Loading...
Larger font
Smaller font
Copy
Print
Contents

Para Nabi Dan Raja

 - Contents
  • Results
  • Related
  • Featured
No results found for: "".
  • Weighted Relevancy
  • Content Sequence
  • Relevancy
  • Earliest First
  • Latest First
    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents

    7 - Yerobeam

    YEROBEAM yang diangkat di atas takhta kerajaan oleh sepuluh suku Israel yang memberontak melawan keluarga Daud, yang tadinya pegawai Salomo, kini berada dalam kedudukan untuk mengadakan pembaharuan yang bijaksana baik dalam bidang sipil maupun dalam bidang keagamaan. Di bawah pemerintahan Salomo ia telah menunjukkan keterampilan dan mempunyai pertimbangan yang baik dan pengetahuan yang diperolehnya selama tahun-tahun mengabdi dengan kesetiaan menjadikan ia pantas untuk memerintah dengan bijaksana. Tetapi Yerobeam tidak berhasil menjadikan Allah sebagai tempat bergantungnya.PR 58.1

    Hal terbesar yang ditakuti Yerobeam ialah mungkin pada suatu saat pada masa yang akan datang hati rakyatnya akan dimenangkan oleh raja yang menduduki takhta Daud. Ia memikirkan bahwa jika sekiranya sepuluh suku ini tetap diizinkan sering mengunjungi singgasana purba pemerintahan Yahudi, di mana upacara-upacara bait suci masih tetap diadakan seperti pada zaman pemerintahan Salomo maka kemungkinan banyak orang akan cenderung untuk memperbaharui kesetiaan mereka kepada pemerintahan yang berpusat di Yerusalem. Dengan mendengar usul dari para penasihatnya, Yerobeam menentukan satu tindakan yang berani untuk membatasi seberapa dapat, akan kemungkinan adanya suatu pemberontakan di dalam pemerintahannya. Ia akan menanggulangi hal ini oleh menciptakan dua tempat pusat perbaktian di perbatasan-perbatasan kerajaannya yang baru, satu di Betel dan satu lagi di Dan. Di kedua tempat inilah kesepuluh suku itu diharuskan berkumpul, gantinya pergi ke Yerusalem untuk berbakti pada Allah. Dalam mengatur perubahan ini, Yerobeam menimbang-nimbang untuk membangkitkan imajinasi orang-orang Israel oleh menempatkan di hadapan mereka beberapa bentuk yang kelihatan untuk melambangkan kehadiran Allah yang tak kelihatan. Sesuai dengan rencananya ia menyuruh membuat dua lembu emas, lalu kedua lembu emas ini ditaruh dalam rumah sembahyang di tengah-tengah kebaktian yang tertentu. Dalam usaha ini untuk melambangkan TUHAN, Allah, Yerobeam melanggar perintah Yehova yang tegas: “Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apapun . . . . Jangan sujud menyembah kepadanya.” Keluaran 20:4, 5.PR 58.2

    Begitu kuatnya keinginan Yerobeam untuk memisahkan sepuluh suku itu dari Yerusalem sehingga ia kehilangan pandangan terhadap dasar-dasar kelemahan rencananya. Ia tidak berhasil untuk mempertimbangkan kebinasaan besar yang ia sedang buka bagi suku-suku Israel oleh menempatkan di hadapan mereka lambang berhala Keallahan yang telah lumrah bagi leluhur mereka selama abad-abad perhambaan di Mesir. Tempat tinggal Yerobeam yang tadinya di Mesir seharusnya telah mengajarnya betapa bodohnya menempatkan bentuk-bentuk kekafiran yang demikian di hadapan orang banyak. Akan tetapi rencana yang dicanangkannya dengan menghimpun suku-suku di sebelah utara agar tidak meneruskan kunjungan tahunan mereka ke Kota Suci yang menyebabkannya membuat keputusan-keputusan yang kurang berhati-hati. Ia berkata, “Sudah cukup lamanya kamu pergi ke Yerusalem, Hai Israel lihatlah sekarang Allah-allahmu, yang telah menuntun engkau ke luar dari tanah Mesir.” 1 Raja-raja 12:28. Demikianlah mereka diundang untuk menyembah sujud di hadapan patung-patung emas dan menerima bentuk-bentuk perbaktian yang aneh. Raja berusaha untuk membujuk orang-orang Lewi yang bermukim di dalam wilayah kerajaannya, untuk melayani sebagai imam-imam di dalam rumah-rumah sembahyang di Betel dan di Dan; tetapi dalam usahanya ini ia menemui kegagalan. Oleh karena itu ia mengangkat imam-imam dari “kalangan rakyat.” Ayat 31. Merasa akan adanya bahaya yang akan menimpa, banyak orang yang setia termasuk sejumlah besar orang Lewi, melarikan diri ke Yerusalem, di mana mereka dapat berbakti setuju dengan tuntutan-tuntutan Ilahi.PR 58.3

    “Kemudian Yerobeam menentukan suatu hari raya pada hari yang kelima belas bulan kedelapan, sama seperti hari raya yang di Yehuda, dan ia sendiri naik tangga mezbah itu. Begitulah dibuatnya di Betel, yakni ia mempersembahkan korban kepada anak-anak lembu yang telah dibuatnya itu, dan ia menugaskan di Betel imam-imam bukit pengorbanan yang telah diangkatnya.” Ayat 32.PR 59.1

    Keberanian raja untuk menantang Allah dengan mengesampingkan lembaga-lembaga yang telah ditentukan Ilahi tidak dibiarkan berlangsung tanpa mendapat teguran yang keras. Walaupun ia menjalankan kewajiban dan membakar kemenyan sewaktu mengadakan perbaktian di mezbah yang aneh yang dibangunnya di Betel, di sana muncullah di hadapannya seorang utusan Allah dari kerajaan Yehuda, yang diutus untuk memberitahukan kepadanya apa sebabnya ia berani memperkenalkan perbaktian yang berbentuk baru. Nabi itu “berseru terhadap mezbah itu, . . . katanya, Hai mezbah, hai mezbah,PR 59.2

    beginilah Firman TUHAN, bahwasanya seorang anak akan lahir pada keluarga Daud, Yosia namanya, ia akan menyembelih di atasmu imam-imam bukit pengorbanan yang membakar korban di atasmu, juga tulang-tulang manusia akan dibakar di atasmu.PR 59.3

    “Pada waktu itu juga ia memberitahukan suatu tanda ajaib, katanya, Inilah tanda ajaib, bahwa TUHAN telah berfirman: Bahwasanya mezbah itu akan pecah, sehingga tercurah abu yang di atasnya. Mezbah itupun pecahlah, sehingga abu yang di atasnya tercurah, sesuai dengan tanda ajaib yang diberitahukan abdi Allah itu atas perintah TUHAN.” 1 Raja-raja 13:2, 3, 5.PR 59.4

    Melihat akan hal ini, Yerobeam dengan roh yang menantang untuk melawan Allah berusaha untuk menahan orang yang membawa amaran itu. Dalam kemarahan “ia mengulurkan tangannya dari atas mezbah” dan berteriak, Tangkaplah dia.” Tindakannya yang takabur itu segera mendapat teguran yang keras. Tangan yang diulurkannya untuk melawan utusan Yehova tiba-tiba menjadi kaku dan kejang, sehingga tidak dapat ditariknya kembali.PR 59.5

    Dalam kepanikan sang raja memohon kepada nabi itu untuk menjadi pengantara hanya dengan Allah. Ia berkata, “Mohonkanlah belas kasihan TUHAN, Allahmu, dan berdoalah untukku, supaya tanganku dapat kembali. Dan abdi Allah itu memohonkan belas kasihan TUHAN, maka tangan raja itu dapat kembali menjadi seperti semula.” Ayat 4, 6. Sia-sialah usaha Yerobeam untuk menyelubungi secara kesucian akan perbaktian di mezbah aneh itu, suatu penghormatan yang sebenarnya membawa kepada yang tidak menghormati Yehova dalam perbaktian di bait suci di Yerusalem. Oleh amaran nabi itu, raja Israel seharusnya sudah bertobat dan meninggalkan rencana-rencananya yang jahat itu, yang membuat banyak orang tersesat jauh dari perbaktian yang benar kepada Allah. Akan tetapi ia mengeraskan hatinya serta memutuskan untuk mengikuti jalan pilihannya sendiri.PR 60.1

    Pada waktu pesta di Betel hati orang-orang Israel tidaklah dikeraskan sepenuhnya. Banyak yang dapat dibujuk oleh Roh Suci. Allah mencanangkan bahwa mereka yang cepat melangkah ke dalam kemurtadan haruslah memeriksa jalannya sebelum terlambat. Ia mengirim utusan-Nya untuk mencegah upacara penyembahan berhala dan menyatakan kepada raja dan orang banyak apa akibatnya daripada kemurtadan ini nanti. Pecahnya mezbah itu adalah suatu tanda tidak berkenannya Allah terhadap perkara yang keji yang sedang didatangkan kepada bangsa Israel.PR 60.2

    Pekerjaan Allah untuk menyelamatkan, bukan membinasakan. Ia gemar meluputkan orang-orang berdosa. “Demi Aku yang hidup, demikianlah Firman Tuhan ALLAH, Aku tidak berkenan kepada kematian orang fasik.” Yehezkiel 33:11. Dengan amaran dan ancaman Ia datang dengan cara-Nya untuk menghentikan mereka dari berbuat jahat supaya berpaling kepada-Nya dan beroleh hidup. Ia mengaruniakan keberanian yang suci kepada utusan-utusan pilihan-Nya, supaya barang siapa yang mendengarnya akan merasa takut dan bertobat. Betapa tegasnya hamba Allah itu menegur sang raja! Dan ketegasan ini penting; karena tidak ada cara yang lain untuk menegur kejahatan-kejahatan yang sedang berlangsung itu. Tuhan mengaruniakan keberanian bagi hambanya agar kepada barangsiapa yang mendengarnya akan ada kesan yang tertinggal. Jurukabar-jurukabar Allah tidak pernah merasa gentar terhadap rupa manusia, karena harus berdiri dengan tidak goyah demi kebenaran. Selama mereka bergantung pada Allah, mereka tidak perlu takut; sebab Ia yang menyuruh mereka juga mengaruniakan penjagaan yang pasti kepada mereka.PR 60.3

    Sesudah menyampaikan pekabarannya, nabi itu segera hendak pulang, ketika Yerobeam berkata kepadanya, “Marilah bersama-sama dengan aku ke rumah segarkan badanmu, sesudah itu aku hendak memberikan sesuatu hadiah kepadamu.” Nabi itu menyahut, “Sekalipun setengah dari istanamu kau berikan kepadaku, aku tidak mau singgah kepadamu, juga aku tidak mau makan roti atau minum air di tempat ini: sebab beginilah diperintahkan kepadaku atas Firman TUHAN, jangan makan roti atau minum air dan jangan kembali melalui jalan yang kau tempuh itu.” 1 Raja-raja 13:7-9.PR 60.4

    Adalah baik kiranya bagi nabi itu menuruti rencananya dengan tidak menunggu-nunggu kembali ke Yehuda. Sementara dalam perjalanan pulang melalui jalan yang lain, ia dikejar oleh seorang tua yang mengaku seorang nabi yang menyamar, kepada hamba Allah itu, dengan mengaku, “Akupun seorang nabi juga seperti engkau, dan atas perintah TUHAN seorang malaikat telah berkata kepadaku, Bawa dia pulang bersama-sama engkau ke rumahmu, supaya ia makan roti dan minum air.” Berulangkali undangan yang palsu ini didesakkan sehingga hamba Allah itu terbujuk untuk kembali.PR 61.1

    Oleh karena nabi yang benar itu membiarkan dirinya untuk mengikuti jalan yang bertentangan dengan tugas yang diamanatkan kepadanya, maka Allah membiarkan hukuman pelanggaran menimpa kepadanya. Sementara dia dan orang yang mengajaknya untuk kembali ke Betel duduk bersama-sama menghadapi meja, datanglah ilham yang mahakuasa kepada nabi yang palsu, “Ia berseru kepada abdi Allah yang telah datang dari Yehuda, Beginilah Firman TUHAN, karena engkau telah memberontak terhadap titah TUHAN dan tidak berpegang pada segala perintah yang diperintahkan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu, . . . maka mayatmu tidak akan masuk ke dalam kubur nenek moyangmu.” Ayat 18-22. Ramalan nasib yang malang itu langsung terjadi. “Setelah orang itu makan roti dan minum air, dipelanailah keledai baginya. Orang itu pergi, tetapi di tengah jalan ia diserang seekor singa dan mati diterkam: mayatnya tercampak di jalan dan keledai itu berdiri di sampingnya, singa itupun berdiri di samping mayat itu. Orang-orang yang lewat melihat mayat itu tercampak di jalan, . . . dan mereka menceritakannya di kota tempat kediaman nabi tua itu. Ketika hal itu kedengaran kepada nabi yang telah membujuk dia berbalik kembali, ia berkata, Dialah abdi Allah yang telah memberontak terhadap titah TUHAN.” Ayat 2 3-2 6.PR 61.2

    Hukuman yang mengambil nyawa utusan yang tidak setia itu masih tetap sebagai suatu bukti yang lebih jauh terhadap kebenaran nubuatan yang diucapkan di atas mezbah itu. Kalau sekiranya, nabi itu dibiarkan pulang dengan selamat setelah melanggar Firman TUHAN, maka raja akan menggunakan bukti ini di dalam usahanya untuk membersihkan pendurhakaannya. Pada mezbah yang pecah, pada tangan yang menjadi kejang, dan pada nasib yang mengerikan dari orang yang berani melanggar suatu perintah Yehova yang tegas, Yerobeam seharusnya sudah melihat akan ketidakberkenannya Allah yang disakiti hati-Nya, dan pehukuman-pehukuman ini seharusnya sudah memberikan amaran kepadanya agar tidak meneruskan perbuatan yang salah. Akan tetapi dengan tidak bertobat, Yerobeam, “mengangkat pula imam-imam dari kalangan rakyat untuk bukit-bukit pengorbanan: siapa yang mau saja, ditahbiskannya menjadi imam untuk bukit-bukit pengorbanan.” Dengan demikian ia bukan saja berdosa besar terhadap dirinya sendiri, tetapi “mengakibatkan orang Israel berdosa pula;” dan “tindakan itu menjadi dosa bagi keluarga Yerobeam, sehingga mereka dilenyapkan dan dipunahkan dari muka bumi.” Ayat 33, 34; 14:16.PR 61.3

    Menuju penutup duapuluh dua tahun masa pemerintahan yang sukar, Yerobeam menemui suatu kekalahan yang mengerikan dalam peperangan dengan Abia, yang mengganti Rehabeam. “Tak pernah lagi Yerobeam mendapat kekuatan di zaman Abia. TUHAN memukul dia sehingga ia mati.” 2 Tawarikh 13:20.PR 62.1

    Kemurtadan yang diperkenalkan oleh pemerintahan Yerobeam lama kelamaan menjadi lebih nyata, sampai akhirnya mengakibatkan keruntuhan kerajaan Israel, sebelum kematian Yerobeam pun, Abia, nabi tua di Silo yang bertahun-tahun sebelumnya telah meramalkan naiknya Yerobeam ke atas takhta kerajaan, memaklumkan: “KemudianPR 62.2

    TUHAN akan menghajar orang Israel, sehingga tergoyah-goyah seperti gelagah di air dan Ia akan menyentakkan mereka daripada tanah yang baik ini yang telah diberikan-Nya kepada nenek moyang mereka; Ia akan menyerahkan mereka ke seberang sungai Efrat sana, oleh karena mereka telah membuat tiang-tiang berhala mereka dan dengan demikian menyakiti hati TUHAN. Ia akan lepas tangan terhadap orang Israel oleh karena dosa-dosa yang telah dilakukan Yerobeam dan yang mengakibatkan orang Israel berdosa pula.” 1 Raja-raja 14:15, 16. Namun Tuhan belum akan lepas tangan terhadap orang Israel pertama-tama tanpa melakukan semua yang dapat diperbuat untuk membawa mereka kembali berjanji setia kepada-Nya. Sepanjang tahun-tahun yang gelap mana kala raja demi raja berdiri dengan berani menantang surga dan memimpin orang Israel makin lebih dalam kepada penyembahan berhala, Allah mengirimkan pekabaran demi pekabaran kepada umat-umat-Nya yang murtad. Dengan pengantaraan nabi-nabi-Nya Ia memberikan setiap kesempatan untuk menghentikan air pasang kemurtadan dan supaya kembali kepada-Nya. Selama tahun-tahun sesudah pecahnya kerajaan itu, nabi Elia dan Elisa, telah hidup dan bekerja, serta undangan yang lemah lembut dari Hosea, Amos dan Obaja telah kedengaran di seluruh negeri itu. Kerajaan Israel tidak pernah ditinggalkan tanpa kesaksian-kesaksian yang agung terhadap kehebatan kuasa Allah untuk menyelamatkan dari dosa. Tetapi walaupun saat-saat yang gelap menyelubung tetap ada yang tinggal benar kepada Rajanya yang Ilahi dan di tengah-tengah penyembahan berhala hidup menjauhi kesalahan di dalam pemandangan Allah yang kudus. Orang-orang yang setia ini termasuk di antara umat-umat sisa yang benar atas mana rencana kekal Yehova akhirnya menjadi kenyataan.PR 62.3

    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents