Loading...
Larger font
Smaller font
Copy
Print
Contents

Pustaka Roh Nubuat Djilid 1

 - Contents
  • Results
  • Related
  • Featured
No results found for: "".
  • Weighted Relevancy
  • Content Sequence
  • Relevancy
  • Earliest First
  • Latest First
    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents

    Fasal 26—Dua Makota.

    Dalam chajal jang diberikan kepada saja di Battle Creek, Michigan, pada tanggal 25 Oktober 1861, sudah ditundjukkan kepada saja dunia ini dalam keadaan gelap dan suram. Malaikat itu berkata: “Lihatlah dengan teliti!” Lantas ditundjukkanlah kepada saja manusia diatas dunia. Sebahagian dikelilingi oleh malaikat-malaikat Allah, sebahagian lagi dalam gelap gulita, dikelilingi oleh malaikatmalaikat djahat. Saja melihat sebuah tangan terkedang dari sorga, memegang suatu tongkat keradjaan daripada emas. Diatas tongkat keradjaan itu ada sebuah makota jang digubahi dengan mutiara. Tiap-tiap mutiara mengeluarkan suatu terang jang berkilau-kilauan dan terang, serta indah permai. Terukir pada makota itu adalah perkataan jang berikut : “Semua orang jang memperoleh saja gembira adanja, dan akan mendapat hidup jang kekal.”PN 117.1

    Dibawah makota ini adalah lagi suatu tongkat keradjaan jang lain, dan diatasnja ditempatkan sebuah makota, ditengah-tengah makota mana ada permata, emas, dan perak, menjinarkan sesuatu tjahaja. Tulisan pada makota ini berbunji: “Harta-harta dunia. Kekajaan itulah kuasa. Semua jang memperoleh saja mendapat kehormatan dan nama.” Saja melihat begitu banjak orang jang berlomba-lomba hendak memperoleh makota ini. Mereka itu semua bersuara ribut-ribut. Sebahagian dari mereka itu seolah-olah sudah lupa ingatan oleh karena keinginannja jang keras. Mereka akan mendesak satu sama lain, mendesak kebelakang orang-orang jang lebih lemah dari mereka sendiri, serta mengindjak-indjak orang2 jang telah terdjatuh oleh karena tergopoh-gopoh. Banjak jang menggenggam dengan girangnja segala harta-benda dalam makota itu dan memegangnja dengan kuat-kuat. Kepala sebahagian sudah putih seperti perak, dan wadjah mukanja pun berkerut-kerut oleh karena ketjemasan dan kechawatiran. Keluarga mereka sendiri, jang sedarah sedaging dengan mereka, tidak diperdulikannja; tetapi makin mereka dipandang dengan wadjah muka jang minta kasihan, makinlah keras mereka itu memegang hartanja, seolah-olah ketakutan kalau-kalau pada suatu saat jang kurang hati-hati mereka bisa kehilangan sedikit harta, atau terbudjuk untuk membagikannja. Mata mereka jang tjemas itu seringkali ditudjukan atas makota duniawi itu, serta menghitung dan menghitung lagi kekajaan jang didalamnja.PN 117.2

    Wadjah kemiskinan dan kemelaratan kelihatan dalam orang banjak itu, dan memandang dengan rindunja kepada harta-benda jang didalamnja, serta menjingkir dengan putus asa ketika orangorang jang lebih kuat mengalahkan serta menghalaukan orangorang jang lebih lemah. Meskipun begitu mereka masih belum sadja mau menghentikan usahanja, melainkan dengan beribu-ribu orang lain jang bertjatjat, sakit-sakit, serta tua, mereka berusaha men1862, djilid 1, hal. 347—353. desak madju kepada makota dunia itu. Sebahagian mati dalam usahanja hendak mentjapai makota itu. Sebahagian lagi djatuh pada saat mereka sudah hampir hendak memegangnja. Banjak lagi jang sudah memegang makota itu ketika mereka djatuh. Majat manusia tersebar diatas tanah, tetapi terus sadja orang banjak itu mendesak, mengindjak-indjak orang-orang jang djatuh serta mati dari antara teman-temannja. Tiap-tiap orang jang dapat mentjapai makota itu mempunjai satu bahagian didalamnja, dan diberikan tempik-sorak jang kuat oleh orang-orang jang turut ambil perhatian dan berdiri pada tempat sekelilingnja.PN 117.3

    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents