Loading...
Larger font
Smaller font
Copy
Print
Contents

Para Nabi Dan Raja

 - Contents
  • Results
  • Related
  • Featured
No results found for: "".
  • Weighted Relevancy
  • Content Sequence
  • Relevancy
  • Earliest First
  • Latest First
    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents

    35 - Mendekati Malapetaka

    TAHUN-TAHUN permulaan pemerintahan Yoyakim dipenuhi dengan amaran terhadap malapetaka yang sudah dekat. Firman Tuhan yang diucapkan para nabi sudah hendak digenapi. Kuasa Asyur sampai ke arah utara, yang sudah lama unggul, tidak lama lagi akan memerintah bangsa-bangsa. Mesir di selatan, yang pada kuasanya raja Yehuda dengan sia-sia menggantungkan harapannya, segera akan menerima kekalahan yang menentukan. Dengan tidak disangka-sangka suatu penguasa baru di dunia, yaitu Kerajaan Babel, telah bangkit sampai ke arah timur dan dengan cepat menaungi bangsa-bangsa yang lain. Dalam beberapa tahun saja raja Babel itu akan digunakan sebagai perkakas murka Allah terhadap Yehuda yang tegar tengkuk itu. Berulang-ulang Yerusalem akan dikepung dan dimasuki oleh tentara Nebukadnezar, yang mengepung itu. Rombongan demi rombongan--pada mulanya hanya beberapa orang, tetapi akhirnya ribuan bahkan sepuluh ribuan--dibawa sebagai tawanan ke tanah Sinear, untuk tinggal di sana sebagai pengungsi. Yoyakim, Yoyakhin, Zedekia--semua raja-raja Yahudi ini berturut-turut menjadi budak raja Babel, dan semuanya bergiliran memberontak. Lebih keras bahkan lebih keras lagi hukuman yang akan ditimpakan ke atas bangsa yang memberontak, sampai pada akhirnya seluruh negeri menjadi hancur, Yerusalem menjadi suatu kerubuhan batu dan dibakar dengan api, bait suci yang dibangun Salomo akan dibinasakan, dan kerajaan Yehuda akan jatuh, tidak pernah lagi akan menduduki tempatnya yang semula di antara bangsa-bangsa di bumi. Waktu-waktu peralihan tersebut, yang begitu penuh dengan bahaya bagi bangsa Israel, ditandai dengan banyak pekabaran dari Surga melalui Yeremia. Dengan demikian Tuhan memberikan kesempatan yang cukup bagi anak-anak Yehuda untuk membebaskan diri mereka dari persekutuan mengikat dengan Mesir, dan menghindarkan dari pertentangan dengan para raja Babel. Ketika bahaya yang mengancam sudah semakin dekat, ia mengajar orang banyak itu dengan perantaraan sederetan perumpamaan yang dijalankan, sambil mengharapkan hal tersebut membangkitkan mereka supaya menyadari kewajiban mereka kepada Allah, dan juga mendorong mereka supaya mencapai hubungan yang bersahabat dengan pemerintah Babel.PR 244.1

    Untuk melukiskan pentingnya menunjukkan penurutan yang selengkap-lengkapnya kepada tuntutan-tuntutan Allah, Yeremia mengumpulkan beberapa dari orang-orang Rekhab di dalam salah satu ruangan bait suci lalu menghidangkan anggur kepada mereka, sambil menyuruh mereka supaya minum. Sebagaimana yang memang diharapkan, ia menemui bantahan dan penolakan yang mutlak. “Kami tidak minum anggur,” kata orang-orang Rekhab itu yang dengan tegas menyatakan, “sebab Yonadab bin Rekhab, bapa leluhur kami, telah memberi perintah kepada kami, katanya, Janganlah kamu atau anak-anakmu pun minum anggur sampai selama-lamanya.” Yeremia 35:6.PR 244.2

    “Pada waktu itu datanglah firman Tuhan kepada Yeremia, bunyinya, Beginilah firman Tuhan semesta alam, Allah Israel; Pergilah dan katakanlah kepada orang Yehuda dan kepada penduduk Yerusalem, Tidakkah kamu mau menerima pengajaran, yaitu mendengarkan perkataan-perkataan-Ku? Memang perintah Yonadab bin Rekhab itu masih ditepati, ia telah memerintahkan kepada keturunannya, supaya mereka jangan minum anggur, dan sampai sekarang ini mereka tidak meminumnya, sebab mereka mendengarkan perintah bapa leluhur mereka. . . .” Ayat 12-14.PR 245.1

    Allah mengusahakan hal tersebut untuk menunjukkan perbedaan yang tajam antara penurutan orang-orang Rekhab dengan pendurhakaan dan pemberontakan umat-Nya. Orang-orang Rekhab telah menurut perintah bapa leluhur mereka dan kini tidak mau terjerumus ke dalam pelanggaran. Tetapi orang-orang Yehuda tidak mau mendengarkan firman Tuhan, dan sedang dalam risiko harus menanggung hukuman-hukuman-Nya yang paling berat.PR 245.2

    “Aku sendiri telah berbicara kepada kamu, terus menerus,” kata Tuhan menyatakan, “. . . tetapi kamu tidak mendengarkan Aku. Aku telah mengutus kepadamu segala hamba-Ku, yakni para nabi, terus menerus, mengatakan, Kembalilah kamu masing-masing dari tingkah langkahmu yang jahat itu, perbaikilah perbuatanmu, janganlah mengikuti allah lain untuk beribadah kepada mereka, maka kamu akan tetap diam di tanah yang telah Kuberikan kepadamu dan kepada nenek moyangmu. Tetapi kamu tidak mau memperhatikannya dan kamu tidak mau mendengarkan Aku. Sungguh, keturunan Yonadab bin Rekhab menepati perintah yang diberikan leluhurnya kepada mereka, tetapi bangsa ini tidak mau mendengarkan Aku! Sebab itu beginilah firman Tuhan, Allah semesta alam, Allah Israel: Sesungguhnya, Aku mendatangkan kepada Yehuda dan kepada segenap penduduk Yerusalem segala malapetaka yang Kuancamkan atas mereka; karena Aku telah berbicara kepada mereka, tetapi mereka tidak mau mendengarkan, dan Aku telah berseru kepada mereka, tetapi mereka tidak mau menjawab.” Ayat 14-17.PR 245.3

    Bilamana hati manusia dilembutkan dan ditaklukkan oleh pengaruh Roh Kudus yang membatasi, mereka akan memperhatikan nasihat; tetapi apabila mereka berpaling dari nasihat sampai hati mereka menjadi keras, maka Tuhan membiarkan mereka dibawa oleh pengaruh-pengaruh yang lain. Dengan menolak kebenaran, mereka menerima kepalsuan, yang menjadi suatu jerat bagi kebinasaan mereka sendiri.PR 245.4

    Allah telah meminta supaya Yehuda jangan membangkitkan amarah-Nya, tetapi mereka tidak mau mendengarkan. Mereka harus dibawa sebagai tawanan ke Babel. Bangsa Khaldea ini akan digunakan sebagai perkakas yang olehnya Allah hendak menghukum umat-Nya yang durhaka itu. Penderitaan orang-orang Yehuda harus sesuai dengan terang yang mereka peroleh dan sesuai dengan amaran-amaran yang mereka telah remehkan dan tolak itu. Allah sudah lama menunda-nunda hukuman-hukuman-Nya, tetapi sekarang Ia hendak membicarakan ketidaksenangan-Nya atas mereka sebagai suatu usaha yang terakhir untuk membetulkan mereka dalam jalan mereka yang jahat.PR 245.5

    Kepada keluarga orang-orang Rekhab diucapkanlah berkat yang berkesinambungan. Nabi itu memaklumkan, “Oleh karena kamu telah mendengarkan perintah Yonadab, bapa leluhurmu, telah berpegang pada segala perintahnya dan telah melakukan tepat seperti yang diperintahkannya kepadmau, maka beginilah firman Tuhan semesta alam, Allah Israel: Keturunan Yonadab bin Rekhab takkan terputus melayani Aku sepanjang masa.” Ayat 18, 19. Begitulah Allah mengajar umat-Nya bahwa kesetiaan dan penurutan akan dipantulkan kembali atas Yehuda berupa berkat, sama seperti orang-orang Rekhab diberkati karena kesetiaan terhadap perintah bapa leluhur mereka.PR 246.1

    Pelajaran itu adalah untuk kita. Jikalau tuntutan-tuntutan dari seorang bapa yang baik dan bijaksana, yang mengambil sarana terbaik dan yang paling berhasil untuk menyelamatkan keturunannya terhadap kejahatan-kejahatan tidak bertarak, adalah seharga penurutan yang ketat, maka pastilah kewibawaan Allah harus dipertahankan dengan penghormatan yang jauh lebih besar karena Ia lebih suci daripada manusia. Kkalik kita dan Pemimpin kita, mempunyai kuasa yang tidak terbatas, dahsyat dalam pertimbangan, berusaha dengan segala daya untuk menuntun manusia supaya melihat dan bertobat dari dosa mereka. Melalui mulut para hamba-Nya Ia meramalkan bahaya-bahaya pendurhakaan; Ia mengumandangkan catatan amaran dan dengan setia menegor dosa. Umat-Nya tetap dalam kemakmuran hanya oleh rahmat-Nya, melalui pengawalan yang siap siaga dari alat-alat yang terpilih. Ia tidak dapat mengangkat dan menjaga suatu umat yang menolak nasihat-Nya dan meremehkan tegoran-Nya. Untuk sementara waktu Ia mungkin menahan hukuman pembalasan-Nya; namun Ia tidak dapat menahan tangan-Nya sampai selama-lamanya.PR 246.2

    Anak-anak Yehuda adalah terhitung di antara mereka yang oleh-Nya Allah memaklumkan, “Kamu akan menjadi bagi-Ku kerajaan imam dan bangsa yang kudus. . . .” Keluaran 19:6. Yeremia dalam pekerjaannya belum pernah kehilangan pandangan terhadap betapa pentingnya kesucian hati dalam pelbagai hubungan kehidupan dan terutama dalam melayani Allah Yang Mahatinggi. Dengan jelas ia melihat lebih dahulu akan kejatuhan kerajaan itu dan tercerai-berainya penduduk Yehuda di antara bangsa-bangsa; tetapi dengan mata iman ia memandang ke seberang segala perkara ini kepada zaman pemulihan. Di telinganya mendengung janji Ilahi: “Dan Aku sendiri akan mengumpulkan sisa-sisa kambing domba-Ku dari segala negeri ke mana Aku mencerai-beraikan mereka, dan Aku akan membawa mereka kembali ke padang mereka. . .PR 246.3

    . Sesungguhnya, waktunya akan datang, demikianlah firman Tuhan, bahwa Aku akan menumbuhkan Tunas adil bagi Daud. Ia akan memerintah sebagai raja yang bijaksana dan akan melakukan keadilan dan kebenaran di negeri. Dalam zamannya Yehuda akan dibebaskan, dan Israel akan hidup dengan tenteram; dan inilah nama-Nya yang diberikan orang kepada-Nya, TUHAN KEADILAN KITA.” Yeremia 23:3-6.PR 246.4

    Jadi nubuatan-nubuatan mengenai hukuman yang akan menimpa disertai dengan janji tentang kelepasan terakhir dan mulia. Mereka yang harus menetapkan supaya mereka berdamai dengan Allah dan menghidupkan kehidupan kudus di tengah-tengah kemurtadan yang sedang merajalela, akan menerima kekuatan untuk setiap pencobaan dan disanggupkan untuk bersaksi bagi-Nya dengan kuasa yang hebat. Dan dalam zaman-zaman yang akan datang kelepasan yang terjadi demi keselamatan mereka akan jauh lebih terkenal daripada yang diadakan bagi anak-anak Israel pada waktu Keluaran. Waktunya akan datang, Tuhan memaklumkan melalui nabi-Nya, apabila “orang tidak lagi mengatakan, Demi Tuhan yang hidup yang menuntun orang Israel ke luar dari tanah Mesir; melainkan, Demi Tuhan yang hidup yang menuntun dan membawa pulang keturunan kaum Israel ke luar dari tanah utara dan dari segala negeri ke mana Ia telah mencerai-beraikan mereka; maka mereka akan tinggal di tanahnya sendiri.” Ayat 7, 8. Begitulah nubuatan-nubuatan ajaib yang diucapkan Yeremia selama tahun-tahun terakhir sejarah kerajaan Yehuda, ketika bangsa Babel akan memerintah seluruh dunia, bahkan akan datang dengan tentara sebagai pasukan yang akan mengepung tembok-tembok sion.PR 247.1

    Laksana musik yang paling merdu janji-janji kelelpasan ini jatuh ke telinga orang-orang yang berbakti dengan teguh kepada Yehova. Di rumah-rumah orang baik di kalangan tinggi maupun yang rendah, di mana nasihat-nasihat Allah yang memelihara perjanjian itu masih tetap dihormati, perkataan nabi itu selalu diulang-ulangi. Sampai kepada anak-anak pun tergerak dengan hebat, dan ke atas pikiran mereka yang segar dan mudah menerima terjadilah kesan-kesan abadi.PR 247.2

    Adalah sebab pemeliharaan mereka terhadap perintah-perintah Kitab Suci dengan berhati-hati, sehingga pada zaman pekerjaan Yeremia membawa kepada Daniel dan teman-temannya kesempatan untuk meninggikan Allah yang benar di hadapan bangsa-bangsa di bumi. Nasihat yang diterima anak-anak Ibrani ini di rumah-rumah orang tua mereka, menjadikan mereka kuat dalam iman dan teguh dalam pelayanan mereka terhadap Allah yang hidup, yaitu Khalik langit dan bumi. Ketika dalam permulaan pemerintahan Yoyakim, untuk pertama kali Nebukadnezar mengepung dan menawan Yerusalem dan membawa Daniel dan teman-temannya, dengan yang lain-lain secara istimewa dipilih untuk bekerja di istana Babel, maka iman orang-orang Ibrani yang ditawan ini diuji dengan sehebat-hebatnya. Tetapi mereka yang sudah belajar menaruh pengharapan mereka pada janji-janji Allah menemukan ini semuanya memuaskan dalam setiap pengalaman yang mereka harus lewati selama pengembaraan mereka di suatu negri asing. Ternyata bagi mereka Kitab Kudus adalah suatu penuntun dan perlindungan.PR 247.3

    Sebagai seorang penafsir akan arti hukuman-hukuman yang akan mulai menimpa Yehuda, maka Yeremia berdiri dengan agung mempertahankan keadilan Allah dan rencana-rencana-Nya yang penuh kemurahan dalam hukuman yang paling erat seklipun. Nabi itu bekerja dengan tidak mengenal lelah. Dengan kerinduan untuk mencapai semua golongan, ia melebarkan lingkungan pengaruhnya di luar Yerusalem ke distrik-distrik di sekeliling dengan banyak kali mengadakan kunjungan ke pelbagai pelosok kerajaan itu.PR 247.4

    Dalam kesaksian-kesaksiannya kepada gereja, Yeremia secara tetap mengutip pengajaran-pengajaran yang terdapat dalam kitab undang-undang yang sangat dihormati dan ditinggikan selama pemerintahan Yosia. Sekali lagi ia menekankan pentingnya mencapai suatu hubungan perjanjian dengan Allah yang amat penuh dengan kemurahan dan kasih sayang yang di atas puncak Sinai telah mengucapkan undang-undang Sepuluh Hukum itu. Kata-kata amaran dan ancaman Yeremia mencapai setiap bagian kerajaan itu, dan semua mendapat kesempatan untuk mengetahui kehendak Allah bagi bangsa itu. Nabi itu menyatakan dengan jelas bahwa Bapa kita yang di surga membiarkan hukuman-Nya menimpa, “sehingga bangsa-bangsa itu mengakui, bahwa mereka manusia saja.” Mazmur 9:21. “Jikalau hidupmu tetap bertentangan dengan Daku dan kamu tidak mau mendengarkan Daku,” kata Tuhan memperingatkan umat-Nya lebih dahulu, “maka Aku akan makin menambah hukuman atasmu,. . . kamu akan Kuserakkan di antara bangsa-bangsa lain dan Aku akan menghunus pedang di belakang kamu, dan tanahmu akan menjadi tempat tandus dan kota-kotamu akan menjadi reruntuhan.” Imamat 26:21, 28, 33.PR 248.1

    Pada waktunya pekabaran-pekabaran mengenai malapetaka yang akan menimpa dinyatakan kepada para pangeran dan orang banyak, raja mereka, Yoyakim, yang seharusnya menjadi pemimpin kerohanian yang bijaksana terutama dalam pengakuan dosa dan dalam pembaruan serta perbuatan-perbuatan baik, melewatkan waktunya untuk kesenangan diri sendiri. ‘Aku mau mendirikan istana yang besar lebar,” katanya mengusulkan, dan “. . . memapani istana itu dengan kayu aras, dan mencatnya merah” (Yeremia 22:14), dan rumah ini dibangun dengan uang dan pekerjaan yang diperoleh melalui penipuan dan penindasan. Amarah nabi itu timbul, dan ia mendapat ilham untuk menyatakan hukuman atas raja yang tidak setia itu. “Celakalah dia yang membangun istananya berdasarkan ketidakadilan dan anjungnya berdasarkan kelaliman,” katanya memaklumkan; “yang mempekerjakan sesamanya dengan cuma-cuma, dan tidak memberikan upahnya kepadanya. . . .PR 248.2

    Sangkamu rajakah engkau, jika engkau bertanding dalam hal pemakaian kayu aras? Tidakkah ayahmu makan minum juga dan beroleh kenikmatan? Tetapi ia melakukan keadilan dan kebenaran, serta mengadili perkara orang sengsara dan orang miskin dengan adil. Bukankah itu namanya mengenal Aku? Demikianlah firman Tuhan. Tetapi matamu dan hatimu hanya tertuju kepada pengejaran untung, kepada penumpahan darah orang yang tak bersalah, kepada pemerasan dan kepada penganiayaan. “Sebab itu beginilah firman Tuhan mengenai Yoyakim bin Yosia, raja Yehuda; ‘Orang tidak akan meratapi dia: Aduhai abangku! Aduhai kakakku! Orang tidak akan menangisi dia: Aduhai tuan! Aduhai Seri Paduka! Ia akan dibkubur secara penguburan keledai, diseret dan dilemparkan ke luar pintu-pintu gerbang Yerusalem.’” Ayat 13-19. Dalam jangka beberapa tahun hukuman mengerikan ini akan menimpa Yoyakim; tetapi pertama-tama Tuhan dalam kemurahan-Nya memberitahukan kepada bangsa yang tegar tengkuk itu mengenai rencana-Nya yang telah dicanangkan. Pada tahun keempat pemerintahan Yoyakim “. . . disampaikan oleh nabi Yeremia kepada segenap kaum Yehuda dan kepada segenap penduduk Yerusalem,” menunjukkan bahwa untuk lebih duapuluh tahun lamanya, “sejak dari tahun yang ketiga belas pemerintahan Yosia, . . . sampai hari ini,” ia telah membawakan kesaksian tentang kerinduan Allah untuk menyelamatkan, tetapi pekabaran-pekabarannya telah diremehkan. Yeremia 25:2, 3. Dan kini firman Tuhan kepada mereka ialah:PR 248.3

    “Sebab itu beginilah firman Tuhan semesta alam; Oleh karena kamu tidak mendengarkan perkataan-perkataan-Ku, sesungguhnya, Aku akan mengerahkan semua kaum dari utara--demikianlah firman Tuhan--menyuruh memanggil Nebukadnezar, raja Babel, hamba-Ku itu; Aku akan mendatangkan mereka melawan negri ini, melawan penduduknya dan melawan bangsa-bangsa sekeliling ini, yang akan Kutumpas dan Kubuat menjadi kengerian, menjadi sasaran suitan dan menjadi ketandusan untuk selama-lamanya. Aku akan melenyapkan dari antara mereka suara kegirangan dan suara sukacita, suara pengantin laki-laki dan pengantin perempuan, bunyi batu kilangan dan cahaya pelita. Maka seluruh negri ini akan menjadi reruntuhan dan ketandusan, dan bangsa-bangsa ini akan menjadi hamba kepada raja Babel tujuhpuluh tahun lamanya.” Ayat 8-11.PR 249.1

    Walaupun hukuman malapetaka telah dinyatakan dengan jelas, maknanya yang mengerikan hampir tidak dapat dimengerti oleh orang-orang yang mendengarnya. Supaya kesan yang lebih dalam dapat dilakukan, maka Tuhan berusaha melukiskan arti perkataan yang diucapkan. Ia menyuruh Yeremia menyamakan nasib bangsa itu dengan meminum cawan yang berisi anggur murka Ilahi. Di antara yang mula-mula meminum cawan kesalahan ini ialah “Yerusalem, dan kota-kota Yehuda, dan raja-raja di dalamnya.” Orang-orang lain yang harus ikut mengambil bagian dalam cawan yang sama--“Firaun raja Mesir, dan hamba-hambanya, serta raja-rajanya dan semua rakyatnya,” dan banyak bangsa lain di bumi--sampai maksud Allah sudah terpenuhi. Lihat Yeremia 25.PR 249.2

    Untuk melukiskan lebih jauh sifat hukuman yang segera akan datang itu, maka nabi itu disuruh untuk “mengajak bersama-sama beberapa orang tua-tua bangsa itu dan beberapa orang imam yang tertua, kemudian berangkatlah ke lembah Ben Hinom,” dan di sana sesudah mengulangi kemurtadan Yehuda, ia harus menghancurkan menjadi berkeping-keping “sebuah buli-buli dari tanah,” dan menyatakan demi nama Yehova, ia sebagai hamba-Nya, “Demikianlah akan Kupecahkan bangsa ini dan kota ini, seperti orang memecahkan tembikar tukang periuk, sehingga tidak dapat diperbaiki lagi.”PR 249.3

    Nabi itu melakukan sebagaimana yang diperintahkan kepadanya. Jadi, dengan kembalinya ke kota, ia berdiri di halaman bait suci dan dengan didengar oleh orang banyak memaklumkan, “Beginilah firman Tuhan semesta alam, Allah Israel: Sesungguhnya, Aku akan mendatangkan ke atas kota ini dan ke atas segala kota sekitarnya seluruh malapetaka yang telah Kukatakan akan menimpa mereka, sebab mereka berkeras kepala dan tidak mendengarkan perkataan-perkataan-Ku.” Lihat Yeremia 19.PR 249.4

    Perkataan nabi itu, gantinya membawa kepada pengakuan dan pertobatan, malahan membangkitkan amarah orang-orang yang mempunyai kekuasaan tinggi, dan akibatnya kemerdekaan Yeremia dirampas. Walaupun dipenjarakan dan ditaruh di tempat yang tertutup, nabi itu terus menyampaikan pekabaran Surga kepada orang-orang yang berdiri di sana. Suaranya tidak dapat dibungkam dengan penganiyaan. Ia memaklumkan perkataan kebenaran, “. . . dalam hatiku ada sesuatu yang seperti api yang menyala-nyala, terkurung dalam tulang-tulangku; aku berlelah-lelah untuk menahannya, tetapi aku tidak sanggup.” Yeremia 20:9.PR 250.1

    Kira-kira pada waktu inilah Tuhan memerintahkan kepada Yeremia untuk bekerja menuliskan pekabaran-pekabaran yang ingin disampaikannya kepada mereka yang keselamatannya selalu menjadi beban hatinya. “Ambillah kitab gulungan,” kata Tuhan menyuruh hambanya itu, “dan tulislah di dalamnya segala perkataan yang telah Kufirmankan kepadamu mengenai Israel, Yehuda dan segala bangsa, dari sejak Aku berbicara kepadamu, yakni dari sejak zaman Yosia, sampai waktu ini. Mungkin apabila kaum Yehuda mendengar tentang segala malapetaka yang Aku rancangkan hendak mendatangkannya kepada mereka, maka mereka masing-masing akan bertobat dari tingkah langkahnya yang jahat itu, sehingga Aku mengampuni kesalahan dan dosa mereka.” Yeremia 36:2, 3.PR 250.2

    Untuk mentaati perintah ini, Yeremia memanggil Barukh, jurutulisnya dan sahabatnya yang setia itu untuk menolongnya, dan menuliskan dalam kitab gulungan itu “langsung dari mulut Yeremia segala perkataan yang telah difirmankan Tuhan kepadanya.” Ayat 4. Segala perkara ini dituliskan di atas kitab gulungan dan melembagakan suatu teguran khidmat terhadap dosa, suatu amaran tentang akibat yang pasti terhadap kemurtadan yang terus menerus, dan suatu ajakan yang bersungguh-sungguh untuk membuang segala kejahatan.PR 250.3

    Ketika sudah selesai ditulis, Yeremia yang masih seorang yang dipenjarakan, menyuruh Barukh untuk membacakan isi gulungan kitab ini kepada orang banyak yang berhimpun di bait suci dalam upacara hari berpuasa nasional, “dalam tahun yang kelima pemerintahan Yoyakim bin Yosia, raja Yehuda, dalam bulan yang kesembilan.” “Mungkin,” nabi itu berkata, “permohonan mereka sampai di hadapan Tuhan dan mereka masing-masing bertobat dari tingkah langkahnya yang jahat itu: sebab besar murka dan kehangatan amarah yang diancamkan Tuhan kepada bangsa ini.” Ayat 9, 7.PR 250.4

    Barukh menurut, dan isi gulungan kitab itu dibacakan di hadapan semua orang Yehuda. Sesudah itu jurutulis itu dipanggil ke hadapan para pangeran untuk membacakan perkataan itu kepada mereka. Mereka mendengarkan dengan perhatian besar dan berjanji untuk menyampaikan kepada raja mengenai segala perkara yang mereka telah dengar, tetapi menasihati jurutulis itu untuk bersembunyi, karena mereka takut raja akan menolak kesaksian itu dan berusaha untuk membunuh mereka yang menyediakan dan menyampaikan pekabaran itu.PR 250.5

    ketgamPR 251.1

    Pekabaran Yeremia telah dibacakan kepada raja Yoyakim; tetapi gantinya memperhatikan nasihat itu, raja yang marah dan naik pitam itu mengoyak-ngoyaknya dengan pisau raut serta membakarnya.PR 251.2

    Ketika Raja Yoyakim diberitahu oleh para pangeran tentang apa yang dibacakan Barukh, dengan segera ia memerintahkan supaya gulungan kitab itu dibawa ke hadapannya dan dibaca sambil ia mendengarkan. Salah seorang yang hadir di istana raja ini, Yehudi namanya, mengambil gulungan kitab itu lalu mulai membaca kata-kata teguran dan amaran itu. Pada waktu itu adalah musim dingin, dan sang raja beserta dengan pembantu-pembantu negaranya, yaitu para pemuka Yehuda, sedang berkumpul di depan api yang terbuka. Baru sebagian kecil saja yang dibaca, ketika raja yang sama sekali tidak merasa gentar terhadap bahaya yang mengancam dirinya sendiri dan rakyatnya, merebut gulungan kitab itu dan dalam amarah yang meluap-luap “mengoyak-ngoyaknya dengan pisau raut, lalu dilemparkannya ke dalam api di perapian itu, sampai seluruh gulungan itu habis dimakan api yang di perapian itu.” Ayat 23.PR 251.3

    Baik sang raja maupun para pemukanya tidak ada yang merasa takut “dan tidak mengoyakkan pakaiannya.” Namun, beberapa pemuka tertentu, “memang mendesak kepada raja, supaya jangan membakar gulungan itu, tetapi raja tidak mau mendengarkan mereka.” Sesudah tulisan itu dimusnahkan, amarah sang raja yang jahat itu bangkit terhadap Yeremia dan Barukh, dan dengan demikian ia menyuruh supaya mereka ditangkap; “tetapi Tuhan menyembunyikan mereka.” Ayat 24-2 6.PR 251.4

    Dalam usaha membawa perhatian orang-orang yang berbakti di bait suci, dan para pemuka serta raja, kepada nasihat-nasihat yang tertulis dalam gulungan kitab yang diilhamkan itu, Allah dengan kemurahan berikhtiar memberi amaran kepada orang-orang Yehuda demi kebaikan mereka. “Mungkin,” sabda-Nya, “bila kaum Yehuda mendengar tentang segala malapetaka yang Aku rancangkan hendak mendatangkannya kepada mereka, maka mereka masing-masing akan bertobat dari tingkah langkahnya yang jahat itu, sehingga Aku mengampuni kesalahan dan dosa mereka.” Ayat 3. Allah merasa kasihan kepada manusia yang bergumul dalam kebutaan suka melawan; Ia berusaha untuk menerangi pengertian yang digelapkan dengan menyampaikan teguran-teguran dan ancaman-ancaman yang direncanakan untuk menyebabkan orang-orang yang paling dihormati supaya menyadari kebodohan mereka dan menyesali kesalahan-kesalahan mereka. Ia berusaha untuk menolong orang-orang yang merasa puas atas dirinya sendiri supaya tidak merasa puas dengan hasil mereka yang sia-sia dan mencari berkat rohani melalui hubungan yang erat dengan surga.PR 251.5

    Rencana Allah bukanlah menyuruh utusan-utusan yang akan mempersenang dan memuji-muji orang berdosa; Ia tidak memberikan pekabaran damai untuk meninabobokan orang yang tidak menyucikan diri sehingga merasa aman. Gantinya, Ia meletakkan beban berat ke atas angan-angan hati si pembuat kesalahan dan menusuk jiwanya dengan anak panah keyakinan yang tajam. Malaikat-malaikat yang bekerja menyatakan kepadanya hukuman-hukuman Allah yang menakutkan, untuk memperdalam rasa membutuhkan dan mempercepat seruan penderitaan, “Apakah yang harus aku perbuat, supaya aku selamat?” Kisah 16:30. Tetapi Tangan yang merendahkan diri sampai kepada debu, menegur dosa, dan mempermalukan orang-orang yang sombong dan berambisi, adalah Tangan yang mengangkat orang yang menyesal dan menderita. Dengan kasih sayang yang paling dalam Ia yang mengizinkan pehukuman itu menimpa, bertanya, “Apakah yang engkau kehendaki supaya Aku perbuat kepadamu?”PR 252.1

    Bilamana manusia telah berdosa terhadap Allah yang kudus dan berkemurahan, tidak ada jalan lain yang begitu mulia yang dapat ditempuhnya selain daripada bertobat sungguh-sungguh dan mengakui kesalahan-kesalahannya dengan air mata dan kepahitan jiwa. Inilah yang dituntut Allah daripadanya; Ia menerima tidak kurang daripada hati yang hancur dan roh yang menyesal. Tetapi Raja Yoyakim dan pemuka-pemukanya, dalam keangkuhan dan kesombongan mereka, menolak undangan Allah. Mereka tidak mau memperhatikan amaran itu, dan bertobat. Kesempatan rahmat yang ditawarkan kepada mereka pada saat gulungan kitab itu dibakar, adalah kesempatan mereka yang terakhir. Allah telah memaklumkan bahwa jikalau pada saat itu mereka menolak untuk mendengarkan suara-Nya, maka Ia akan menimpakan ke atas mereka hukuman yang mengerikan. Mereka memang menolak untuk mendengarkan, dan Ia mengumumkan hukuman-Nya yang terakhir atas Yehuda, dan Ia akan mendatangi orang yang dengan congkak meninggikan dirinya sendiri melawan Yang Mahakuasa dengan murka yang khusus.PR 252.2

    “Sebab itu beginilah firman Tuhan tentang Yoyakim, raja Yehuda: Ia tidak akan mempunyai keturunan yang akan duduk di atas takhta Daud, dan mayatnya akan tercampak, sehingga kena panas di waktu siang dan kena dingin di waktu malam. Aku akan menghukum dia, keturunannya dan hamba-hambanya karena kesalahan mereka; Aku akan mendatangkan atas mereka, atas segala penduduk Yerusalem dan atas orang Yehuda segenap malapetaka yang Kuancamkan kepada mereka, yang mereka tidak mau mendengarnya.” Yeremia 36:30, 31.PR 252.3

    Pembakaran gulungan kitab itu bukanlah akhir persoalan itu. Kata-kata yang dituliskan itu lebih mudah dikesampingkan daripada teguran dan amaran yang tercantum di dalamnya dan kedatangan hukuman yang cepat dinyatakan Allah terhadap Israel yang memberontak. Tetapi gulungan kitab yang ditulisi itupun dibuat kembali. “Ambil pulalah gulungan lain,” Tuhan memerintahkan hamba-Nya, “dan tuliskanlah di dalamnya segala perkataan yang semula ada di dalam gulungan yang pertama yang dibakar oleh Yoyakim, raja Yehuda.” Catatan nubuatan-nubuatan tentang Yehuda dan Yerusalem telah dibakar menjadi abu, tetapi kata-katanya masih tetap hidup dalam hati Yeremia, “seperti api yang menyala-nyala,” dan nabi itu diizinkan membuat kembali barang yang dengan sia-sia hendak dimusnahkan oleh angkara manusia.PR 252.4

    Dengan mengambil gulungan lain, Yeremia menyerahkannya kepada Barukh, “yang menuliskan di dalamnya langsung dari mulut Yeremia segala perkataan yang ada di dalam kitab yang telah dibakar Yoyakim, raja Yehuda dalam api itu. Lagipula masih ditambahi dengan banyak perkataan seperti itu.” Ayat 28, 32. Kemarahan manusia sudah berusaha menghalangi pekerjaan nabi Allah; tetapi sarana yang penting yang olehnya Yoyakim telah berusaha dengan keras untuk membatasi pengaruh hamba Yehova, memberikan kesempatan lebih banyak untuk menjelaskan tuntutan-tuntutan Ilahi.PR 253.1

    Roh melawan teguran, yang membawa kepada penganiayaan dan pemenjaraan terhadap Yeremia, ada pada zaman ini. Banyak orang yang tidak menghiraukan amaran-amaran yang diulang-ulangi, agaknya lebih suka mendengarkan guru-guru palsu yang memuji-muji kesia-siaan mereka dan memaafkan perbuatan jahat mereka. Pada masa kesukaran orang-orang tersebut tidak akan ada tempat perlindungan, tidak ada pertolongan dari surga. Hamba-hamba pilihan Allah harus menghadapi dengan keberanian dan kesabaran akan pencobaan-pencobaan dan penderitaan yang menimpa mereka melalui ejekan, kelalaian dan salah penafisran. Mereka harus terus melaksanakan dengan setia pekerjaan yang diberikan Allah untuk mereka lakukan, dengan selalu mengingat bahwa nabi-nabi dahulu kala dan Juruselamat umat manusia dan para rasulnya juga telah menderita sewenang-wenang dan penganiayaan demi keselamatan Dunia.PR 253.2

    Adalah maksud Allah supaya Yoyakim harus memperhatikan nasihat-nasihat Yeremia dan dengan demikian mendapat belas kasihan dalam pemandangan Nebukadnezar dan ia sendiri akan terhindar dari banyak kesusahan. Raja yang masih muda itu telah bersumpah setia kepada raja Babel, dan sekiranya ia tetap benar pada janjinya maka ia akan mendapat penghormatan dari orang kafir, dan ini akan dapat membawa kepada kesempatan-kesempatan yang indah untuk pertobatan jiwa-jiwa.PR 253.3

    Dengan tidak menghiraukan kesempatan-kesempatan luar biasa yang diberikan padanya, raja Yehuda dengan sekehendak hatinya mengikuti jalan yang dipilihnya sendiri. Ia melanggar kata penghormatannya kepada raja Babel, dan memberontak. Hal ini membawa dia dan kerajaannya ke dalam tempat yang sangat sulit. Terhadap dia disuruhlah “gerombolan-gerombolan Kasdim, gerombolan-gerombolan Aram, gerombolan-gerombolan Moab dan gerombolan-gerombolan bani Amon,” dan ia tidak berdaya untuk mencegah negeri itu dari penyerbuan para perampok 2 Raja-raja 24:2. Dalam beberapa tahun saja ia mengakhiri pemerintahannya yang berbahaya itu dalam kehinaan, ditolak oleh surga, tidak disukai oleh rakyatnya, dan direndahkan oleh raja-raja Babel yang keyakinan mereka telah dikhianatinya--dan semua sebagai akibat kesalahannya yang mencelakakan dalam berpaling dari maksud Allah sebagaimana yang dinyatakan melalui utusan yang disuruhkan-Nya.PR 253.4

    Yoyakhin (yang juga dikenal sebagai Yekonia, dan Konia), putra Yoyakim, menduduki takhta kerajaan hanya tiga bulan sepuluh hari lamanya, ketika ia menyerah kepada tentara Kasdim yang oleh sebab pemberontakan raja Yehuda sekali lagi datang mengepung kota yang malang itu. Pada peristiwa ini Nebukadnezar “mengangkut Yoyakin ke dalam pembuangan ke Babel, juga ibundanya raja, istri-istri raja, pegawai-pegawai istananya dan orang-orang berkuasa di negeri itu, . . .” beberapa ribu jumlahnya, bersama-sama dengan ” . . . para tukang dan para pandai besi, seribu orang banyaknya. . . .” Dengan demikian raja Babel mengambil “segala barang perbendaharaan rumah Tuhan dan barang-barang perbendaharaan istana raja. . . .” 2 Raja-raja 24:15, 16, 13.PR 254.1

    Kerajaan Yehuda, hancur kuasanya dan dirampok kekuatannya baik manusia maupun kekayaan, dan tidak pernah lagi diizinkan berdiri sebagai suatu pemerintahan yang terpisah. Sebagai penggantinya Nebukadnezar menempatkan Matanya, putra bungsu Yosia, dan menukar namanya menjadi Zedekia.PR 254.2

    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents