Loading...
Larger font
Smaller font
Copy
Print
Contents

Berbagai Amanat Kepada Orang<sup>2</sup> Muda

 - Contents
  • Results
  • Related
  • Featured
No results found for: "".
  • Weighted Relevancy
  • Content Sequence
  • Relevancy
  • Earliest First
  • Latest First
    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents

    FASAL 42—PEKERDJAAN DIAM-DIAM DARI ROH SUTJI

    Hidup orang Kristen bukanlah satu perbaikan atau pertambahan hidupnja jang lama, melainkan satu perobahan dari sifat. Bahwa adalah kematian bagi diri sendiri dan dosa, dan lantas ada hidup jang baru semata-mata. Perobahan ini hanja dapat diadakan oleh pekerdjaan jang tepat dari Roh .Sutji.AOM 154.1

    Nikodemus masih bingung, dan Isa menggunakan angin untuk menggambarkan maksuaNja: “Angin bertiup barang kemana jang dikehendakinja, maka engkau mendengar djuga bunjinja, tetapi tidak kau ketahui dari mana datangnja atau kemana tudjunja; demikian pun hal tiap-tiap orang jang djadi dari pada Roh.”AOM 154.2

    Angin kedengaran diantara tjabang-tjabang kaju, menggontjangkan daun-daun dan kembang; tetapi tidaklah jaitu kelihatan, dan seorang manusia pun tidak mengetahui dari mana datangnja dan kemana perginja. Demikianlah halnja dengan pekerdjaan Roh Sutji atas hati. Tidak seorang dapat menerangkan dia sama seperti seorang pun tak dapat menerangkan gerak-gerik angin. Seorang boleh djadi tidak dapat memberitahukan waktu jang tepat atau pun tempatnja, atau menjelidik segala keadaan dalam proses pertobatan; tetapi hal demikian itu tidak membuktikan bahwa orang itu belum bertobat. Oleh satu perkakas jang tidak kelihatan sama seperti angin, al-Maseh selalu bekerdja atas hati. Sedikit demi sedikit, barangkali tidak dirasa oleh jang menerimanja, berbagai kesan sudah diadakan jang berakibat menarik djiwa itu kepada al-Maseh. Jang demikian boleh diterima oleh memikir-mikirkan hal Tuhan, oleh membatja Kitab Sutji, atau oleh mendengar perkataan itu dari hamba Tuhan. Dengan sekonjong-konjong, apabila Roh itu datang dengan seruan jang lebih langsung, djiwa itu pun menjerahkan diri dengan suka hati kepada Isa. Banjak orang bilang bahwa hal itu adalah pertobatan jang mendadak; tetapi adalah jaitu hasil rajuan jang lama dari Roh Allah — satu proses jang sabar dan makan waktu jang lama.AOM 154.3

    Sementara angin itu sendiri tidak kelihatan adanja, dia mendatangkan segala akibat jang dapat dilihat dan dirasa. Demikian djuga pekerdjaan Roh atas djiwa akan menjatakan dirinja sendiri dalam tiap-tiap perbuatan orang jang sudah merasa kuasanja jang menjelamatkan itu. Apabila Roh Allah menduduki hati, hal itu mengobahkan kehidupan. Pikiranpikiran djahat dibuangkan, perbuatan-perbuatan jang djahat ditinggalkan; tjinta, kerendahan hati, dan perdamaian menggantikan kemarahan, kedengkian, dan perbantahan. Sukatjita menggantikan dukatjita, dan wadjah pun bersinar dengan tjuatja surga. Tidak seorang melihat tangan jang mengangkat tanggungan, atau memandang sinar itu turun dari mahligai Allah dalam surga. Berkat itu turun, apabila djiwa itu menjerahkan diri kepada Allah dengan pertjaja.AOM 154.4

    Adalah mustahil bagi otak jang fana untuk memikir-mikirkan pekerdjaan keselamatan itu. Rahasianja pekerdjaan itu melebihi pengetahuan manusia; tetapi orang jang sudah pindah dari pada mati kepada hidup merasa bahwa adalah hal itu satu hal rohani jang benar adanja. Permulaan tebusan itu dapat kita ketahui dalam dunia ini oleh pengalaman sendiri. Hasilnja pun sampai kelak kepada hidup jang kekal. — “Desire of Ages,” hal. 172, 173.AOM 155.1

    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents