Loading...
Larger font
Smaller font
Copy
Print
Contents

Pustaka Roh Nubuat Djilid 1

 - Contents
  • Results
  • Related
  • Featured
No results found for: "".
  • Weighted Relevancy
  • Content Sequence
  • Relevancy
  • Earliest First
  • Latest First
    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents

    Buah-Buah Menuruti Hawa-Nafsu

    Tiada seorang dapat tjinta kepada isterinja dengan sungguh apabila si isteri itu dengan sabar menjerahkan diri hendak mendjadi hamba suaminja dan melajani segala hawa-nafsunja jang sudah rusak. Dalam penjerahannja jang diam-diam itu, maka ia pun kehilangan nilai jang pernah ada padanja dalam pemandangan si suami. Si suami melihat dia direndahkan daripada segala sesuatu jang meninggikan kepada suatu daradjat jang rendah; dan tidak lama ia pun tjuriga jang si isteri pun akan menjerah begitu sadja kalau dihinakan oleh orang lain daripada dirinja sendiri. Hukum Allah tidak diperdulikan. Kaum laki-laki tersebut adalah lebih djahat daripada orang-orang jang seperti binatang; adalah mereka itu iblis dalam rupa manusia. Mereka itu tidak mengetahui azas-azas jang meninggikan dan memuliakan dari tjinta jang benar dan sutji.PN 252.1

    Si isteri djuga mendjadi iri hati terhadap si suami dan menjangka kalau kiranja ada kesempatan tentu ia pun akan membajar kundjungannja kepada orang lain sama seperti kepada dirinja sendiri. Si isteri melihat bahwa si suami tidak dikendalikan oleh angan-angan hati atau takut kepada Allah; segala tembok penghalang jang sutji tersebut telah dirubuhkan oleh hawa-nafsu jang berapi-api; segala sesuatu jang bersifat ilahi pada pihak suami telah didjadikan hamba hawa-nafsu kebinatangan.PN 252.2

    Dunia adalah penuh dengan laki-laki dan perempuan sedjenis ini; dan rumah-rumah jang bersih, menarik, bahkan jang mahalmahal berisi suatu naraka didalamnja. Tjobalah pikirkan, kalau bisa, bagaimanakah nanti turunan ibu-bapa jang demikian itu! Apakah anak-anak itu tidak akan terdjerumus lebih rendah dalam daradjatnja? Ibu-bapa memberikan tjap tabiat kepada anak-anaknja. Oleh karena itu anak-anak jang lahir kepada ibu-bapa tersebut adalah mewarisi daripadanja segala sifat sifat pikiran jang berdaradjat rendah dan hina. Maka Setan mempertumbuhkan segala sesuatu jang tjenderung kepada kerusakan. Perkara jang harus diselesaikan sekarang jaitu: Apakah si isteri harus merasa terikat supaja menjerah dengan taatnja kepada segala tuntutan suaminja, apabila dia melihat bahwa. hanja hawa-nafsu jang rendah belaka menggenggam suaminja itu, dan apabila pikirannja jang sehat serta pertimbangannja ada jakin bahwa penjerahan jang demikian akan mendatangkan bentjana pada tubuhnja, jang telah diperintahkan Allah supaja dimiliki olehnja dalam kesutjian dan kemuliaan, untuk dipeliharakan sebagai suatu korban jang hidup bagi Allah?PN 252.3

    Bukanlah tjinta jang bersih dan sutji jang mengadjak si isteri untuk memuaskan segala keinginan kebinatangan suaminja atas pe- ngorbanan kesehatan dan hidupnja. Kalau si isteri mempunjai tjinta jang benar dan akal-budi, maka ia akan berusaha menjimpangkan pikiran suaminja daripada pekerdjaan memuaskan segala hawanafsunja kepada soal-soal kerohanian oleh membitjarakan tentang soal soal kerohanian jang menarik hati. Boleh djadi akan perlu mengandjurkan dengan rendah hati dan kasih sajang, bahkan hal itu akan mendatangkan perasaan kurang senang pada pihak suaminja, bahwa si isteri tidak dapat merendahkan tubuhnja oleh menjerah kepada persetubuhan jang melampaui batas. Haruslah si isteri, dengan tjara lemah lembut dan kasih sajang, mengingatkan kepada suaminja bahwa Allah ada mempunjai hak jang terutama dan jang tertinggi atas seluruh keadaannja, dan dia tidak dapat melalaikan hak ini, karena ia akan dianggap bertanggung djawab pada hari besar maha Tuhan. “Tak tahukah kamu bahwa tubuhmu itu rumah Rohu’lkudus, jang ada didalammu, dan jang telah kamu peroleh daripada Allah? Bahwa bukan kamu milikmu sendiri, karena telah kamu ditebus dengan besar harganja, sebab itu hendaklah kamu memuliakan Allah dengan tubuhmu dan dengan rohmu, jaitu milik Allah adanja.” 1 Korinti 6 : 19, 20. “Adapun kamu ini telah ditebus dengan besar harganja, makanja djangan kamu mendjadi hamba orang.” 1 Korinti 7 : 23.PN 252.4

    Kalau si isteri mau meninggikan kasih-sajangnja, dan dalam kesutjian dan kemuliaan memeliharakan deradjat kewanitaannja jang halus, seorang wanita dapat berbuat banjak oleh pengaruhnja jang tjerdik untuk menjutjikan suaminja, dan dengan demikian melaksanakan suruhannja jang tinggi. Dengan berbuat demikian, dia dapat menjelamatkan baik suaminja baik pun dirinja sendiri, dengan mana ia melakukan pekerdjaan jang dua kali ganda. Dalam perkara ini, jang begitu halus dan sukar mengurusnja, perlulah banjak akal-budi dan kesabaran, serta keberanian batin dan keteguhan hati. Kekuatan dan rahmat dapat diperoleh dalam permintaan doa. Tjinta jang tulus haruslah mendjadi azas jang mengendalikan hati. Tjinta kepada Allah dan tjinta kepada suami sadjalah jang dapat mendjadi alasan tindakan.PN 253.1

    Kalau si isteri mengambil keputusan bahwa suaminja ada berhak atas tubuhnja, dan merupakan pikirannja sesuai dengan pikiran si suami itu dalam segala hal, berpikir dalam saluran jang sama dengan dia, maka si isteri itu kehilangan keadaan perseorangannja; pen keadaannja sendiri djadi hilang, tertjampur dalam peri keadaan suaminja. Adalah ia suatu mesin belaka untuk digerakkan dan dikendalikan oleh kehendak suaminja, suatu machluk kesenangan hatinja. Si suami berpikir buat dia, mengambil keputusan buat dia, dan bertindak buat dia. Si isteri itu menghinakan Allah dalam mengambil kedudukan jang berserah ini. Padanja ada suatu kewadjiban dihadapan Allah jang wadjib dipeliharakannja.PN 253.2

    Apabila si isteri menjerahkan tubuh dan pikirannja kepada pemerintahan suaminja, dengan bersikap menurut sadja kepada kehendaknja dalam segala perkara, mengorbankan angan-angan hatinja, daradjatnja, bahkan peri hal keadaannja, maka ia pun kehilangan kesempatan untuk mengerahkan pengaruh untuk keba- djikan jang harus ada padanja untuk meninggikan suaminja. Dia dapat menghaluskan sifat suaminja jang keras itu, dan pengaruhnja jang menjutjikan itu dapat dikerahkan dalam suatu tjara untuk menghaluskan dan menjutjikan, memimpin dia supaja berusaha dengan tekun untuk mengendalikan segala keinginannja dan lebih berpikir-pikir tentang hal kerohanian, agar supaja mereka bersama boleh mendapat perolehan dalam tabiat ilahi, setelah sudah lari berlepas diri daripada kebinasaan jang dalam dunia ini oleh segala keinginan.PN 253.3

    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents