Loading...
Larger font
Smaller font
Copy
Print
Contents

Pustaka Roh Nubuat Djilid 1

 - Contents
  • Results
  • Related
  • Featured
No results found for: "".
  • Weighted Relevancy
  • Content Sequence
  • Relevancy
  • Earliest First
  • Latest First
    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents

    Lapuk Kekikiran

    Dosa jang dimandjakan seluas-luasnja, dan jang mentjeraikan kita daripada Allah serta menimbulkan begitu banjak ketjederaan rohani, jaitu kekikiran. Tidaklah ada hal kembali kepada Allah ketjuali oleh penjangkalan diri. Oleh diri kita sendiri kita tidak dapat berbuat suatu apapun; tetapi oleh Allah jang mengkuatkan kita, dapat kita hidup untuk berbuat kebadjikan kepada orang-orang lain, dan dengan djalan demikian menghindarkan dosa kekikiran. Kita tidak perlu pergi kenegeri orang kapir untuk mengatakan keinginan hati kita hendak menjerahkan semuanja kepada Allah dalam satu kehidupan jang berguna dan tidak mementingkan diri sendiri. Kita harus berbuat jang demikian dalam sekeliling keluarga, dalam geredja, diantara orang-orang dengan siapa kita bergaul dan dengan siapa kita mengadakan perhubungan dagang. Ditengah-tengah segala kehidupan kita sehari-hari itulah tempat dimana diri harus disangkal dan dita’lukkan. Rasul Paul dapat mengatakan: “Aku mati pada sebilang hari.’’ Kematian kepada diri sendiri pada sebilang hari inilah dalam segala kehidupan kita jang ketjil-ketjil sekalipun jang mendjadikan kita pahtawanpahlawan. Haruslah kita melupakan diri dalam keinginan hendak berbuat kebadjikan kepada orang-orang lain. Pada umumnja kekurangan tjinta kepada orang lain ini adalah sangat njata. Ganti melakukan kewadjibannja setiap hari dengan setia, mereka malahan mentjahari kesenangan dirinja sendiri.PN 193.1

    Allah dengan njata memesankan kepada semua pegikutNja suatu kewadjiban untuk memberkati orang-orang lain dengan pengaruh dan kekajaan mereka, serta mentjahari akal budi dari Dia jang akan menjanggupkan mereka itu membuat segala perkara jang dapat dibuatnja untuk meninggikan segala pikiran dan tjitatjita orang jang datang dalam lingkungan pengaruh mereka itu. Dalam berbuat kebadjikan kepada orang-orang lain, maka mereka akan mengalami suatu kepuasan hati jang manis, suatu perdamaian dalam hati jang akan mendjadi suatu upah jang tjukup. Apabila digerakkan oleh suatu keinginan jang tinggi dan mulia supaja berbuat kebadjikan kepada orang-orang lain, mereka akan mendapat kesukaan jang benar dalam penglaksanaan jang setia dari segala kewadjiban hidup jang beraneka warna itu. Hal inipun akan mendatangkan lebih daripada upah dunia ini; karena tiap-tiap pelaksanaan kewadjiban jang setia dan tidak mementingkan diri sendiri adalah ditjamkan oleh malaikat-malaikat dan bersinar-sinar dalam tjatatan hidup. Dalam sorga seorang pun tidak akan memikirkan diri sendiri, ataupun mentjahari kesenangan hatinja sendiri; melainkan semua, oleh kasih jang sutji dan tulen, akan men-tjahari kesenangan machluk-machluk sorga jang ada sekelilingnja. Kalau kita ingin hendak bersuka dalam pergaulan masarakat sorga dalam dunia jang dibaharukan itu, kita pun mestilah diperintahkan oleh azas-azas sorga sementara didunia ini.PN 193.2

    Tiap-tiap perbuatan hidup kita mempengaruhi orang-orang lain kepada jang baik atau jang djahat. Pengaruh kita adalah menudjukan keatas atau menudjukan kebawah; adalah jaitu dirasai, ditiru, dan sedikit banjaknja diperbuat kembali oleh orang-orang lain. Kalau oleh teladan kita membantu orang-orang lain dalam pertumbuhan azas azas jang baik, kita memberikan mereka itu kuasa untuk berbuat kebadjikan. Pada pihaknja mereka itu mengkerahkan pengaruh jang berfaedah atas orang-orang lain, dan dengan demikian beratus-ratus dan beribu-ribu dipengaruhi oleh pengaruh kita jang tidak dengan sengadja itu. Kalau kita oleh segala perbuatan kita memperkuat atau dorong menggiatkan segala kekuasaan djahat jang ada pada orang jang sekeliling kita, kita pun turut berdosa dengan mereka itu, dan akan memberikan perhitungan kelak akan segala kebadjikan jang kita boleh perbuat kepada mereka itu dan hal itu kita lalaikan, karena kita tidak mendjadikan Allah kekuatan kita, pemimpin kita, penasihat kita.PN 194.1

    * * * * *

    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents