetahui bahwa kuasa Surga menyertai Elisa, dan ia percaya bahwa oleh kuasa ini Naaman dapat disembuhkan.PR 141.8

    Tingkah laku gadis tawanan ini, cara yang diterapkannya sendiri di rumah orang kafir itu, adalah suatu kesaksian yang kuat terhadap kuasa pendidikan dalam rumah tangga sewaktu masih kecil. Tidak ada kepercayaan lebih tinggi daripada yang diserahkan kepada para ayah dan ibu dalam memelihara dan mendidik anak-anak mereka. Orangtua haruslah menanamkan dasar-dasar tabiat dan kelakuan. Oleh teladan dan pengajaran mereka masa depan anak-anaknya sebagian besar ditentukan.PR 142.1

    Berbahagialah orang-orang tua yang kehidupannya adalah suatu pantulan Ilahi yang sejati, sehingga dengan demikian perjanjian-perjanjian dan perintah-perintah Allah dihidupkan dalam sikap anak yang tunduk dan menghormati; para orangtua yang lemah lembut dan adil serta panjang sabar menerangkan kepada anaknya akan kasih dan keadilan serta panjang sabar Allah, dan yang mengajar anaknya untuk mengasihi dan menurut serta mempercayai mereka, mengajarkan kepada anaknya untuk mengasihi dan menurut dan mempercayai Bapanya yang di surga. Orang-orang tua yang memberikan kepada anaknya pemberian yang demikian telah menghadiahinya suatu harta yang lebih mahal daripada segala kekayaan sepanjang zaman, suatu harta yang bertahan sampai selama-lamanya.PR 142.2

    Kita tidak mengetahui dalam bidang apa anak-anak kita dipanggil untuk bekerja. Mungkin mereka akan melewatkan masa hidupnya dalam lingkungan keluarga; mungkin mereka terpaut dalam loka karya umum kehidupan, atau pergi sebagai guru-guru Injil ke negeri kafir; tetapi semuanya sama disebut sebagai misionaris bagi Allah, pengerja-pengerja rahmat bagi dunia. Mereka akan memperoleh pendidikan yang akan membantu mereka untuk berdiri di pihak Kristus dalam pekerjaan yang tidak mementingkan diri sendiri. Orang-orangtua gadis Ibrani ini, ketika mengajar anaknya tentang Allah, tidak mengetahui nasib yang akan menimpanya. Tetapi mereka setia kepada kepercayaan mereka; dan di dalam rumah panglima pasukan Aram, anak mereka membawa kesaksian tentang Allah yang telah belajar untuk menghormatinya.PR 142.3

    Naaman mendengar perkataan yang gadis itu telah sampaikan kepada nyonyanya; dan setelah memperoleh izin dari raja, ia berangkat pergi mencari kesembuhan, dengan membawa serta, “sepuluh talenta perak, dan enam ribu syikal emas dan sepuluh potong pakaian.” Ia juga membawa sebuah surat dari raja Aram kepada raja Israel, di mana tercantum berita, “Bahwa, aku menyuruh . . . Naaman,PR 142.4

    pegawaiku, supaya engkau menyembuhkan dia dari penyakit kustanya.” Ketika raja Israel membaca surat itu, “dikoyakkannyalah pakaiannya serta berkata, Allahkah aku ini yang dapat mematikan dan menghidupkan, sehingga orang ini mengirim pesan kepadaku, supaya kusembuhkan seorang dari penyakit kustanya? Tetapi sesungguhnya, perhatikan dan lihatlah, ia mencari gara-gara terhadap aku.” Berita mengenai soal itu sampai kepada Elisa, dan ia mengirimkan kabar kepada raja, yang mengatakan, “Mengapa engkau mengoyakkan pakaianmu? Biarlah ia datang kepadaku, supaya ia tahu bahwa ada seorang nabi di Israel.”PR 142.5

    “Kemudian datanglah Naaman dengan kudanya dan keretanya, lalu berhenti di depan pintu rumah Elisa.” Melalui seorang pesuruh nabi itu menyuruhnya, “Pergilah mandi tujuh kali dalam sungai Yordan, maka tubuhmu akan pulih kembali, sehingga engkau menjadi tahir.” Naaman telah mengharapkan untuk menyaksikan pernyataan kuasa yang ajaib dari surga. “Aku sangka,” katanya, “bahwa setidak-tidaknya ia datang ke luar dan berdiri memanggil nama Tuhan, Allahnya, lalu menggerak-gerakkan tangannya di atas tempat penyakit itu dan dengan demikian menyembuhkan penyakit kustaku.” Ketika diberitahu mandi di Yordan, kesombongannya bangkit, dan dengan merasa terhina serta kecewa ia berseru, “Bukankah Abana dan Parpar, sungai-sungai Damsyik, lebih baik dari segala sungai di Israel? Bukankah aku dapat mandi di sana dan menjadi tahir?” “Kemudian berpalinglah ia dan pergi dengan panas hati.”PR 143.1

    Roh sombong Naaman memberontak melawan jalan yang ditunjukkan oleh Elisa. Sungai-sungai yang disebutkan oleh panglima Aram ini dikelilingi hutan-hutan kecil yang indah, dan berbondong-bondong orang yang datang ke tepi sungai-sungai yang jernih ini untuk menyembah berhala mereka. Martabat jiwa kemanusiaan Naaman tidak akan direndahkan apabila ia turun ke dalam salah satu dari sungai-sungai tersebut. Tetapi hanyalah oleh menurut petunjuk-petunjuk khusus dari nabi itu barulah ia boleh mendapat kesembuhan. Kerelaan menurut akan mendatangkan hasil yang diinginkan.PR 143.2

    Pegawai-pegawai Naaman menganjurkan kepadanya untuk melaksanakan petunjuk-petunjuk Elisa: “Seandainya nabi itu menyuruh perkara yang sukar kepadamu,” bujuk mereka, “Bukankah bapak akan melakukannya? Apalagi sekarang, ia hanya berkata kepadamu, mandilah dan engkau akan menjadi tahir.” Iman Naaman sedang diuji, sementara kecongkakan berjuang untuk menguasai. Tetapi iman memperoleh kemenangan, dan orang Aram (Syam-red) yang tinggi hati itu menyerahkan kesombongan hatinya dan tunduk takluk kepada kehendak Yehova yang dinyatakan. Tujuh kali ia membenamkan dirinya ke dalam sungai Yordan, “sesuai dengan perkataan abdi Allah itu.” Imannya mendapat kehormatan; “pulihlah tubuhnya kembali seperti tubuh seorang anak dan ia menjadi tahir.”PR 143.3

    Dengan bersyukur “kembalilah ia dengan seluruh pasukannya kepada abdi Allah itu,” serta berkata, “Sekarang aku tahu, bahwa di seluruh bumi tidak ada Allah kecuali di Israel.”PR 143.4

    Sesuai dengan adat kebiasaan pada zaman itu, Naaman menawarkan kepada Elisa supaya menerima hadiah yang mahal harganya. Tetapi nabi itu menolaknya. Ia tidak menerima pembayaran untuk berkat rahmat yang dikaruniakan Allah. “Demi Tuhan yang hidup, katanya, ’sesungguhnya aku tidak akan menerima apa-apa.’” Orang Aram itu mendesaknya supaya menerima sesuatu, tetapi ia menolak. “Akhirnya berkatalah Naaman, Jikalau demikian, biarlah diberikan kepada hambamu ini tanah sebanyak muatan sepasang bagal, sebab hambamu ini tidak lagi akan mempersembahkan korban bakaran atau korban sembelihan kepada Allah lain kecuali kepada Tuhan. Dan kiranya Tuhan mengampuni hambamu ini dalam perkara yang berikut, apabila tuanku masuk ke kuil Rimon untuk sujud menyembah di sana, dan aku menjadi pengapitnya, sehingga aku harus ikut sujud menyembah dalam kuil Rimon itu, kiranya Tuhan mengampuni hambamu ini dalam hal itu.”PR 143.5

    “Maka berkatalah Elisa kepadanya, Pergilah dengan selamat. Setelah itu Naaman berjalan tidak jauh daripadanya.”PR 144.1

    Gehazi, hamba Elisa, mempunyai banyak kesempatan selama bertahun-tahun untuk memperkembangkan roh penyangkalan diri yang menjadi sifat pekerjaan tuannya. Adalah kesempatannya untuk menjadi pembawa standar kemuliaan di tengah-tengah pasukan Tuhan. Karunia Surga yang terbaik telah lama berada dalam jangkauannya; namun, sebagai kebalikannya, ia sangat menginginkan kekayaan duniawi. Dan sekarang keinginan-keinginan yang tersembunyi daripada rohnya yang serakah membawanya hanyut ke dalam pencobaan yang tak dapat dielakkan. “Sesungguhnya,” pikirnya dalam hatinya, “tuanku terlalu menyegani Naaman, orang Aram ini, dengan tidak menerima persembahan yang dibawanya: demi . . . aku akan berlari mengejar dia dan akan menerima sesuatu daripadanya.” Maka itulah yang terjadi yaitu dengan diam-diam “Gehazi mengejar Naaman.” “Ketika Naaman melihat ada orang berlari-lari mengejarnya, turunlah ia dengan segera dari atas kereta untuk mendapatkan dia dan berkata, Selamat? Jawabnya, Selamat!” Lalu Gehazi menyampaikan cerita bohong. “Tuanku,” katanya, “menyuruh aku mengatakannya, Baru saja datang kepadaku dua orang muda dari pegunungan Efraim dari antara rombongan nabi; Baiklah berikan kepada mereka setalenta perak dan dua potong pakaian.” Atas permintaan tersebut dengan senang hati Naaman mengabulkannya, sambil memberikan kepada Gehazi dua talenta perak gantinya satu saja, “dengan dua potong pakaian,” dan memerintahkan hamba-hambanya untuk membawa barang-barang itu kembali.PR 144.2

    Manakala Gehazi sudah mendekati rumah Elisa, hamba-hamba itu disuruhnya pulang lalu menyembunyikan perak dan pakaian itu. Setelah selesai, “ia masuk dan tampil ke depan tuannya;” dan untuk menutupi perbuatannya, ia berdusta untuk kedua kalinya. Dalam menjawab pertanyaan nabi itu, “Dari mana Gehazi?” Ia menjawab, “Hambamu ini tidak pergi ke mana-mana.”PR 144.3

    Lalu datanglah pernyataan keras, yang menyatakan bahwa Elisa mengetahui semuanya. “Bukankah hatiku ikut pergi,” katanya, “ketika orang itu turun dari atas keretanya mendapatkan engkau? Maka sekarang, engkau telah menerima perak dan dengan itu dapat memperoleh kebun-kebun, kebun zaitun, kebun anggur, kambing, domba, lembu sapi, budak laki-laki dan budak perempuan? Tetapi penyakit kusta Naaman akan melekat kepadamu dan kepada anak cucumu untuk selama-lamanya.” Pembalasan dengan cepat menimpa orang yang bersalah itu. Ia ke luar dari hadapan Elisa “dengan kena kusta putih seperti salju. Pelajaran-pelajaran yang khidmat dapat ditarik dari pengalaman ini dari satu orang yang telah diberi kesempatan yang tinggi dan suci. Perbuatan Gehazi yang sedemikian rupa seperti menempatkan sebuah batu sontohan di jalan yang ditempuh Naaman, yang terhadap pikirannya telah dibukakan terang yang ajaib, dan yang telah berkenan memastikan diri untuk menyembah Allah yang hidup. Maka untuk penipuan yang dilakukan Gehazi tidak ada maaf sama sekali. Sampai hari ajalnya ia tetap menderita penyakit kusta, sebagai kutuk Allah dan dijauhi oleh sesamanya manusia.PR 144.4

    “Saksi dusta tidak akan luput dari hukuman, orang yang menyembur-nyemburkan kebohongan tidak akan terhindar.” Amsal 19:5. Manusia mengira dapat menyembunyikan perbuatan-perbuatannya yang jahat dari mata manusia, tetapi mereka tidak dapat menipu Allah. “Dan tidak ada suatu makhluk pun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia.” Ibrani 4:13. Gehazi berpikir untuk menipu Elisa, tetapi Allah menyatakan kepada nabi-Nya perkataan yang dikatakan Gehazi kepada Naaman, dan setiap gerak gerik antara kedua orang itu secara terperinci.PR 145.1

    Kebenaran berasal dari Allah; semua bentuk penipuan yang tidak terhitung banyaknya itu berasal dari Setan, dan barangsiapa yang dalam keadaan bagaimanapun terpisah dari garis lurus kebenaran sedang mengkhianati dirinya sendiri masuk ke dalam kuasa si jahat itu. Mereka yang telah belajar dari Kristus akan “tidak turut mengambil bagian dalam perbuatan-perbuatan kegelapan yang tidak berbuahkan apa-apa.” Efesus 5:11. Dalam pembicaraan, sebagaimana dalam kehidupan, mereka sederhana, teguh dan benar, karena mereka sedang menyediakan diri untuk persekutuan dengan orang-orang kudus yang pada mulutnya tiada kedapatan tipu daya. Lihat Wahyu 14:5. Berabad-abad lamanya setelah Naaman kembali ke rumahnya di Aram, dengan tubuh yang disembuhkan dan roh yang bertobat, imannya yang luar biasa telah dikutip dihargai oleh Juruselamat sebagai suatu tujuan pelajaran bagi semua orang yang menyatakan berbakti kepada Allah. “Dan pada zaman nabi Elisa banyak orang kusta di Israel,” dan Juruselamat; dan tidak ada seorang pun dari mereka yang ditahirkan, selain daripada Naaman, orang Syria itu.” Lukas 4:27. Allah tidak menghiraukan banyak penderita kusta di Israel oleh sebab ketidakpercayaan mereka menutup pintu kebaikan bagi mereka. Seorang bangsawan kafir yang telah berlaku benar terhadap keyakinannya akan kebenaran, dan yang merasa membutuhkan pertolongan, dalam pemandangan Allah lebih layak menerima berkat-Nya daripada orang-orang sakit di Israel, yang meremehkan dan tidak menghiraukan kesempatan-kesempatan yang diberikan Allah kepada mereka. Allah bekerja bagi orang-orang yang menghargai kemurahan-Nya dan menerima terang dari surga yang diberikan kepada mereka.PR 145.2

    Pada masa kini di setiap negeri ada orang-orang yang jujur hatinya, dan kepada mereka terang surga bercahaya. Kalau selanjutnya mereka terus setia sehingga mereka mengerti akan hal itu sebagai kewajiban, maka terang mereka akan bertambah-tambah, hingga sampai seperti Naaman dahulu kala, terpaksa akan mengakui bahwa “tidak ada Allah lain di atas bumi,” kecuali Allah, Khalik yang hidup. Bagi setiap jiwa yang sungguh-sungguh “hidup dalam kegelapan, dan tidak ada cahaya bersinar baginya,” diberikan undangan, “Baiklah ia percaya kepada nama Tuhan dan bersandar kepada Allahnya.” “Tidak ada telinga yang mendengar, dan tidak ada mata yang melihat seorang Allah yang bertindak bagi orang yang menanti-nantikan dia; hanya Engkau yang berbuat demikian. Engkau menyongsong mereka yang melakukan yang benar dan yang mengingat jalan yang Kautunjukkan!” Yesaya 50:10; 64:4, 5.PR 145.3

    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents