Loading...
Larger font
Smaller font
Copy
Print
Contents

Berbagai Amanat Kepada Orang<sup>2</sup> Muda

 - Contents
  • Results
  • Related
  • Featured
No results found for: "".
  • Weighted Relevancy
  • Content Sequence
  • Relevancy
  • Earliest First
  • Latest First
    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents

    FASAL 92—DJAGA BAIK-BAIK PINTU DJIWA

    “Peliharakanlah hatimu terlebih dari pada segala jang patut dipeliharakan, karena dari dalamnja terpantjarlah segala mata-air hidup,” demikian nasihat hamba Allah jang bidjaksana. “Karena sebagaimana ia berpikir dalam dirinja, demikianlah adanja,” (Amtsal 23:7, salinan bahasa Melaju huruf Arab). Hati harus dibaharui oleh kemurahan Allah, kalau tidak nistjaja sia-sialah mentjahari kebersihan hidup. Orang jang mentjoba hendak membangunkan tabiat jang mulia dan tulus diluar dari kemurahan Kristus, ada mendirikan rumahnja diatas pasir. Dalam angin tofan pentjobaan jang hebat, rumah itu tentu akan rubuh! Permintaan Doa Daud haruslah mendjadi permohonan tiap-tiap djiwa: “Djadikanlah dalam aku hati jang sutji, ja Allah, dan baharuilah dalam aku roh jang teguh.” Maka setelah mendjadi seperolehan pada karunia surga itu, haruslah kita madju terus kepada kesempurnaan, karena “dipeliharakan dalam kuasa Allah oleh pertjaja.”AOM 283.1

    Meskipun begitu kita ada mempunjai pekerdjaan jang harus dilakukan untuk melawan pentjobaan. Mereka jang tidak mau mendjadi korban djerat Setan mesti mendjaga betul pintu-pintu djiwanja; mereka mesti mendjauhkan pembatjaan, penglihatan, atau pendengaran jang akan membangunkan pikiran jang kotor. Pikiran djangan dibiarkan melajanglajang diatas hal-hal jang boleh dibisikkan oleh musuh djiwa. “Ikatlah pinggang budimu,” kata Petrus, “siumanlah . . . . djangan kamu menuntut segala keinginan, jang dahulu dalam hal bodohmu; tetapi tegal sutjilah Ia jang memanggil kamu, hendaklah kamu pun mendjadi sutji demikian dalam segala kelakuanmu.” Rasul Paul berkata, “Hai sudara-sudara, adapun akan segala sesuatu jang benar dan segala sesuatu jang mulia dan segala sesuatu jang betul dan segala sesuatu jang sutji dan segala sesuatu jang sedap manis dan segala sesuatu jang baik bunjinja, jaitu segala kebadjikan dan kepudjian apapun baik, hendaklah kamu memikirkan dia.” Hal ini memerlukan permintaan doa jang tekun dan selalu bersiuman. Kita mesti mendapat pertolongan pengaruh Roh Sutji jang tetap, jang akan menarik pikiran kita keatas, dan membiasakan pikiran itu berdiam diatas perkara-perkara jang bersih dan sutji. Kita mesti mempeladjari Sabda Allah dengan radjin. “Dengan apa garangan boleh orang muda memeliharakan djalannja sutji dari pada salah? Kalau dipatutkannja dengan sabdaMu.” “Maka segala pesanMu,” kata pengarang Mazmur, “telah kutaroh dalam hatiku, supaja djangan aku berdosa kepadaMu.” — “Patriarchs and Prophets”, hal. 460.AOM 283.2

    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents