Loading...
Larger font
Smaller font
Copy
Print
Contents

Pustaka Roh Nubuat Djilid 1

 - Contents
  • Results
  • Related
  • Featured
No results found for: "".
  • Weighted Relevancy
  • Content Sequence
  • Relevancy
  • Earliest First
  • Latest First
    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents

    Fasal 53—Bagaimana Kita Patut Memeliharakan Hari Sabat?

    Allah rahmani dan rahimi. Segala perintahNja adalah tidak berat, setudju dengan kebadjikan dan kemurahan tabiatNja. Tudjuan hari Sabat jaitu supaja segala manusia boleh dibahagiakan. Manusia tidak didjadikan supaja sesuai dengan hari Sabat; karena hari Sabat telah diadakan setelah manusia didjadikan, untuk memenuhi segala keperluannja. Setelah Allah mendjadikan dunia ini dalam enam hari, berhentilah Ia dan sutjikan serta memberkati hari dimana Ia berhenti dari segala pekerdjaanNja, jang telah dikerdjakanNja. Allah mengasingkan hari jang istimewa itu untuk manusia supaja ia berhenti daripada usahanja, sehingga kalau ia memandang kepada bumi dibawah dan langit diatas, dapatlah ia mengenangkan bahwa Allah telah mendjadikan segala perkara ini dalam enam hari dan berhenti pada hari jang ketudjuh; dan su-paja kalau ia memandang kepada segala bukti ma’rifat Allah, hatinja boleh dipenuhi dengan tjinta dan hormat kepada Chaliknja.PN 262.1

    Agar supaja memeliharakan hari Sabat itu sutji, tidaklah perlu kita menguntjikan diri kita dalam rumah, tertutup daripada segala pemandangan jang indah-indah dalam kedjadian serta daripada hawa udara langit jang bersih dan menjegarkan. Sekali-kali kita tidak boleh membiarkan pikulan dan beban usaha dan perdagangan menjimpangkan pikiran kita pada hari Sabat Tuhan, jang telah disutjikan olehNja. Kita sekali-kali tidak boleh memikir-mikirkan perkara perkara duniawi. Tetapi pikiran tidaklah dapat disegarkan, dihidupkan, dan ditinggikan kalau terkurung hampir sepandjang waktu hari Sabat, mendengarkan chotbah-chotbah jang pandjang serta permintaan doa jang memenatkan dan sekedar rupa sadja. Maka hari Sabat Tuhan telah dipakaikan salah kalau dirajakan dengan begitu rupa. Maksud hari Sabat itu didjadikan tidak diperoleh. Hari Sabat itu telah didjadikan karena manusia, untuk mendjadi suatu berkat baginja oleh mendjauhkan pikirannja daripada pekerdjaannja setiap hari dan memikir-mikirkan segala kebadjikan dan kemuliaan Allah. Adalah perlu supaja umat Allah berhimpun untuk berbitjara tentang Dia, bertukar pikiran dan pengertian tentang segala kebenaran jang terdapat dalam SabdaNja, serta menggunakan sebahagian waktunja kepada permintaan doa jang sepatutnja. Tetapi segala waktu tersebut, meski pada hari Sabat sekali pun, djanganlah sekali-kali dibikin memenatkan oleh karena pandjangnja dan kurangnja penarik.PN 262.2

    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents