Loading...
Larger font
Smaller font
Copy
Print
Contents

Pustaka Roh Nubuat Djilid 1

 - Contents
  • Results
  • Related
  • Featured
No results found for: "".
  • Weighted Relevancy
  • Content Sequence
  • Relevancy
  • Earliest First
  • Latest First
    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents

    Fasal 35—Kesehatan Dan Agama

    Bahwa adalah orang jang otaknja berpenjakit, dan kepada mereka itu agama pun adalah seorang lalim, jang memerintahkan mereka itu dengan tongkat besi. Orang jang demikian selalu bermurung durdja karena sesuatu jang didjauhkan dari mereka dan berkeluh kesah atas kedjahatan jang disangka-sangkanja. Tjinta tidak ada dalam hatinja; mukanja selalu asam dan merengut. Mereka diseramkan oleh tertawa jang keluar dari tulus hatinja orang-orang muda atau dari siapa sadja. Mereka anggap semua usaha beristirahat dan permainan sebagai satu dosa dan merasa bahwa pikiran mestilah selalu dikerahkan sampai setegang-tegangnja. Inilah suatu hal jang terlalu. Orang lain berpikir bahwa pikiran mesti selalu bersedia untuk mentjahari permainan dan kesenangan jang baharu agar supaja memperoleh kesehatan badan. Mereka membiasakan diri bergantung kepada sesuatu jang menggembirakan, dan merasa gelisah kalau jang demikian tidak ada. Orang-orang jang demikian bukanlah orang Kristen jang benar. Mereka pun adalah pada pihak jang terlalu dalam djurusan jang lain.PN 166.1

    Azas-azas Kristen jang benar membuka kepada semua suatu sumber kegembiraan, jang tingginja, dalamnja, pandjangnja, dan lebarnja tak dapat diduga. Adalah jaitu al-Maseh dalam kita sebagai suatu mata air jang berpantjar-pantjar sampai kepada hidup jang kekal. Adalah jaitu suatu mata air jang mengalir terus menerus darimana orang Kristen dapat minum sesukanja dan tidak pernah mengeringkan mata air itu.PN 166.2

    Jang mendatangkan penjakit tubuh dan pikiran kepada hampir semua orang adalah perasaan jangtidak puas dan persungutan jang menjesalkan hati. Pada mereka tidak ada Allah, tidak ada pengharapan jang masuk sampai kedalam tirai, jang mendjadi kepada kita laksana sebuah sauh bagai njawa adanja, jang tetap dan teguh. Semua orang jang padanja ada harap ini akan menjutjikan dirinja sebagaimana Dia sutji adanja. Orang jang demikian adalah bebas dari pada kerinduan jang tidak berketentuan, persungutan, dan perasaan jang tidak senang; mereka tidak terus menerus mentjahari jang djahat ataupun merindu atas kesusahan jang ditjahari-tjaharinja sendiri. Tetapi kita melihat banjak orang jang mengalami masa kesukaran sebelum kesukaran itu sendiri sudah datang; ketjemasan ada tertjap atas segala wadjahnja; mereka seolah-olah tidak pernah mendapat penghiburan, melain-PN 166.3

    kan selalu mengharap-harap sesuatu bahaja jang hebat dan dahsjat.PN 166.4

    1867, djilid 1, muka 565, 566.PN 166.5

    * * * * *

    Orang jang demikian menghinakan Allah, dan mendatangkan malu kepada agama al-Maseh. Mereka tidak tjinta kepada Allah dengan sungguh, dan djuga tidak kepada teman-teman dan anakanaknja. Kasih mereka itu telah mendjadi tidak sehat. Tetapl permainan sia-sia tidak akan pernah memperbaiki pikiran orang jang demikian. Pada mereka perlu pengaruh Roh Allah jang mengobahkan hatinja agar supaja mereka dapat hidup senang.PN 167.1

    Belas kasih jang ada diantara pikiran dan tubuh sungguh besar. Kalau jang satu terkena bentjana, jang lain pun turut merasai. Keadaan pikiran banjak mempunjai pengaruh atas kesehatan segala peredaran tubuh. Kalau pikiran bebas dan gembira, dibawah keinsjafan perbuatan jang benar dan perasaan puas dalam pekerdjaan menjebabkan orang lain senang, hal itu akan mendjadikan suatu kegembiraan jang akan mendatangkan reaksi atas seluruh pergerakan badan, serta menjebabkan peredaran darah jang lebih banjak dan menjegarkan tubuh seluruhnja. Berkat Allah adalah suatu penawar, dan barang siapa jang berlimpah dalam memberkati orang orang lain akan mengalami berkat jang berbahagia itu dalam hati dan hidupnja. — 1876, djilid 4, muka 60, 61.PN 167.2

    * * * * *

    Agama jang terdapat dalam Kitab Sutji tidaklah mendatangkan bentjana kepada kesehatan tubuh atau pikiran. Pengaruh Roh Allah adalah obat jang paling baik jang dapat diterima oleh seorang jang sakit, baik laki-laki maupun perempuan. Bahwa sorga itu kesehatan segala-galanja, dan makin dalam pengaruh sorga itu diperoleh, makin pastilah kesembuhan orang sakit jang pertjaja itu. — 1872, djilid 3, muka 172.PN 167.3

    * * * * *

    Setanlah jang mendjadi biang keladi penjakit; maka dokter itupun sedang berperang melawan pekerdjaan dan kuasanja. Penjakit pikiran meradjalela dimana-mana. Sembilan persepuluh dari segala penjakit jang ditanggung oleh manusia beralas disini. Boleh djadi kesukaran-kehidupan rumah-tanggalah jang seperti penjakit kanker meremuk redamkan djiwa serta melemahkan segala tenaga hidup. Perasaan sebal oleh karena dosa kadang-kadang raerusakkan tubuh dan membikin pikiran kurang sehat. Ada djuga pengadjaran-pengadjaran salah, seperti pengadjaran tentang naraka jang bernjala-njala selama-lamanja serta siksaan jang kekal terhadap orang-orang djahat, sehingga oleh mengadakan pemandangan jang dilebih-lebihkan dan salah tentang tabiat Allah, telah mendatangkan akibat jang sama atas orang-orang jang halus pikirannja. Orang-orang jang tak pertjaja Allah telah banjak mendjadi korban jang malang ini, dengan mengatakan bahwa otak gila itu agama adanja; tetapi hal ini adalah suatu nistaan belaka, nistaan mana mereka tidak akan gemar menghadapi kelak. Agama al-Maseh, djauh daripada mendjadi sebab penjakit gila, adalah satu obat penjakit gila jang paling mudjarrab; karena adalah jaitu suatu hal jang tenangkan urat sjaraf. — 1885, djilid 5, muka 444,PN 167.4

    * * * * *

    Pikulan dosa, dengan segala keinginannja jang tidak pernah diam dan puas, adalah suatu sebab jang paling besar dalam segala penjakit jang dialami oleh orang jang berdosa. Al-Masehlah doktor jang jaling besar bagi djiwa jang sakit oleh dosa. Orangorang jang malang dan sengsara ini hanja perlu mendapat pengetahuan jang lebih njata tentang Dia jang kalau dikenal benar berarti hidup jang kekal. Mereka perlu diadjar dengan sabar dan lemah lembut tetapi dengan sungguh tentang bagaimana membukakan djendela djiwa serta biarkan tjahaja matahari tjinta Allall masuk untuk menerangkan segala kamar pikiran jang gelap itu. — 1881, djilid 4, muka 579.PN 168.1

    * * * * *

    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents