Loading...
Larger font
Smaller font
Copy
Print
Contents

Pustaka Roh Nubuat Djilid 1

 - Contents
  • Results
  • Related
  • Featured
No results found for: "".
  • Weighted Relevancy
  • Content Sequence
  • Relevancy
  • Earliest First
  • Latest First
    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents

    Fasal 57—Otak Jang Tidak Sehat

    Allah telah mengamanatkan kepada masing-masing kita amanat-amanat sutji, buat mana kita dianggap bertanggung djawab. Adalah maksud Tuhan supaja kita mendidik otak kita begitu rupa sehingga kita sanggup mendjalankan segala talenta jang telah diberikan itu dengan satu djalan dimana dapat dilaksanakan kebadjikan jang sebesar-besarnja dan membajangkan kemuliaan Pemberi itu. Kita berhutang kepada Allah buat segala keadaan otak. Segala kekuasaan ini dapat dipertumbuhkan, dan ditudjukan dan dikendalikan dengan begitu rupa sehingga dapat melaksanakan maksud buat mana segala kekuasaan itu diberikan. Adalah kewadjiban untuk mendidik otak begitu rupa sehingga dikerahkan segala tenaga djiwa dan pertumbuhkan segala kekuasaan. Apabila segala kekuasaan berada dalam latihan, pengertian akan dikuatkan, dan maksud buat mana segala kekuasaan itu diberikan akan dilaksanakan.PN 274.1

    Banjak orang tidak melakukan kebadjikan jang sebanjak-banjaknja karena mereka melatih pengertian dalam satu djurusan dan melalaikan perhatian jang teliti terhadap segala perkara buat mana mereka berpikir dirinja tidak disesuaikan. Dengan demikian dibiarkanlah berbagai kekuasaan otak jang lemah terpendam Karena pekerdjaan jang patut memakar tenaga itu, dan oleh mana kuasa itu diberikan kekuatan pula, tidak senang adanja. Segala kekuasaan otak haruslah dilatih, segala kekuasaan itu dipertumbuhkan. Pengertian, pertimbangan, ingatan, dan segala kuasa berpikir haruslah mempunjai kekuatan jang sama agar supaja otak itu sehat adanja.PN 274.2

    Kalau beberapa kekuatan otak digunakan dan sebahagian dilalaikan, maka maksud Allah tidaklah dilaksanakan dengan sempurna dalam kita; karena semua kekuasaan otak adalah mempunjai tudjuan dan sebahagian besar tergantung atas satu sama lain. Jang satu tidak dapat digunakan dengan sempurna dengan tiada menggunakan semuanja, agar supaja keseimbangan itu dapat dipelihara dengan sebaik-baiknja. Kalau semua perhatian dan tenaga diberikan kepada satu kuasa, sementara jang lain-lain tidak berbuat suatu apa, maka pertumbuhan itupun kuatlah pada kuasa jang satu tadi dan akan berachir pada keadaan jang berlebihan, karena semua kekuasaan telah tidak dipertumbuhkan. Sebahagian orang telah dikerdilkan otaknja dan tidak mempunjai imbangan jang betul. Sudah barang tentu bahwa otak semua orang tidak dirupakan sama. Pada kita ada otak jang beraneka-warna; sebahagian orang kuat dalam berbagai hal dan lemah dalam hal-hal jang lain. Segala kekurangan ini, jang njata betul kelihatan, tidak perlu dan seharusnja djangan ada. Kalau kiranja jang mempunjai otak de-PN 274.3

    1872, djilid 3, muka 32—36. mikian mau memperkuat fasal-fasal kelemahan tadi dalam tabiatnja oleh mempertumbuhkan dan latihan, jaitu akan mendjadi kuat.PN 274.4

    Adalah menjenangkan, tetapi tidak paling berfaedah, untuk melatih segala kekuatan jang memang paling kuat, sedangkan kita melalaikan hal-hal jang lemah, tetapi jang perlu dikuatkan. Sifatsifat jang paling lemah harus mendapat perhatian jang teliti, agar supaja segala kekuasaan otak dapat mempunjai keseimbangan jang sehat dan semua melakukan kewadjibannja seperti satu mesin jang teratur baik. Kita bergantung atas Allah buat pemeliharaan segala kekuasaan otak kita. Orang-orang Kristen mempunjai kewadjiban terhadap Tuhan supaja mendidik otak begitu rupa sehingga segala sifat-sifat otak dapat diperkuat dan dipertumbuhkan dengan lebih sempurna. Kalau kita lalai melakukan ini, maka kekuasaan otak itu tidak akan pernah melaksanakan maksud buat mana segala kekuasaan itu dimaksudkan. Kita tidak berhak melalaikan sesuatu daripada kuasa jang Tuhan telah berikan pada kita. Kita melihat orang-orang jang gila satu perkara sadja dimana-mana. Mereka itu seringkali siuman atas segala soal ketjuali satu. Hal ini telah terdjadi oleh karena satu anggota otak telah dilatih dengan setjara luar biasa sementara jang lam-lain dibolehkan diam-diam. Anggota jang selalu dipergunakan itu achirnja mendjadi penat dan sakit, maka orang itu mendjadi sakit otak. Allah tidak dipermuliakan oleh kelakuan jang demikian. Kalau kiranja ia melatih segala kuasa otaknja dengan perlakuan sama, tentu semuanja akan mendapat pertumbuhan jang sehat, segala pekerdjaan itu tidak akan ditimpakan atas satu alat sadja, dan oleh karena itu tidak ada alat jang akan djadi rusak.PN 275.1

    Pendeta-pendeta haruslah berhati-hati, kalau-kalau mereka membantutkan segala maksud-maksud Allah oleh rentjana mereka sendiri. Mereka adalah dalam bahaja mempersempitkan pekerdjaan Allah, serta membatasi usaha mereka kepada berbagai daerah jang tertentu, dan tidak mempertumbuhkan perhatian istimewa kepada pekerdjaan Allah dalam segala tjabang-tjabangnja. Ada pendetapendeta jang memusatkan segenap pikiran atas suatu soal dengan menjebelahkan soal-soal lain jang boleh djadi sama pentingnja djuga. Adalah mereka itu berpikiran satu sadja. Segala kekuasaan tubuhnja dikerahkan atas soal diatas mana pikiran itu dilatih pada waktu itu. Segala pertimbangan jang lain sudah lenjap dari pemandangan. Soal jang digemari itulah jang mendjadi isi pikiran mereka dan pokok pembitjaraannja. Segala bukti jang mempunjai arti atas soal itu ditangkap dengan segera dan digunakan, serta dipikir-pikirkan dengan pandjang lebar sehingga orang-orang lain merasa penat mengikutinja.PN 275.2

    Waktu seringkali habis dalam menerangkan soal-soal jang sesungguhnja tidak penting, hal mana harus diambil sebagaimana adanja dengan tidak perlu memberikan bukti; karena adalah jaitu njata dengan sendirinja. Tetapi soal-soal jang sungguh dan penting haruslah diterangkan dan ditegaskan dengan segala kekuatan bitjara dan bukti. Kuasa memusatkan pikiran atas satu soal dengan menjebelahkan semua soal-soal lain adalah baik dalam suatu hal; tetapi latihan terus menerus atas kekuasaan jang satu ini meletihkan segala alat-alat jang dipakai untuk melakukan pekerdjaan tersebut; hal itu memberatkan terlalu alat-alat itu, maka akibatnja adalah kelalaian untuk melaksanakan kebadjikan jang sebanjakbanjaknja. Keletihan jang terutama datang pada satu susunan alatalat, sementara jang lain tidak bekerdja suatu apa. Dengan demikian otak itu tidaklah dapat dilatih dengan sehat, dan sebagai akibatnja, hidup pun dipendekkan.PN 275.3

    Segenap kekuasaan otak haruslah menanggung sebahagian daripada usaha itu, bekerdja dengan selaras, berseimbangan satu sama jang lain. Barang siapa jang memusatkan segenap kuasa pikirannja kedalam satu soal adalah mempunjai kekurangan dalam soal-soal lain, oleh karena segenap kekuatan otak tidak dipertumbuhkan sama. Soal jang sedang dihadapi mereka itu mengikat perhatiannja, dan mereka dipimpin lebih lama lebih djauh, dan makin bertambah-tambah dalam didalam perkara itu. Mereka melihat pengetahuan dan terang ketika mereka makin bertambah perhatian dan terhisap. Tetapi hanjalah beberapa orang lain jang dapat mengikuti mereka ketjuali mereka itu telah memperhatikan soal tersebut dengan perhatian jang sama dalamnja. Adalah bahaja bagi orang jang demikian itu membadjak, serta menanamkan bibit kebenaran itu begitu dalamnja, sehingga tangkai jang lembut dan berharga itu tidak dapat mentjapai muka tanah.PN 276.1

    Terlalu banjak pekerdjaan berat jang tidak perlu seringkali dihabiskan dan tidak akan pernah mendapat penghargaan. Kalau kiranja orang-orang jang mempunjai pemusatan pikiran ini mempertumbuhkan kekuasaan tersebut dengan melalaikan kekuasaan lain-lain, mereka tidak dapat mempunjai suatu otak jang selaras atau seimbang. Adalah mereka itu seperti satu mesin dimana hanja satu susunan roda jang bekerdja pada satu ketika. Sementara beberapa roda atau djentera sedang berkarat oleh karena tidak dipakai, djentera-djentera lain sedang mendjadi rusak oleh karena terpakai selalu. Manusia jang mempertumbuhkan satu atau dua kekuasaan otak, dan tidak melatih semua kekuasaan dengan sama, tidak dapat melaksanakan separuh kebadjikan dalam dunia ini jang telah dimaksudkan Allah harus mereka perbuat. Adalah mereka itu berat sebelah; hanja separuh kuasa jang telah diberikan Allah itu kepadanja telah digunakan, sementara jang separuh lagi dibiarkan berkarat karena tidak bergerak.PN 276.2

    Kalau kiranja otak jang demikian ini mempunjai satu pekerdjaan istimewa, dimana dituntut perhatian saksama, mereka tidak harus melatih segala kuasanja atas perkara jang satu itu dengan menjebelahkan segala perhatian jang lain-lain. Sementara mereka mendjadikan soal jang sedang dihadapinja sebagai soal jang terutama, tjabang-tjabang lain dari pekerdjaan itu haruslah menerima sebahagian daripada waktunja. Inilah akan lebih baik bagi mereka sendiri pada chususnja dan bagai pekerdjaan itu seluruhnja pada umumnja. Satu tjabang pekerdjaan tidak patut mendapat perhatian penuh dan melalaikan jang lain semuanja.PN 276.3

    Dalam segala tulisannja sebahagian orang perlu terus-menerus didjagakan supaja mereka djangan membikin soal-soal jang terang mendjadi gelap, oleh membungkus soal-soal tersebut dengan banjak kenjataan jang tidak akan membangunkan perhatian pembatja. Kalau mereka bitjara pandjang lebar atas soal-soal, dengan memberikan segala keterangan jang dengan sendirinja timbul dalam pikiran, maka pekerdjaan mereka itu hampir hilang pertjuma. Perhatian pembatja tidak akan tjukup dalam untuk mengikuti soal itu sampai habis. Soal-soal jang paling penting dalam kebenaran boleh didjadikan samar-samar oleh memberikan perhatian kepada tiaptiap soal jang ketjil-ketjil. Banjak perkara diterangkan; tetapi pekerdjaan jang telah memakan begitu banjak waktu tidaklah tjukup diperhitungkan untuk melaksanakan kebadjikan sebanjak-banjaknja, oleh membangunkan perhatian umum.PN 277.1

    Pada zaman ini, dimana tjerita-tjerita dongeng jang menarik sedang mengambang keatas dan menarik perhatian, kebenaran jang dihadapkan dalam tjara jang menarik, diperkuat dengan beberapa bukti jang kuat, adalah lebih baik daripada mentjahari serta menghadapkan bukti jang terlalu banjak; karena soal itu tidaklah akan begitu njata dalam pikiran banjak orang seperti sebelum segala bantahan dan bukti bukti dihadapkan kepada mereka. Kepada banjak orang, utjapan-utjapan sadja lebih berpengaruh daripada kenjataan-kenjataan jang pandjang-pandjang. Mereka menerima segala sesuatu dengan pertjaja sadja. Bukti tidak berguna kepada soal itu dalam pikiran orang-orang jang demikianPN 277.2

    * * * * *

    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents