Loading...
Larger font
Smaller font
Copy
Print
Contents

Pustaka Roh Nubuat Djilid 1

 - Contents
  • Results
  • Related
  • Featured
No results found for: "".
  • Weighted Relevancy
  • Content Sequence
  • Relevancy
  • Earliest First
  • Latest First
    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents

    Mengindjak Daerah Setan

    Manusia fana jang tertipu berbakti kepada malaikat-malaikat djahat, dengan kepertjajaan bahwa mereka itulah roh sahabatsahabat mereka jang sudah mati. Perkataan Allah dengan tegas menjatakan bahwa orang jang sudah mati tidak lagi mempunjai bahagian dalam alam ini daripada segala sesuatu. Orang-orang jang pertjaja pada spiritisme berkata bahwa orang jang sudah mati itu mengetahui segala perkara jang dilakukan dalam alam ini, dan mereka itu berhubungan dengan sahabat-sahabatnja dalam dunia, memberikan keterangan jang amat berharga, serta melakukan mudjizat-mudjizat. “Orang mati tidak akan memudji Tuhan, demi- kian pun tidak segala orang jang telah turun kedalam tempat jang sunji.” Mazmur 115 : 17. Setan jang mengobahkan dirinja seolaholah seorang malaikat jang sutji, bekerdja dengan segala tipu kedjahatan. Setan jang dapat mengambil Anak Allah, jang sudah didjadikan kurang sedikit daripada segala malaikat, dan menempatkan Dia diatas menara kaabah, dan kemudian membawa Dia keatas satu gunung jang tinggi untuk menghadapkan kepadaNja segala keradjaan dunia, dapat mendjalankan kuasanja atas ke-luarga manusia, jang lebih rendah kekuatan dan akal-budinja dari pada Anak Allah, meskipun setelah Dia mengambil atas diriNja sifat manusia.PN 93.2

    Dalam zaman kedjahatan ini, Setan memerintahkan segala orang jang menjimpang daripada djalan jang benar serta berani mengindjak daerah djadjahannja. Dia menguasai orang jang demikian dengan suatu tjara jang menggemparkan sekali. Saja disuruh memeriksa perkataan jang berikut: “Menjinggarakan perkara jang belum dilihatnja, maka tjuma-tjuma djadilah sombong ia oleh akal dagingnja.” Kolosi 2 :18. Telah ditundjukkan kepada saja, bahwa sebahagian orang menuruti kesia-siaan hatinja serta tjampur tangan dengan iblis. Mereka sebetulnja tidak pertjaja pada spiritisme dan tentu akan merasa ketakutan sangat kalau mereka dikatakan orang-orang perantaraan Setan. Meskipun begitu mereka memberanikan diri serta menempatkan dirinja pada suatu kedudukan dimana Setan dapat mendjalankan kuasanja atas mereka itu. Orang-orang jang demikian itu tidak bermaksud hendak turut dengan sungguh dalam pekerdjaan ini, tetapi mereka tidak mengetahui apa jang dibuatnja. Mereka sedang memberanikan diri untuk mengindjak daerah iblis serta mentjobai dia supaja memerintahkan mereka itu. Pembinasa jang berkuasa ini menganggap mereka itu djarahannja jang sah serta mendjalankan kuasanja atas mereka itu, dan ini pun dilakukannja bertentangan dengan kemauan mereka itu. Ketika mereka ingin hendak memerintahkan dirinja, mereka tak dapat berbuat jang demikian lagi. Mereka telah menjerahkan pikirannja kepada Setan, dan ia pun tidak akan mau melepaskan segala haknja, melainkan tahan mereka itu dalam tawanan. Tiada satu kuasa jang dapat melepaskan orang jang tertipu itu melainkan kuasa Allah jang diberikan sebagai djawaban atas permintaan doa jang tekun dari pengikut-pengikutNja.PN 94.1

    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents