Loading...
Larger font
Smaller font
Copy
Print
Contents

Pustaka Roh Nubuat Djilid 1

 - Contents
  • Results
  • Related
  • Featured
No results found for: "".
  • Weighted Relevancy
  • Content Sequence
  • Relevancy
  • Earliest First
  • Latest First
    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents

    Tipu-daja Setan

    Setan telah mengarang tjerita-tjerita dongeng dengan mana ia menipu. Dia telah mulai berperang dalam sorga melawan alasan pemerintahan Allah, dan sedjak kekalahannja itu ia telah meneruskan pemberontakannja terhadap hukum Allah, serta telah membawa segala chalajak jang mengaku dirinja Kristen supaja mengindjak-indjak hukum jang ke-empat dibawah telapak kakinja, hukum mana adalah menarik perhatian kepada Allah jang hidup. Dia telah membongkar hari Sabat asli jang tertulis dalam Sepuluh Hukum, dan menggantikan itu dengan salah satu hari kerdja sepandjang minggu.PN 111.2

    Dusta besar jang pertama dia katakan kepada Hawa ditaman Eden, “Nistjaja tidak kamu akan mati” (Kedjadian 3:4), adalah chotbah jang pertama pernah diadjarkan tentang djiwa jang tidak mati. Chotbah tersebut mendapat hasil jang gemilang, dan akibatakibat jang dahsjat pun menjusul. Setan telah menarik pikiran supaja pertjaja kepada chotbah itu sebagai kebenaran, maka pendeta-pendeta pun mengadjarkannja, menjanjikannja, dan mendoakannja.PN 111.3

    Iblis tidak sesungguhnja ada dan pintu kasihan setelah kedatangan al-Maseh jang kedua kali, makin mendjadi tjerita2 dongeng jang amat disukai. Kitab Sutji dengan tegas menjatakan bahwa nasib tiap-tiap manusia sudah diputuskan untuk selama-lamanja pada waktu kedatangan Tuhan. Wahju 22:11, 12: “Barang siapa jang berbuat djahat biarlah ia berbuat djahat lagi, dan orang jang tjemar, biarlah ia berketjemaran lagi; dan orang jang benar, biarlah ia dibenarkan lagi; dan orang jang sutji itu, biarlah disutjikan lagi. Bahwa sesungguhnja dengan segera Aku datang dan pahalaKu pun adalah sertaKu akan membalas kepada tiap-tiap orang sekedar segala perbuatannja.”PN 111.4

    Setan telah mempergunakan segala tjerita dongeng tadi dengan sebaik-baiknja untuk menjembunjikan dirinja. Dia datang kepada manusia fana jang tjelaka dan tertipu oleh perantaraan spiritisme modern, jang tidak mengadakan pembatasan kepada orang-orang jang berpikiran daging, dan kalau didjalankan, mentjeraikan keluarga, menimbulkan tjemburu dan kedengkian, serta memberikan kebebasan kepada segala hawa nafsu jang paling menghinakan. Dunia mengetahui hanja sedikit sekali tentang pengaruh jang merusakkan dari spiritisme. Tirai sudah diangkat, dan banjak dari pada pekerdjaannja jang dahsjat sudah ditundjukkan kepada saja. Kepada saja telah ditundjukkan orang-orang jang telah mendapat pengalaman dalam spiritisme, tetapi telah lama tidak berbakti lagi kepadanja, dan mereka gentar ketika diingatnja bagaimana dekat mereka itu telah sampai dipinggir djurang kebinasaan. Mereka telah kehilangan kendali atas dirinja sendiri, dan Setan membikin mereka itu buat sesuatu jang mereka bentji. Tetapi meskipun orang-orang tersebut masih hanja mempunjai pengertian sedikit tentang spiritisme itu sebagaimana adanja. Pendeta-pendeta jang diilhamkan oleh Setan dapat memberikan pakaian kepada momok jang kedji ini dengan utjapan-utjapan jang amat berpengaruh, sembunjikan tjatjatnja, dan membikinkan dia tjantik kepada banjak orang. Tetapi hal itu datang langsung daripada kemuliaan Secaa jang kedjam itu, maka iapun menuntut hak untuk mengendalikan semua orang jang tersangkut-paut didalamnja, karena mereka itu teiah mengindjak daerah larangan, dan telah kehilangan perlindungan Chaliknja.PN 112.1

    Djiwa-djiwa tjelaka jang telah tertarik oleh karena utjapanutjapan jang menarik dari guru-guru spiritisme, dan telah menjerahkan diri kepada pengaruhnja, dan kemudian insjaf akan tabiatnja jang berbahaja itu, serta kepingin hendak meninggalkan dan lari daripadanja, tetapi tidak bisa. Setan memegang mereka itu oleh kuasanja, dan tidak mau melepaskan mereka itu. Diketahuinja betul bahwa mereka itu pasti djadi kepunjaannja selama mereka ada dalam kuasanja jang istimewa, tetapi kalau mereka dapat melepas-kan diri satu kali dari kuasanja, dia tidak pernah lagi dapat membawa mereka itu kembali pertjaja kepada spiritisme, dan menempatkan dirinja begitu langsung dibawah kuasanja.PN 112.2

    Satu-satunja djalan bagi djiwa jang tjelaka demikian untuk mengalahkan Setan, jaitu melihat perbedaan diantara segala kebenaran Kitab Sutji jang tulen dengan tjerita-tjerita dongeng. Seketika mereka mengaku segala tuntutan kebenaran, maka mereka menempatkan dirinja pada tempat dimana mereka dapat ditolong. Mereka harus minta dengan sungguh kepada orang-orang jang telah beroleh pengalaman agama, serta jang pertjaja pada segala perdjandjian Allah, untuk berseru kepada Penebus jang berkuasa itu untuk kepentingan mereka. Peperangan itupun akan berat sekali. Setan akan memperkuatkan malaikat-malaikatnja jang djahat jang berkuasa atas orang-orang tersebut; tetapi kalau orang-orang sutji Allah berpuasa dan minta doa dalam kerendahan hati, doa mereka itupun akan berhasil. Isa akan memerintahkan malaikat-malaikat jang sutji untuk melawan Setan, dan iapun akan diusir dan kuasanja dipatahkan atas orang-orang jang disiksa itu. Markus 9 :29: “Maka kataNja kepada mereka itu: Bahwa djenis ini tak boleh keluar oleh apa-apa, melainkan oleh meminta doa dan berpuasa.”PN 112.3

    Pendeta-pendeta geredja dunia tidak dapat melawan spiritisme itu dengan berhasil. Mereka tidak mempunjai suatu apapun dengan mana mereka melindungkan domba-dombanja daripada pengaruh jang djahat dari spiritisme. Banjak daripada akibat spiritisme jang menjedihkan akan tertanggung atas pendeta-pendeta pada zaman ini; karena mereka telah mengindjak-indjak kebenaran dibawah telapak kakinja, dan sebagai gantinja mereka telah memilih tjeritatjerita dongeng. Chotbah jang diadjarkan oleh Setan kepada Hawa tentang djiwa jang tidak mati — “Nistjaja tidak kamu akan mati” — mereka telah kuatkan pula dari atas mimbar; maka orang ba njak pun menerima hal itu sebagai kebenaran jang tulen dari Kitab Sutji. Itulah alasan spiritisme. Sabda Allah tidak mengadjarkan sepatah katapun bahwa djiwa manusia itu kekal adanja. Kekekalan itu adalah sifat Allah sadja. 1 Timotius 6 :16 : “Maka hanja Ia djuga jang mempunjai peri jang tidak berkematian dan Ia mengeduduki terang, jang tak dapat dihampiri, dan Iapun belum pernah dilihat orang atau boleh dilihat orang; maka kepadaNja djuga segala hormat dan kuasa sampai selama-lamanja. Amin.”PN 113.1

    Perkataan Allah, kalau dimengerti dengan betul serta dipakai dalam hidup, adalah suatu perlindungan terhadap spiritisme. Suatu naraka jang bernjala-njala selama-lamanja sebagaimana diadjarkan dari atas mimbar, dan dihadapkan selalu kepada orang banjak, menghinakan tabiat Allah jang begitu pemurah. Pengadjaran demikian menggambarkan Allah sebagai orang lalim jang sekedjamkedjamnja diseluruh alam sekalian. Pengadjaran umum jang tersebar dimana-mana ini telah menjesatkan banjak orang kepada pengadjaran jang mengatakan bahwa pada achirnja segala manusia akan mendapat selamat, hal tiada beragama, dan tidak pertjaja akan adanja Allah. Perkataan Allah itu tegas adanja. Adalah jaitu suatu rantai kebenaran jang lurus, serta akan ternjata mendjadi suatu djangkar kepada orang-orang jang mau menerima dia, meskipun kalau mereka itu harus mengorbankan segala tjerita dongeng jang dikasihinja itu. Hal itu akan menjelamatkan mereka itu daripada kesesatan jang dahsjat pada zaman jang berbahaja ini. Setan telah memimpin pikiran banjak pendeta dari berbagai sidang supaja bergantung dengan sekuat-kuatnja kepada segala kesalahan mereka jang sudah dipertjajai umum, sebagaimana dia telah memimpin orang-orang Jahudi dalam kebutaannja supaja bergantung terus kepada korban-korban mereka serta menjalibkan al-Maseh. Penolakan akan terang dan kebenaran membiarkan manusia itu tetap tertawan, jakni rakjat dari penipuan Setan. Makin besar terang jang ditolaknja, makin besarlah kelak kuasa penipuan dan kegelapan jang akan datang atas mereka itu.PN 113.2

    Kepada saja telah ditundjukkan bahwa umat Allah jang benar itulah garam bumi dan terang dunia ini. Tuhan Allah menuntut pertumbuhan jang terus-menerus daripada mereka itu dalam pengetahuan akan kebenaran, serta dalam djalan kesutjian. Baharulah kelak mereka itu mengetahui kedatangan Setan, dan dalam ke-kuatan Isa mereka akan menolak dia. Setan akan memanggil bantuan dari berlaksa-laksa malaikatnja untuk melawan kemadjuan satu djiwa sekalipun, dan, kalau mungkin. merampas djiwa itu daripada tangan al-Maseh.PN 114.1

    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents