Loading...
Larger font
Smaller font
Copy
Print
Contents

Pustaka Roh Nubuat Djilid 1

 - Contents
  • Results
  • Related
  • Featured
No results found for: "".
  • Weighted Relevancy
  • Content Sequence
  • Relevancy
  • Earliest First
  • Latest First
    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents

    Fasal 51—Satu Seruan Supaja Menahankan Diri

    Nasihat rasul Petrus adalah amat berfaedah sekali bagi semua orang jang sedang berusaha mentjahari hidup jang kekal. Katanja kepada orang-orang jang berkepertjajaan seperti itu :PN 249.1

    “Surat ini daripada Simon Petrus, seorang hamba dan lagi rasul Isa al-Maseh, apalah kiranja datang kepada segala orang jang beroleh pertjaja, jang sama indah dengan jang kami peroleh daripada adalat Allah dan Djuruselamat kita Isa al-Maseh. Maka karunia dan salam diperbaniak kiranja atas kamu oleh pengetahuan akan Allah dan akan Isa, Tuhan kita. Sedang oleh kodrat ilahiNja dikaruniakan kepada kita segala perkara jang berguna kepada hidup dan kebaktian oleh pengetahuan akan Dia, jang memanggil kita kepada kemuliaan dan kebadjikan. Maka olehNja djuga dikaruniakan kepada kita beberapa perdjandjian jang terbesar dan terindah adanja, supaja olehNja kamu beroleh tabiat ilahi, setelah sudah kamu lari berlepas dirimu daripada kebinasaan, jang dalam dunia ini oleh segala keinginan Maka sebab itu hendaklah sekarang kamu sangat meradjinkan dirimu akan menambahi pertjajamu itu dengan kebadjikan dan kebadjikan itu dengan pengetahuan, dan pengetahuan itu dengan pertarakan dan pertarakan itu dengan sabar dan sabar itu dengan ibadat, dan ibadat itu dengan kasih akan saudara-saudara dan kasih akan saudara-saudara itu dengan kasih akan orang sekalian. Maka kalau segala perkara ini adalah padamu, lagi bertambah-tambah, nistjaja tidak ditinggalkannja engkau hempa atau mandul dalam pengetahuan akan Tuhan kita Isa al-Maseh. Adapun orang jang tiada padanja segala perkara ini, maka butalah ia, tak dapat dipandangnja djauh, dan terlupalah ia akan pembasuhan dosanja jang dahulu itu. Maka sebab itu, hai saudara-saudara, hendaklah makin lebih kamu meradjinkan dirimu dalam meneguhkan hal kamu dipanggil dan dipilih itu, karena kalau kamu berbuat demikian, sekali-kali tidak lagi kamu akan tergelintjuh. Karena demikianlah dengan murahnja akan dikaruniakan kepadamu masuk kedalam keradjaan kekal Tuhan dan Djuruselamat kita Isa al-Maseh.” 2 Petrus 1 : 1—11.PN 249.2

    Kita hidup dalam dunia dimana terang dan pengetahuan bertambah-tambah, tetapi banjak orang jang mengaku beroleh kepertjajaan jang sama mau tinggal bodoh dengan sukanja sendiri. Terang ada sekelilingnja, tetapi mereka tidak menggunakan terang itu bagi dirinja sendiri. Ibu-bapa tidak melihat perlunja mentjahari penerangan bagi diri sendiri, memperoleh pengetahuan, dan menggunakan pengetahuan itu dalam hidupnja sebagai suami isteri. Kalau mereka menurut nasihat rasul itu, serta hidup dalam rentjana pertambahan, maka mereka tidak akan kekurangan buahbuah dalam pengetahuan tentang Tuhan kita Isa al-Maseh Tetapi banjak orang tidak mengerti akan pekerdjaan penjutjian itu. Me-PN 249.3

    1870, djilid 2, muka 471—478 (Satu Seruan Kepada Sidang). reka seolah-olah berpikir telah mentjapai kesana, ketika mereka telah mempeladjari peladjaran-peladjaran pertama dalam pertambahan itu. Penjutjian itu adalah suatu pekerdjaan jang makin madju; penjutjian itu tidak diperoleh dalam satu djam atau dalam satu hari, dan kemudian dipelihara dengan tiada usaha istimewa pada pihak kita.PN 249.4

    Banjak ibu-bapa tidak memperoleh pengetahuan jang wadjib diperolehnja dalam kehidupannja sebagai suami isteri. Mereka tidak berdjaga-djaga kalau-kalau Setan mengambil keuntungan atas mereka itu dan memerintahkan pikiran dan kehidupannja. Mereka tidak melihat bahwa Allah menuntut mereka itu supaja mengendalikan kehidupan mereka sebagai suami isteri dan mendjauhkan perbuatan-perbuatan jang terlalu. Tetapi hanja sedikit merasa hal itu sebagai kewadjiban agama untuk memerintahkan hawa-nafsu mereka. Mereka telah mempersatukan diri dalam perkawinan Kepada tudjuan pemilihan mereka sendiri, dan oleh sebab itu mengatakan bahwa perkawinan itu menjutjikan segala penurutan hawanafsu jang rendah. Meski laki-laki dan perempuan jang mengaku beribadat membiarkan sadja hawa-nafsunja dengan bebas, dan tidak pernah berpikir bahwa Allah menganggap mereka itu bertanggung djawab atas pengeluaran tenaga jang penting, jang melemahkan pegangan mereka atas hidup dan melemahkan seluruh susunan sjarafnja.PN 250.1

    Djandji perkawinan itu membungkus dosa-dosa jang paling hebat. Laki-laki dan perempuan jang mengaku beribadat merendahkan tubuh mereka oleh menuruti segala keinginan jang korrup, dan dengan demikian merendahkan dirinja lebih daripada binatangbinatang buas. Mereka menghinakan segala kuasa jang telah diberikan Allah kepadanja untuk dipeliharakan dalam kesutjian dan kemuliaan. Kesehatan dan hidup dikorbankan atas mezbah keinginan jang hina. Segala sipat jang” tinggi dan mulia dita’lukkan kepada ketjenderungan kebinatangan. Semua orang jang berdosa demikian tidaklah kenal akan akibat perbuatan mereka itu. Kalau kiranja semua dapat melihat banjaknja kesengsaraan jang didatangkannja atas dirinja sendiri oleh penurutan keinginannja jang djahat itu, mereka akan merasa gentar, dan sedikit-dikitnja sebahagian akan mendjauhkan dosa jang mendatangkan upah jang begitu ditakutkan itu. Kehidupan jang begitu melarat adalah mendjadi warisan suatu golongan manusia jang besar sehingga mereka akan lebih suka mati daripada hidup; dan banjak pula jang mati sebelum waktunja, hidup mereka dikorbankan dalam pekerdjaan hina menuruti dengan sangat segala hawa-nafsu kebinatangannja. Tetapi oleh karena mereka kawin dipikirnja mereka tidak membuat sesuatu dosa.PN 250.2

    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents